Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Riska Herdiana, mahasiswi Universitas Bina Darma Palembang yang menjadi korban selasar BEI ambruk ternyata sedang membuat vlog ketika lantai yang diinjaknya tiba-tiba runtuh. Para korban selasar BEI ambruk itu mencapai 72 orang, sebagian mengalami patah kaki dan harus dioperasi.
Riska menuturkan dia merekam kemegahan Tower II Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) lewat ponsel pintar pada Senin siang, 15 Januari 2018. Wanita berusia 21 tahun itu tergabung dalam rombongan mahasiswa Universitas Bina Dharma (UBD) Palembang yang sedang kunjungan industri ke sana. Namun selang beberapa detik, selasar tempat ia dan teman-temannya berdiri, ambruk.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Saya saat itu lagi bikin vlog perkenalan gedung BEI. Ini loh bursa efek gedungnya bagus. Tetapi tidak lama setelah itu langsung terjun ke bawah," kata Riska saat ditemui Tempo di Ruang 3017 C Rumah Sakit Siloam, Jakarta Selatan, Selasa 16 Januari 2018.
Baca: Selasar BEI Ambruk, Tiga Penyebab Menurut Pakar Konstruksi
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kamera ponsel yang digunakan Riska untuk merekam, hilang. Selain ponsel, barang-barang Riska seperti sepatu dan tas juga ikut hilang.
Ketika mengingat kembali momen saat selasar BEI ambruk, mahasiswi jurusan akuntansi tersebut mengatakan dirinya seperti di dalam adegan film. Riska terjatuh dalam posisi berdiri karena kedua kaki yang pertama kali menyentuh lantai dasar gedung BEI. Usai terjatuh, Riska tertindih oleh dua orang temannya.
Kondisi tersebut menyebabkan dirinya mengalami cedera parah di bagian kaki. Betis kanannya patah sedangkan kaki kirinya retak.
Terdengar teriakan minta tolong dari mana-mana. Gedung BEI saat itu penuh dengan pecahan kaca dan dan material bangunan.
Ia mendengar teman-temannya meneriakkan takbir. Riska saat itu hanya bisa berzikir dan menyebut nama Tuhan. Pandangannya tertutup kepulan debu tebal yang memenuhi Tower II BEI.
"Saya langsung dibopong ke luar gedung oleh petugas keamanan," ujarnya.Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Muhammad Nasir menjenguk salah seorang korban runtuhnya selasar Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta Selatan, Selasa 16 Januari 2018. TEMPO/Alfan Hilmi.
Ketika berada di luar, Riska kemudian dipanggilkan taksi oleh salah seorang petugas keamanan. Beberapa saat kemudian taksi tiba di depan halte BEI. Ia dan seorang temannya dibopong ke taksi tersebut menuju RS Siloam, Jakarta Selatan.
Riska trauma dengan kejadian yang ia rasakan kemarin. Pada malam setelah insiden itu, pikirannya sering terbayang dirinya terjatuh dari ketinggian. "Kemarin ke ruangan perawatan ini kan naik lift ke lantai 25 rumah sakit. Saya masih membayangkan saya akan jatuh," ujarnya.
Sebagian peserta rombongan mahasiswa Universitas Bina Darma Pelembang baru pertama kali berkunjung ke Jakarta. Di Jakarta mereka hanya akan mengunjungi gedung BEI. Selain di Jakarta, rencananya mereka juga akan melakukan studi banding ke beberapa kota lain yakni Bali, Lombok, Malang Yogyakarta dan Lampung. Acara studi banding tersebut rencananya berlangsung 12 hari ke depan.