Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Maju-Mundur Kilang Masela

29 Februari 2016 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PERSETERUAN antara Menteri Koordinator Maritim Rizal Ramli dan Menteri Energi Sudirman Said belum berakhir. Setelah silang pendapat tentang Freeport, kali ini kedua menteri beradu argumen mengenai pembangunan kilang gas alam cair di Lapangan Gas Abadi, Masela, Maluku. Sudirman mendukung pembangunan kilang lepas pantai (offshore). Rizal condong ke pembangunan kilang di darat (onshore).

Kementerian Energi telah menyetujui skenario kilang gas terapung yang disodorkan BPH Migas-SKK Migas saat itu-pada 2010. Rencana pengembangan-plan of development (POD)-harus direvisi setelah ditemukan cadangan baru gas alam cair tiga tahun kemudian. Persetujuan terhadap POD hasil revisi inilah yang memunculkan perdebatan. Beberapa menteri sempat terbelah ke kubu offshore dan onshore.

Kubu offshore mengacu pada hasil studi konsultan independen asal Inggris, Poten & Partners. Adapun Rizal Ramli menggantungkan argumentasinya antara lain pada hitung-hitungan Tim Fortuga (Forum Tujuh Tiga)-kumpulan alumnus angkatan 1973 Institut Teknologi Bandung, yang banyak berkiprah di industri pertambangan minyak dan gas bumi.

Kronologi Perencanaan Blok Masela

16 November 1998
Inpex Corporation mengantongi izin eksplorasi dan eksploitasi Blok Masela hingga 2028 (30 tahun).

Desember 2010
Rencana pengembangan (POD) disodorkan ke BPH Migas (SKK Migas waktu itu) dengan skenario kilang gas terapung-floating liquefied natural gas (FLNG)-atau offshore dengan produksi 2,5 mtpa (juta ton per tahun). Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral meneken proposal tersebut.

2013-2014
Penemuan cadangan baru dari 6,7 menjadi 10,73 tcf (triliun kaki kubik).

10 September 2015
SKK Migas menyerahkan rekomendasi revisi POD kepada Menteri Energi Sudirman Said, yakni skenario kilang di laut atau FLNG dengan produksi 7,5 mtpa.

Oktober 2015
Menteri Koordinator Maritim dan Sumber Daya Rizal Ramli menuding kilang gas terapung buang-buang duit dan meminta SKK Migas mengkaji ulang rencana pengembangan Blok Masela.

November-Desember 2016
Poten & Partners, konsultan independen asal Inggris, melakukan studi pengelolaan gas di Lapangan Gas Abadi, Masela. Hasilnya, Lapangan Gas Abadi lebih menguntungkan dikembangkan dengan skema kilang terapung.

29 Desember 2015
Menteri Rizal Ramli mengajukan peninjauan ulang dan mengusulkan perubahan skenario kilang terapung menjadi kilang di darat dalam rapat kabinet terbatas. Tujuh menteri mendukung skema onshore.

1 Februari 2016
Rapat kabinet terbatas kedua digelar. Empat dari tujuh menteri pendukung onshore beralih mendukung skema offshore. Presiden belum membuat keputusan.

2018
Inpex memutuskan final investment decision (keputusan investasi akhir).

2018-2024
Tahap konstruksi kilang.

2024
Mulai produksi.

Jumlah Penduduk (Jiwa)| Jumlah Desa
Pulau Babar8.640| 9
Pulau Selaru11.488| 6
Pulau Yamdena34.725| 40
Pulau Aru84.138| 9

Jarak
Blok Masela-Kabupaten Maluku Barat Daya 130 km
Blok Masela-Kabupaten Maluku Tenggara Barat 95 km
Blok Masela-Kabupaten Kepulauan Aru 475 km
Blok Masela-Kabupaten Maluku Tenggara 430 km
Blok Masela-Darwin (Australia) 360 km

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus