Maling jadi juara lari

DALAM acara peringatan proklamasi tahun ini, Swarno Sakeh alias No Sakeh -- seperti beberapa tahun lalu -- kembali menjagoi lomba lari 7 km, di tingkat Kecamatan Prambon, Nganjuk, Jawa Timur. Pemuda 20 tahun warga Desa Watudandang ini menyisihkan sekitar 200 lawan. Dua hari kemudian ia menerima hadiah. Semula dibayangkannya hadiah itu bakal dapat memperbaiki hidupnya yang dikenal sebagai bromocorah kelas teri. Ternyata yang didapatnya hanya handuk dan baju kaus. Handuk segera dililitkannya ke kepala, sedang baju kaus langsung dicabik-cabiknya. Sementara kepada kawan-kawannya dia sempat buang omongan: ingin jadi pencuri lagi. Tak panjang cerita, menjelang akhir Agustus lalu No ditemukan tewas. Dua lubang peluru menembus tubuhnya yang terjungkal di sungai kering. Tangannya masih diborgol, di kepalanya masih melilit handuk itu. Kabarnya dia dituduh mencuri sepeda milik anak pensiunan polisi. Riwayat No Sakeh sebagai maling dibenarkan Muhajir -- kepala desa itu. "Larinya memang cepat," katanya membanggakan warganya yang jago lari itu. "Mungkin karena punya aji maling," tambahnya. Atau karena memang terlatih lari.