INI baru kumpul kebo yang beneran. Gangsar, 43, penduduk Desa Padamara, Purbalingga, Jawa Tengah, sulit memejamkan matanya hingga larut malam. Awal November lalu, baru saja hendak merebahkan tubuhnya, tiba-tiba terdengar derit pintu kandang kerbaunya seperti dibuka orang. Menyusul suara plok, plok, berulang kali, seperti kerbaunya dipukul tangan. Karena curiga, Gangsar pergi ke kandang di sebelah rumahnya. Benar dugaannya: dalam kandang terlihat bayangan orang - dua sosok manusia. Yang membuat Gangsar terperanjat, kedua orang itu ternyata para remaja tetangganya, Ahmadin, 17, dan Miswani, 16 - sedang jongkok di belakang kerbau betinanya. "Hei! Sedang apa kalian di situ malam-malam begini? Mau mencuri kerbau saya?" Ahmadin dan Miswani, yang sedang pada asyik, terkejut. Singkatnya, mereka terpaksa mengaku terus terang sedang "menggauli" kerbau Gangsar. "Tidak ada niat mencuri! Betul!" ujar Ahmadin terbata-bata. Diakuinya pula, kumpul kebo itu telah berlangsung tiga bulan. Gangsar melaporkan mereka ke pamong desa. "Saya khawatir kerbau saya melahirkan anak manusia, bukan anak kerbau," katanya. "Bisa-bisa saya yang dituduh menggaulinya. 'Kan saya malu?" ujar bapak enam anak ini. Maklum, kerbau itu sekarang bunting - walaupun umur kandungan sudah lima bulan, atau dua bulan lebih tua dari saat kedua remaja itu mulai menggaulinya. Yang terpikir di benak Gangsar sebenarnya ini: hewan itu, yang dibelinya seharga Rp 200.000 (dari tabungannya selama 10 tahun), memang diharapkannya dapat menambah penghasilan dengan menjual anak yang akan dilahirkannya. "Lha, kalau nanti yang lahir anak manusia, siapa yang mau beli?" kata si pemilik. Karena itulah, katanya, "Kalau gudel-nya nanti di bagian tubuhnya ada yang mirip manusia, misalnya kakinya, saya akan menuntut ganti rugi!" Maka, para pamong desa pun membicarakannya - bersama dengan Ahmadin, sebelum yang terakhir ini lari dari desa mengikuti Miswani. "Mudah-mudahan yang akan lahir betul-betul gudel, anak kerbau," kata Mardi, pamong yang merangkap ketua RT. "Tapi, baiklah, kalau yang lahir memang anak manusia, bisa kita bicarakan lagi nanti." Atau bisa dipertontonkan, dengan bayaran, bukan?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini