Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Masa Depan Industri Makanan

PATEN-paten yang dihasilkan Indri Badria Adilina kini sedang dikembangkan untuk kepentingan industri dalam negeri.

18 Mei 2019 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Untuk katalis vanilin dari ekstrak cengkih, ada kerja sama pengembangan dengan PT Graha Atsiri supaya dapat diproduksi massal di Indonesia.

Menurut pelaksana tugas Kepala Pusat Penelitian Kimia Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Raden Arthur Lelono, apa yang dilakukan Indri bisa menjadi tonggak berdirinya industri katalis di Indonesia. Hingga kini Indonesia belum memiliki industri katalis sendiri sehingga memakai bahan baku olahan sepenuhnya dari impor. “Melihat keberhasilan Indri, ia bisa menjadi pengaruh yang baik bagi tumbuhnya ilmuwan-ilmuwan muda di Indonesia,” katanya.

Indri menuturkan, hasil risetnya bisa membantu industri menghemat biaya produksi. Perusahaan tidak perlu lagi mengeluarkan ongkos produksi lebih besar untuk biaya impor barang. Selain itu, proses distribusi menjadi jauh lebih singkat karena tidak perlu mendatangkan produk jauh-jauh dari luar negeri. Manfaat lain, kata dia, perusahaan bisa meningkatkan efisiensi.

Perkenalan Indri dengan cengkih sebetulnya setengah tak terduga. Ketika masuk LIPI, ia memang menekuni katalis, tapi urusannya adalah minyak bumi atau limbah minyak sawit untuk diubah menjadi zat kimia lain. Ubah-mengubah zat kimia ini sepenuhnya bergantung pada katalis. Indri meneliti banyak bahan baku untuk menghasilkan katalis bagi pelbagai reaksi zat kimia.

Ia mulai antusias bahwa cengkih bisa menjadi obyek penelitian yang menjanjikan ketika mengetahui dalam tanaman yang menjadi bahan campuran rokok atau minyak gosok itu terdapat kandungan yang bisa diubah menjadi vanilin. “Dalam industri pangan, vanilin lazim digunakan sebagai penguat aroma vanila,” tuturnya. Secara alami, vanilin berasal dari biji vanili.


Indri bersemangat menekuni penelitian ini karena membayangkan kegunaannya yang akan sangat signifikan pada industri pangan. Ia mengambil ekstrak minyak eugenol yang ada dalam cengkih dan memasukkannya ke tabung reaksi untuk dicampur dengan katalis padat. Sepulang dari Jepang, Indri lebih banyak memakai katalis padat dari lempung. “Katalis padat ini lebih hemat karena bisa dipakai berulang-ulang,” ucapnya.


 

Ketika diekstrak, satu vanili hanya menghasilkan 2 persen vanilin. Saking kecilnya ekstrak vanili itu, banyak pelaku industri memakai vanilin sintetis meski harus mengimpornya. Industri pangan di seluruh dunia cenderung memilih vanilin sintetis yang diimpor dari Prancis, termasuk industri di Indonesia. “Salah satu unsur yang digunakan untuk menghasilkan vanilin sintetis adalah komponen dari petroleum atau minyak bumi,” ujarnya.

Indri bersemangat menekuni penelitian ini karena membayangkan kegunaannya yang akan sangat signifikan pada industri pangan. Ia mengambil ekstrak minyak eugenol yang ada dalam cengkih dan memasukkannya ke tabung reaksi untuk dicampur dengan katalis cair. Sepulang dari Jepang, Indri lebih banyak memakai katalis padat dari lempung. “Katalis padat ini lebih hemat karena bisa dipakai berulang-ulang,” ucapnya.

Dalam penelitian ini, ia mendapatkan reaksi isomerisasi eugenol untuk menghasilkan isoeugenol. Proses setelah itu adalah mengoksidasi isoeugenol. Dari proses tersebut, Indri memperoleh vanilin dengan kemurnian produk 70 persen, sisanya zat lain. “Harus ada teknologi pemisahan lebih lanjut. Untuk skala kecil, saya menggunakan teknologi kromatografi,” katanya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus