SANGGAU, ibu Kabupaten Sanggaln Kalimantan Barat, yang jaraknya
dari Pontianak 267 Km, kini sudah bisa dicapai 7 jam saja.
Sebelumnya paling kurang sehari suntuk. Tentu saja ini
disebabkan jalan mulus bikinan orang Australia sudah selesai.
Kota dengan penduduk 31.136 jiwa itu terletak di lembah nan
elok. Pinggir kotanya di kaki bukit, sedang bagian lainnya
terhampar sampai ke bibir sungai Kapuas.
Namun keadaan seperti itu senantiasa merisaukan Bupati Muhammad
KIIsuma Yudha yang bergelar Syarif itu "Kalau musim penghujan
Sanggau seperti danau. Sedang kalau musim kemarau seperti padang
sepakbola", tutur bupati itu. Lantas apa yang dilakukanya?
Tampaknya belum terfikirkan. Sebab dia masih membiarkan keadaan
seperti itu sesuai dengan kemauan Sungai Kapuas menurut kodrat
alamnya semula. Tapi bupati tampaknya lebih suka memperindah
keadaan di sekitar kantor kabupaten. Misalnya sekarang sedang
sibuk mencari tanah kosong buat kantor Pemda yang sudah
dirancangkan akan dibangun dengan biaya Rp 100 juta. Untuk itu
Bupati Kusuma Yudha, sedang sibuk memindahkan 198 kuburan Cina
yang mendekam di depan kantolnya (sekarang) ke kampung Pengeladi
5 Km dari kota Sanggau.
Kraton & Mesjid
Juga yang menjadi beban fikira bupati ialah sebuah kraton yang
sudah uzur di dekat pasar. "Kraton itu hampir roboh, harus
segera diselamatkan", ujar bupati yang baru setahun memangku
jabatannya itu. Berarti buat sementara dia belum ada rencana
untuk memugar kraton lainnya di Kampung Beringin. Sebagai
keturunan bangsawan, tentu saja ia bukan tak setuju memperbaiki
kraton yang satu itu, seperti disarankan berbagai pihak. Bahkan
yang dirasanya tak kurang penting dipikirkan ialah bab sejarah
kota Sanggau, bekas kerajaan itu. "Ada catatan saya, tapi yang
sejarah ditulis dengan rapi dan teliti belum dimiliki", tuturnya.
Tapi beruntung juga bupati ini sempat terpikat pada sebuah mesjid
besar di kaki bukit sebelah kiri jalan utama masuk Sanggau.
Rumah ibadah ini sudah diperbarui sejak 1956 tapi sayang hingga
kini masih terlantar. Biaya penyelesaiannya diperkirakan buat
mesjid yang ditaksir akan Rp 45 juta. Sumbangan sudah ada ala
kadarnya: Rp 9 juta dari Departemen Agama, Rp 15 juta dari
Pemda Kalbar dan sedikit swadaya masyarakat. Tapi semua ini
tentu belum cukup buat merampungkan mesjid berkapasitas 2500
orang itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini