Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Berbeda dengan bangunan di sekitarnya yang hampir rata dengan tanah, Masjid At-Taubah di Manggarai, Jakarta Selatan, tetap tegak berdiri hampir tidak tersentuh api. Beberapa warga yang Tempo temui menjelaskan si jago merah tidak melahap tempat ibadah umat muslim tersebut lantaran hanya mengelilinginya saja.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pria yang minta dipanggil Suyanto mengajak Tempo berkeliling ke sekitar lokasi bekas kebakaran yang terjadi pada Selasa dini hari pukul 02.30, 13 Agustus 2024. Hawa hangat sesekali masih terasa Tempo berjalan melalui gang-gang antar-rumah disertai bau kayu terbakar.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sambil berjalan, Suyanto menjelaskan titik awal terjadinya kebakaran ada di salah satu rumah di RT 2 RW 6 yang kemudian menjalar ke sekitarnya. Saat mendekati rumah tersebut, garis kuning polisi sudah terpasang di sana. “Titik awalnya di sini. Makanya bangunan-bangunan yang ada di sini kondisinya parah, beda kan sama yang di depan. Kalau di sini ada yang hampir rata sama tanah,” ujarnya kepada Tempo, Rabu, 14 Agustus 2024.
Suyanto mengatakan tiupan angin membawa api semakin besar ke arah selatan dan mulai menjalar ke beberapa rumah warga. Setelah api melahap beberapa rumah dan semakin membesar, angin kembali membawa si jago merah ke arah barat dan mengelilingi Masjid At Taubah.
“Makanya ini dia enggak kena, karena sebenarnya kayak mengelilingi gitu kan. Padahal kalo bicara jarak sama titik awal api dia kan engga jauh,” ujarnya kepada Tempo.
Masjid At Taubah masih utuh meski kondisi sekelilinya dilalap si jago merah di kawasan Manggarai, Jakarta Selatan. Tempo/Hanggi Mashalfi
Masjid At-Taubah menjadi satu dari tiga bangunan yang selamat dari amukan si jago merah. Dua bangunan lain yang selamat berhadapan dengan masjid. Menurut keterangan pemilik rumah yang berhadap dengan masjid, salah satu faktor api tidak menyambar ke rumahnya karena semua struktur bangunan menggunakan baja ringan sehingga bahan yang bisa terbakar menjadi lebih sedikit. "Ini untung, saya di atas (lantai 2) lagi enggak ada jemuran baju, kalau ada jemuran bisa aja ini nyambar," ujarnya.
Salah satu relawan sempat akan beribadah di masjid tersebut. Namun Suyanto memberitahukan masjid belum bisa berfungsi lantaran aliran listrik masih diputus sehingga tidak ada air untuk berwudhu.