Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Persaudaraan Pangkas Rambut Asal Garut (PPRAS) mengungkap banyak konsumen protes karena cukuran tidak tuntas imbas mati lampu massal, Minggu 4 Agustus 2019. Mati lampu karena pasokan listrik untuk Jawa Barat, DKI Jakarta dan Banten dari pembangkit PLN terganggu.
"Saya dapat info dari kawan yang buka usaha pangkas rambut di wilayah Jabodetabek, dari kemarin banyak konsumen pulang lagi gara-gara mati listrik," kata Penasihat PPARS, Rudy 24, Senin sore 5 Agustus 2019.
Menurut dia, konsumen yang mengalami gagal cukur dikarenakan potongan rambut tidak tuntas, sehingga sebagian kepalanya mengalami pitak. "Banyak konsumen dicukur tidak full, kebanyakan baru sebelah saja dan jadi bahan gunjingan di media sosial," kata Rudy.
Menurut dia, mayoritas dari 2.000 anggota PPARS se-Jabodetabek menggunakan mesin cukur untuk memangkas rambut. Hanya sebagian kecil saja yang pandai mencukur secara manual menggunakan gunting.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebagian besar konsumen yang rambutnya belum tuntas dicukur, adalah yang meminta gaya potongan cepak atau berkisar 2-5 sentimeter. Kejadian itu lantas menjadi perhatian netizen di yang memviralkan melalui medsos sebagai kritik bagi operator listrik di Indonesia.
Selain memprotes potongan rambut, sebagian besar konsumen juga memprotes pendingin udara serta penerangan yang padam. "Intinya mah konsumen dan tukang cukur mengeluh," katanya.
Para pemangkas rambut menjanjikan kompensasi bagi konsumen untuk menuntaskan cukuran yang gagal pada hari ini, namun rata-rata konsumen menolak karena merasa kecewa. "Masih ada juga yang mencukur gelap-gelapan karena sebagian daerah di Jabodetabek terkena pemadaman atau mati lampu bergilir," katanya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini