Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
DULU orang melihat Megawati Soekarnoputri sebagai simbol perlawanan kelompok politik yang tertindas oleh kekuasaan Soeharto yang otoriter. Ketika itu, mereka berharap Mega mampu melakukan perubahan di tengah keterpurukan nasib bangsa. Kini masihkah harapan itu ada, ketika Ketua Umum PDI Perjuangan ini maju lagi dalam pertarungan pemilihan presiden 5 Juli mendatang? Berduet dengan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Hasyim Muzadi, Mega mencoba tampil sebaik mungkin. Sayang, penampilan Mega yang juga Presiden RI itu jauh dari gambaran sebagai sosok pengayom yang dibutuhkan negeri ini. Berikut ini pendapat beberapa warga.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo