Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Meja-Kursi Rusak, Sekolah di Bekasi Pinjam ke Kantor Desa

Sekitar 1.200 kelas sekolah di Kabupaten Bekasi rusak sehingga siswa belajar bergantian, lesehan, dan beberapa sekolah meminjam ke kantor desa.

19 Desember 2017 | 16.26 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi bangunan sekolah rusak. FOTO ANTARA/Musyawir/ss/mes/11.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Bekasi - Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bekasi Maman Agus Supratman mengatakan sekitar 1.200 kelas sekolah di Kabupaten Bekasi rusak. Akibatnya, ribuan siswa belajar secara bergantian atau lesehan. Bahkan beberapa sekolah terpaksa meminjam meja-kursi kepada kantor desa.

"Kami sudah menganggarkan (pembelian meja-kursi) Rp 30 miliar untuk tahun depan (2018)," ujar Supratman, Selasa, 19 Desember 2017. Namun, kata dia, dana sebesar itu hanya mampu menutup kebutuhan untuk 600 ruang kelas, baik yang belum ada meja-kursinya maupun yang sudah ada meja-kursinya, tapi tidak layak pakai.

Sedangkan sisanya sekitar 600 kelas, Supratman menambahkan, akan dianggarkan pada 2019. "Secara bertahap karena kemampuan anggaran saat ini hanya Rp 30 miliar," ucapnya.

Menurut Supratman, mayoritas ruang kelas yang tak dilengkapi dengan meja-kursi adalah bangunan baru. Kalau pun ada, kata dia, menggunakan meja-kursi bekas yang tak layak pakai. Hal itu disebabkan pembangunan gedung dan pengadaan meja-kursi tidak bersamaan. "Kondisi ini sudah lama terjadi. Kami inginnya pembangunan sudah satu paket dengan pengadaan meja-kursi," tuturnya.

Karena itu, dia melanjutkan, pembangunan gedung dan pengadaan meja-kursi langsung dikerjakan Dinas Pendidikan atau Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang. Jika itu dilakukan, kata dia, tak akan ada lagi ruang kelas yang tak dilengkapi dengan meja-kursi. "Bangunan berikut sarananya merupakan kebutuhan satu paket," katanya.

Salah satu sekolah yang tak dilengkapi dengan meja-kursi adalah Sekolah Dasar Negeri 04 Mekarsari, Tambun. Di sekolah tersebut, kelas IV, V, dan VI melompong alias tidak memiliki meja-kursi. Guru SDN 04 Mekarsari, Supardjo, mengatakan ada dua ruang kelas baru yang rampung dibangun pada bulan lalu, tapi belum memiliki meja-kursi. "Bangunan sudah jadi, tapi meja-kursinya belum ada," ujarnya.

Menurut Supardjo, ruang kelas baru tersebut terpaksa digunakan karena ruang kelas yang lain tidak mampu menampung siswa. Bahkan, kata dia, dalam satu kelas sebelumnya dipakai bergantian oleh siswa di kelas berbeda. Alasannya, satu kelas jumlah rombongan belajarnya ada yang lebih dari satu. "Satu rombongan belajar ada 28 siswa," ucapnya.

Suparjo mengatakan, untuk mengatasi ketiadaan meja-kursi, pihaknya meminjam beberapa meja-kursi dari Kantor Desa Mekarsari. “Itu pun jumlahnya terbatas,” tuturnya. Sebenarnya, menurut dia, pihak sekolah telah melaporkan kondisi tersebut ke Dinas Pendidikan, tapi belum mendapatkan tanggapan. "Kami ingin segera ruang kelas itu dilengkapi dengan meja-kursi karena untuk menunjang kegiatan belajar," katanya.

Sekretaris Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Bekasi Henri Lincon mengatakan, mulai tahun ini, pembangunan ruang kelas baru untuk sekolah sudah satu paket dengan pengadaan meja-kursi. Namun, kata Henri, ada kendala administrasi sehingga pengadaan meja-kursi menjadi tertunda. "Ini akan menjadi evaluasi agar tak terjadi di kemudian hari," ujarnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus