Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Memburu bisnis makam estate surabaya

Tanah pemakaman di surabaya makin sulit. akan disiapkan 70 ha di surabaya barat untuk areal makam estate, kompleks pemakaman mirip taman.

13 Maret 1993 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MATA saudagar bagai bensin dengan api kalau melihat tanah menganggur hatta itu tanah pekuburan. Di Surabaya saat ini tanah makam semakin sulit, sedangkan dua areal pemakaman besar di Tembok dan Ngagel sudah penuh. Ada pengusaha meliriknya, yaitu Jacob Hendrawan, Direktur Utama PT Unicomindo Perdana. Maksudnya, akan digusur ke Pasuruan, 35 km dari Surabaya, sebab perusahaannya akan membangun ''Kota Marina'' di kawasan pantai Surabaya Timur itu. ''Nilai bisnis lebih berharga dari hanya sekadar tanah makam,'' kata Jacob. ''Para investor hanya melihat aspek bisnisnya, tanpa peduli dampaknya bagi masyarakat luas,'' sahut Andy Soedirman SH, Wakil Ketua Komisi A DPRD Kotamadya Surabaya. Anggota dewan yang pernah protes dengan cara klesetan di meja ketua DPRD (Indonesiana, TEMPO, 26 September 1992) itu lebih jauh mengingatkan masalahnya bukan pada bisnis atau bukan, tapi menyangkut masalah religius, masalah keyakinan. Dan pemilikan makam itu turun-temurun, sesuai dengan keyakinan yang berlaku selama ini. ''Jangan asal main gusur saja,'' ujar anggota dewan yang pengacara itu. Saat ini perkembangan Surabaya makin pesat. Juga real estate- nya. Tapi tidak diiringi dengan perluasan makam. ''Malah proyek real estate yang menggusur makam,'' kata Andy. Dalam sebuah sidang baru-baru ini Andy mengusulkan agar Surabaya mempunyai suatu makam estate. ''Boleh saja makam itu digusur, asalkan investor memberi lahan penggantinya,'' kata Andy. Ia meluncurkan gagasan itu, katanya, karena terkesan dengan kompleks pemakaman mirip taman yang dilihatnya di Singapura beberapa waktu lalu. ''Kami akan persiapkan 70 hektare di kawasan Surabaya Timur dan 40 hektare di Surabaya Barat, untuk areal makam estate itu,'' sambut Drs Suryo Haryono, Kepala Dinas Tanah dan Rumah, Pemda Kota Madya Surabaya. Gayung bersambut juga dari Ir Bambang Harnoto, Kepala Dinas Pertamanan KMS yang mebawahkan Dinas Makam. ''Itu bahkan telah kami angan-angankan sejak dahulu, agar pemakaman menjadi semacam hutan kota,'' katanya kepada Edy Hafidl dari TEMPO. Pihak Real Estate Indonesia (REI) Jawa Timur pun berbunyi. ''Kami setuju,'' kata Drs Sugiat, Ketua REI Jawa Timur. ''Saya akan perintahkan anggota REI untuk merealisasi usul itu,'' tambahnya. ''Kami akan membuat Perda baru untuk makam. Insya Allah, tahun ini segera terwujud,'' kata Andy Soedirman, 42 tahun. ''Makam itu kebutuhan vital, karena tiap orang pada akhirnya kan mati,'' ujar Andy lagi, berapi-api. Ed Zoelverdi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus