Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Memburu Tafsir Kotak Gosong

23 Desember 2012 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MARDJONO Siswosuwarno payah menghafal nama koleganya dari Rusia. Kerja lembur bersama selama dua pekan tanpa henti untuk mencari penyebab jatuhnya pesawat Sukhoi Superjet 100, hanya 2 dari 15 orang yang diingat ketua tim penyelidik Sukhoi Komite Nasional Keselamatan Transportasi ini: Yuri Slyusar dan Sergey Korostiev.

Yuri Slyusar adalah Wakil Menteri Perindustrian Rusia yang ditunjuk Perdana Menteri Vladimir Putin memimpin penyelidikan. Korostiev adalah Ketua Komite Keselamatan Transportasi Rusia. "Sisanya, saya angkat tangan," katanya, Selasa pekan lalu. "Ada empat orang bernama Sergey dan dua Vladimir."

Tapi guru besar teknik mesin Institut Teknologi Bandung ini ingat betul diskusinya dengan tim Rusia ketika menganalisis penyebab tragedi Sukhoi. Menurut dia, Rusia berkeras penyelidikan dilakukan di Moskow. "Mereka berkepentingan karena Sukhoi menjadi andalan industri penerbangan Rusia," katanya. Permintaan itu ditolak Ketua KNKT Tatang Kurniadi.

Alhasil, sejak itu, belasan anggota tim dari Rusia berkantor di markas Komite, tepat di seberang Stasiun Gambir, Jakarta Pusat. Selama 10 hari, mereka mencari cockpit voice recorder (CVR) dan flight data recorder (FDR), dua bagian dari kotak hitam yang merekam riwayat penerbangan. Meski gosong, alat itu tetap aman. Cuma chip CVR tak bisa dibuka dengan perangkat KNKT, sehingga alat pengganti didatangkan dari Rusia.

Hanya perlu empat jam untuk mengunduh data dari CVR dan FDR. Yang repot justru mentranskrip dan menganalisisnya. Di CVR ada empat kanal perekam, tiga di antaranya untuk kopilot, pilot, dan area kokpit. Semua ditranskrip untuk menjelaskan situasi terakhir di kokpit sebelum kecelakaan. "Suara dehem dan batuk pun ditranskrip," kata Mardjono.

Semakin repot karena percakapan 20 menit di kokpit sebagian besar dilakukan dalam bahasa Rusia. Hanya sesekali dalam bahasa Inggris, yang juga beraksen Rusia. Apalagi banyak juga gangguan suara. Karena itu, rekaman dibawa ke laboratorium Institut Teknologi Bandung.

Transkrip melibatkan anggota tim ahli dari Rusia. Salah satu anggota, menurut Mardjono, mengenali suara pilot dan kopilot. "Ini sangat membantu untuk mengidentifikasi pemilik suara," katanya.

Komite kemudian juga mencari orang Indonesia yang memahami bahasa Rusia. Amir, anggota staf Kedutaan Indonesia di Uzbekistan, yang sudah belasan tahun tinggal di sana, dipanggil ke Jakarta. Ia dibantu Kermite, perempuan Rusia yang sudah menjadi warga Indonesia dan tinggal di Bandung.

Tim lalu menyusun hasil investigasi, yang dimintakan tanggapan ke Rusia, Prancis, dan Amerika Serikat. Prancis pembuat mesin Sukhoi. Adapun Amerika memasok sistem peringatan pesawat penumpang berkapasitas 98 orang itu. Prancis memberi tanggapan lebih dari 40 item, yang menurut anggota tim, Nurcahyo, berupa redaksional. Adapun Amerika memberikan masukan satu item soal fungsi salah satu alat di kokpit.

Protes muncul dari Rusia. Satu yang dipersoalkan adalah identitas orang dalam kokpit, yang terekam berbicara dengan pilot. Rusia membantah orang itu navigator Sukhoi. "Mereka mengenali suaranya bukan navigator," kata Nurcahyo.

Rusia sudah berhitung dengan hasil investigasi. Tak perlu menunggu temuan dirilis resmi, pada Agustus lalu mereka membocorkan temuan tim ke publik. Baru dua bulan kemudian, KNKT mengirimkan hasil sementara investigasi untuk dimintakan tanggapan.

Tatang tak menampik soal kebocoran itu. Namun ia menolak kabar bahwa kebocoran itu disengaja. Menurut dia, Indonesia tetap berpegang pada asas rahasia tingkat tinggi untuk investigasi, sesuai dengan protokol internasional. Soal kesan lunak dan kompromis, Tatang menyebutkan, investigasi di seluruh dunia didasari tujuan memperbaiki sistem penerbangan.

Widiarsi Agustina, Maria Rita Hasugian


38 Detik yang Terabaikan

TUJUH bulan Komite Nasional Keselamatan Transportasi menyelidiki jatuhnya Sukhoi Superjet 100 yang menewaskan 45 orang di Gunung Salak, Jawa Barat, 9 Mei 2012. Para investigator mendengarkan percakapan selama dua jam di cockpit voice recorder dan flight data recorder, selain mewawancarai pemandu di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma dan Bandara Soekarno-Hatta. Karena percakapan dalam bahasa Inggris dan Rusia, KNKT mendatangkan penerjemah dari staf kedutaan Indonesia di Uzbekistan dan seorang perempuan Rusia yang bermukim di Bandung.

14.26.22
Ketinggian 9.996 kaki
Kochetkov: Tower, Romeo Alfa Three Six Eight Zero One request descend six thousand feet.
Menara Cengkareng I Nyoman Oka Wirana: Six Eight Zero One request say again please.
Kochetkov: Descend to six thousand feet, Three Six Eight Zero One.
I Nyoman: Ok, copied.

14.27.52
Kochetkov: Dark cloud ahead.

14.27.53 – 14.28.00
Ketinggian 7.770 kaki
Yablontsev meminta Kochetkov bersiap turun ke runway 06 Halim. Ia memerintahkan kopilot memutarkan pesawat lagi sebelum turun ke 6.000 kaki.
Ketinggian 8.740

14.28.13
Kochetkov: Requested to Jakarta approach to make right orbit.

14.28.21
I Nyoman (Menara Cengkareng): Approved orbit to the right, 6.000 feet.

14.28.26 – 14.30.44
Ketinggian 6.012 kaki
Yablontsev mendemonstrasikan kemampuan pesawat menampilkan keadaan sekeliling pesawat. Di monitor hanya terlihat awan tebal. Kochetkov meyakinkan bahwa kadang-kadang monitor hanya menampilkan awan jika sedang terbang. Yablontsev juga menunjukkan cara sistem bahaya bekerja jika ada gunung atau pesawat lain di sekitar. Alat berbunyi, "Terrain."
Yablontsev: "But no problem with terrain, at this moment."
Orang ketiga (Diduga pilot Indonesia): "Ya, it's flat...."
Keduanya mengobrol lagi soal konsumsi avtur Sukhoi. Yablontsev memerintahkan Kochetkov memutarkan jet sekali lagi. Melihat awan gelap merungkup, Kochetkov bertanya apakah akan kembali ke Halim. Karena sedang mengobrol, Yablontsev tak mendengar permintaan itu. Kopilot mesti mengulangnya hingga tiga kali.

14.31.55
Ketinggian 5.997,67 kaki
Yablontsev: We will make approach. Request exit right for approach.

14.31.58 – 14.32.44
Kochetkov menjawab ia akan memberi tahu menara kontrol jika sudah sepenuhnya berputar dan moncong jet mengarah ke Halim. Namun monitor di kokpit tak menunjukkan titik Halim karena awan kian tebal. Yablontsev meminta Kochetkov mengontak menara kontrol untuk minta dipandu mengarah ke Halim. Mereka tak sadar moncong pesawat mengarah ke Gunung Salak.

14.32.46
Ketinggian 6.011,69
Yablontsev: Come on, make request now! Just request quickly.

14.32.47
Kochetkov: Ok.

14.32.48-14.32.50
Sistem peringatan berbunyi "Terrain ahead pull up", diikuti dengan "Avoid terrain".

14.32.51
Kochetkov: What is that?

14.32.52 – 14.32.56
Alarm terus berbunyi hingga enam kali memerintahkan pesawat segera dinaikkan.

14.32.58
Yablontsev: Maybe... database.

14.33.19 – 14.33.21
Alat peringatan lain berbunyi "Gear not down" memberi tahu akan terjadi pendaratan tapi ban pesawat belum diturunkan. Yablontsev, karena mengira ada masalah database kontur, mematikan alarm. Sistem lain berbunyi menunjukkan bahaya kian dekat.

14.33.23
Kochetkov: What is that?
Yablontsev mematikan semua alarm. Dua detik kemudian, blaaar…, pesawat menumbuk dinding Gunung Salak.

Temuan KNKT

Pilot dan kopilot lalaiv
Alkohol di tubuh pilot dan kopilotx
Pilot dan kopilot mengabaikan peringatan bahayav
Pilot tak dilengkapi peta konturv
Percakapan di ruang kokpitv
Pemandu overload mengendalikan 14 pesawatv
Pemandu menara Cengkareng abai dan lalaiv
Pemandu mengizinkan pesawat turun di bawah batas minimal ketinggian udara Bogorv
Pelanggaran Advisory Circular 69-01 tentang pemandu tanpa asisten dan supervisorv
Jakarta Radar tak memiliki batas ketinggian minimal pesawatv
Alarm peringatan pesawat mendekati gunung di menara pemandu tak menyalav

Sumber: Komite Nasional Keselamatan Transportasi, 2012

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus