Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Menabur uang untuk menghilangkan...

Mislan dan poniman merampok truk yang membawa uang hasil penjualan udang di jalan medan-belawan. untuk menghilangkan jejak dari pengejaran, perampok menaburkan uang tersebut. jumlah uang tekor rp 7 juta. (ina)

24 Januari 1987 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

INI memang berita. Ada perampok "bermurah hati" dengan menyebarkan duit sepanjang jalan. Mereka, Mislan, 19, dan Poniman, 30, petang, awal Januari lalu, menyetop truk BL 2069 di pinggiran Kota Medan. Sopir truk dari Aceh Utara itu sedang menginjak rem, lantaran jalan di situ menikung. Tapi kemudian tancap gas lagi. Melihat truk itu lari, kedua penjahat yang bersenjatakan belati dan kelewang itu melompat ke kap mesin. Mereka menyerempet ke dalam ruang kemudi, menodong Sopir Amri, 32, dan merebut bungkusan uang kontan Rp 27,7 juta - hasil penjualan udang milik majikannya, Tauke Acong, di PT Duta Juwita, Jalan Medan-Belawan. Dua keneknya tak berdaya. Amri berpeluh dingin. Dengan terbirit-birit, ia mengejar kedua penyerang itu sembari berteriak, "Rampoooook, rampoooook!" Mendengar itu, para karyawan Duta Juwita, yang menunggu jemputan bis, mengejar kedua perampok tersebut, dibantu penduduk. Mendadak Mislan menemukan muslihat. Ia menyobek bungkusan itu, dan menghamburkan sejumlah uang kertas 5.000-an dan 10.000-an. Bungkusan uang tersebut juga dia lemparkan. Taktik menyelamatkan diri dari kejaran itu ternyata sukses. Para pemburu berhenti mengejar. Mereka malah memunguti uang yang berhamburan di sepanjang jalan kecil itu. Tapi, belakangan, menurut Letkol Pol Yusuf Umar, Kasipen Polda Sum-Ut, uang yang dikembalikan penduduk kepada pemiliknya sekitar Rp 20 juta. Acong pun berterima kasih, meski sekitar Rp 7 juta lagi bersembunyi entah di mana. Lima puluh lima jam kemudian, polisi berhasil meringkus kedua perampok itu. Poniman ditangkap di kawasan Kecamatan Medan Sunggal, lantas ditahan di Kosekta Labuhan Deli. Sedang Mislan digrebek di rumahnya, tak jauh dari tempat ia merampok. Ketika ditangkap, ia sedang asyik bermain gitar. Karena melawan, polisi menyarangkan tiga peluru di paha dan betisnya. Kini, ia dirawat di Rumah Sakit Pirngadi, Medan. Informasi bahwa Amri membawa uang jutaan rupiah diketahui kedua perampok dari Zul, pegawai Duta Juwita sendiri. Ia lantas ditahan polisi. Mislan dan Poniman memang mengenal betul medan jarahan mereka di daerah itu. Ke mana sisa uang sekitar Rp 7 juta itu? Kedua perampok itu mengaku tidak menyimpannya. Barangkali, si Zul yang tahu? Tapi, eh, polisi belum mengorek pengakuan sampai ke sana.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus