Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Menanti suara dari bima sakti

Simposium internasional tentang ufo diselenggarakan di hakui, jaepang. hadir sembilan pakar piring terbang dan 45 ribu pengunjung. sikap as dan us yang merahasiakan eksistensi ufo digugat.

12 Januari 1991 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Simposium Internasional Tentang UFO: Menanti Suara dari Bima Sakti Kota kecil Hakui, Jepang, mengadakan hajatan besar: International Symposium on Space and UFOr pada November tahun lalu. Hadir sembilan dedengkot piring terbang dan sekitar 45 ribu pengunjung. Pertemuan sembilan hari itu menelurkan kebulatan tekad untuk menuntut lebih dikembangkannya penelitian tentang UFO di seluruh dunia. Sikap AS dan US yang senang merahasiakan eksistensi UFO digugat. Ternyata lebih dari 40 tahun, secara diam-diam AS memiliki MJ-12 (Majestic 12), organisasi yang menekuni UFO. Menurut Marsekal Muda TNI (purnawirawan) J. Salatun, UFO dan makhluk angkasa luar bukan barang baru untuk Indonesia. HAKUI di Provinsi Ishikawa, sebelum 1984, adalah kota mati. Dihuni oleh sekitar 29 ribu penduduk, bahkan di kuping orang Jepang sendiri, kota itu masih asing. Tiba-tiba kini Hakui semarak. UFO, unidentifed flying object, meniup "jiwa" Hakui. "Benda terbang tak dikenal" yang keberadaannya masih seru diperdebatkan itu muncul di Hakui. Dalam bentuk makanan, suvenir, dan hiasan gedung. November tahun lalu, pemerintah daerah Hakui mengadakan hajatan besar-besaran: International Symposium on Space and UFO. Mengapa di Hakui? Enam tahun lalu, pemda setempat membuat angket pada 1.000 penduduk di pangkal semenanjung Noto itu. Hasilnya, 89% percaya pada UFO dan 98% yakin makhluk angkasa luar itu ada. Tersebutlah Josen Takano, drop out Fakultas Teknik Universitas Waseda. Setelah kembali ke kampung halamannya, dari kota gemerlap Tokyo, 1983, bapak tiga anak ini bekerja sebagai staf seksi perencanaan kantor wali kota. Melihat kota kelahirannya lesu darah, kegilaannya pada UFO di masa kecil kambuh. "Bagaimana kalau kita menjual Kota Hakui sebagai kota UFO?" katanya kepada Kazuo Shioya, Wali Kota Hakui. Kebetulan ada "catatan sejarah" untuk menghubungkan Hakui dengan UFO. Dokumen penting itu melekat di Keta Taisha, kuil tua Shinto yang berumur 2.000 tahun, di tengah Kota Hakui. Di dalam manuskrip kuil ada kalimat: "Ada Sohachibon, api misterius yang bergerak dari timur ke arah barat. "Sohachibon digerakkan oleh dewa, sehingga bisa terbang sesukanya. Salah satu perlengkapan sembahyang di kuil itu, anehnya, ada yang mirip piring terbang. Peralatan pemujaan berwarna merah tua itu dinamakan Sohachibon juga. Ide Takano -- pernah mengajar di sebuah perguruan tinggi agama -- disambut Pak Kazuo. Katanya, itu ide yang bagus. Sebelumnya, daya tarik Hakui hanya pada Keta Taisha dan pantai berpasir keras. "Maka, kita pilih UFO untuk menarik turis bermalam di kota ini," ujar salah seorang staf wali kota. Setahun kemudian, 1984, kampanye "Hakui sebagai kota UFO" dimulai. Tiap tahun, dibuat pameran foto UFO. Kantor wali kota juga menyerukan kepada warganya untuk memproduksi barang berbentuk dan bernama UFO. Kini, tamu yang datang ke Kota Hakui disambut papan besar bertuliskan "Hakui -- Kota UFO" di muka gerbang stasiun utama Kota Hakui -- bisa ditempuh 40 menit naik kereta api dari Kanazawa, ibu kota Provinsi Ishikawa. Puluhan bendera berlogo piring terbang juga berbaris dekat papan itu. Persis di depan stasiun, ada toko roti UFO, 100 yen sepotong. Ada juga bakmi dan kwetiauw UFO. Sebenarnya, bakmi biasa. Hanya penampilannya didekorasi telur, tahu, dan daging ikan berbentuk piring terbang. Dan harganya lebih mahal 150 yen daripada semangkuk bakmi non UFO. "Berkat kampanye UFO, semakin banyak tamu datang ke sini untuk mencicipi mi UFO," kata Nenek Miyazaki, pemilik restoran bakmi itu. Puluhan poster UFO dan keterangan tentang pesawat luar angkasa menempel di dinding. Di jantung Kota Hakui, di atap sebuah gedung perkantoran bertingkat tujuh, bisa ditemui tiruan piring terbang raksasa warna-warni. Di lantai satu bangunan ber-UFO itu, ada restoran yang menjual "UFO Okonomiyaki". Pesawat aneh? Bukan, hanya hidangan pencuci mulut, pancake ala Jepang. Di pinggiran Hakui, UFO berwarna perak bertengger di atas gedung permainan pinball. Ada 15 truk perusahaan angkutan Shio Unso mengenakan slogan "UFO ada di Hakui" di badannya. Produk UFO yang paling komersial adalah "UFO Kanzumail" yang dikeluarkan kantor pos setempat. Berupa sebuah kaleng berisi benda-benda unik. Antara lain biji yang akan membuahkan labu berbentuk piring terbang, dan sejumlah prangko bergambar planet dan astrologi. Dijual 1.000 yen per kaleng atau sekitar Rp 14 ribu, termasuk ongkos kirim ke alamat. Kantor pos siap mengirim ke seluruh wilayah Jepang. "UFO Kanzumail ini laku keras, satu hari rata-rata terjual 200 buah," kata seorang pegawai kantor pos kepada wartawan TEMPO. Di kota itu, juga ada jalur telepon yang khusus memperdengarkan suara UFO. Tiap bulannya, ada sekitar 30 ribu nada sambung ke nomor telepon itu. Menyambut simposium UFO, pemilikpemilik restoran juga menambahkan menu serba UFO dalam hidangannya. Ada telur dadar UFO, ada kue UFO, cendera mata piring terbang, seperti lonceng kecil dan gantungan kunci. UFO asli? "Tahun ini, tercatat tiga laporan saksi mata," kata ahli promosi kota, eh, juru bicara seksi UFO di kantor Wali Kota Hakui. Pada bulan Januari tahun lalu, mereka mengaku melihat sebuah benda bercahaya di langit Hakui. Sebulan kemudian ada yang, katanya, menyaksikan piring terbang yang mengeluarkan berbagai bentuk cahaya, di lepas pantai kota itu. Bulan berikutnya, tiga pemancing juga menyaksikan cerutu besar berwarna perak mengangkasa. Rupanya, semangat UFO di Hakui ini menular ke daerah-daerah lesu lainnya. Setidaknya ada empat wilayah lain yang meniru teknik promosi Hakui. Kota kecil Iino di Provinsi Fukushima di utara Tokyo, umpamanya, langsung mengubah lampu-lampu jalan dengan model lampu piring terbang, dalam rangka menjadikan kotanya "kampung UFO". Iino punya alasan kuat. Konon, banyak penduduk Iino pernah menyaksikan pesawat luar angkasa itu melintas di angkasa Iino. Malah sebuah gunung di kota itu, oleh penduduk setempat, dianggap sebagai pangkalan UFO. Sejak November 1989, pesta tahunan kampung itu dinamai "pesta kampung UFO". Desa Nagazato di Provinsi Niigata juga tak mau kalah. Setiap Juni, semenjak tiga tahun lalu, diselenggarakan "keramaian desa UFO". Pengunjung pesta tahunan disuguhi masakan istimewa: sop lobak, rebung dan cumi-cumi yang dipotong-potong dengan bentuk, katanya, makhluk luar angkasa. Sop itu juga dimasak di panci piring terbang ukuran raksasa. Tapi, dalam hal semangat, Kota Hakui yang paling menonjol. "Kami sebenarnya hendak membangun gedung berbentuk piring terbang. Sudah ada blueprint-nya, piring raksasa bergaris tengah 40 meter dan tinggi 14 meter," kata Pemda. Bangunan tersebut akan dimanfaatkan sebagai ruang informasi khusus tentang UFO dan planetarium. Cuma, ini masih cita-cita. Dananya -- yang diperkirakan mencapai satu milyar yen atau sekitar 14 milyar rupiah -- belum ada. Untuk sementara, Pemda Hakui hanya membuat "Pesta UFO" yang diisi dengan simposium dan pameran UFO, 17-25 November tahun lalu. Seluruhnya menelan biaya 60 juta yen. Sepertiganya, 20 juta yen, keluar dari kas kantor wali kota sebagai tuan rumah kota UFO. Selebihnya dari penjualan karcis dan dana nasional Furusato Sosei -- menghidupkan kembali kampung halaman. Sebelumnya, keramaian UFO itu diperkirakan akan menjaring 30 ribu pengunjung. Meleset. "Pesta UFO ini berhasil mengumpulkan 45.200 orang," kata juru bicara seksi perencanaan Kota Hakui. "Termasuk sekitar 550 orang dari luar Provinsi Ishikawa yang tergila-gila pada UFO," kata Matsuda, salah seorang panitia simposium. Peserta simposium itu sendiri bukan kelas kroco. Hadir sembilan ahli dalam bidang per-UFO-an dan makhluk angkasa luar dari dalam dan luar negeri. Antara lain, Gerald P. Carr, bekas astronot NASA yang pernah menahkodai pesawat ulang-alik Skylab selama 84 hari pada 1973. Lalu, ketua ICUFON (Jaringan penelitian UFO di AS), Colman S. Vonkeviczky, Dr. Bruce S. Maccabee, profesor dari American University, ahli analisa foto satelit. Dari negeri adidaya yang lain, Dr. V.G Ajaja, Ketua Pusat Penelitian UFO Uni Soviet, bersama Marina L. Popovitch, Kapten Angkatan Udara, yang juga doktor bidang teknologi militer Negeri Tirai Besi itu. Marina ini, tahun lalu, mencoba meyakinkan Presiden Uni Soviet Mikhail Gorbachev, betapa pentingnya penelitian tentang UFO. Dua tamu lagi dari Taiwan: Hong Yung Chiang, profesor dari Universitas Kebudayaan Taiwan, merangkap direktur eksekutif komisi penelitian dari Perhimpunan Penelitian UFO di Taiwan dan Kai-Chi Chang, anggota komite penelitian UFO di Taiwan. Ahli dari Jepang sendiri? Orang yang berminat besar pada UFO, Junichi Yaoi, bekas direktur program NTV, Nippon Television Network Corporation (televisi swasta terbesar di Jepang), yang sepanjang kariernya banyak membuat film-film dokumenter mengenai UFO dan makhluk angkasa luar. Baru-baru ini, Junichi menulis lagi sebuah buku -- ia memang kerap menulis -- "Makhluk Angkasa Luar Telah Bermukim di Bumi Ini". Buku setebal 238 halaman itu berdasarkan riset dan investigasi di AS, Uni Soviet, dan Spanyol. Dan seorang lagi, Mikio Naganobu. Ketua Ruang Penelitian Sumber Makhluk Hidup di kawasan Pasifik Selatan, dari Lembaga Penelitian milik Badan Perikanan Jepang. Dalam brosur resmi simposium ini, Perdana Menteri Toshiki Kaifu ikut memberi sambutan. "Saya sangat terkejut ketika mendengar Kota Hakui akan mengadakan simposium UFO. Januari lalu, saya pernah menyumbangkan artikel pada sebuah majalah dengan tema 'apa yang harus dilaksanakan Jepang sebagai negara terbelakang dalam hal penelitian UFO'. Saya merasa sudah waktunya untuk mulai menyelidiki UFO sebagai masalah nyata. Apabila dilihat dari segi makhluk angkasa luar, kita bangsa Jepang, Amerika Serikat, dan Uni Soviet adalah bangsa yang sama, yakni warga bumi. Kesadaran itulah yang perlu dimiliki manusia bumi pada abad ke-21." Pesta UFO itu berlangsung di arena olah raga di jantung Kota Hakui. Harga tiket 1.300 yen per kepala. Tapi siswa SD dan SMP gratis. Malah, murid-murid di atas kelas IV SD sampai kelas III SMP diwajibkan datang melihat pameran dan mendengarkan simposium UFO -- selama setengah hari. Maklum, ini kan kota UFO. Sejak kecil, tampaknya, anak-anak sudah "di-UFO-kan". Stand pameran angkasa luar dimeriahkan dengan roket mini buatan Jepang dan Amerika. Ada stasiun ruang angkasa dan perlengkapan astronot -- lengkap dengan contoh batu bulan yang dipinjam dari NASA. Di tempat pameran UFO, terpajang sekitar 60 panil foto UFO dari seluruh dunia. Beberapa video -- yang merekam kedatangan UFO dan suara-suara pesawat itu -- diputar. Yang menarik, ada maket rekonstruksi jatuhnya piring terbang di Gurun Kalahari, di perbatasan Afrika Selatan, Botswana, dan Namibia, tahun silam. "Kasus ini, paling tidak, akan diumumkan oleh Pemerintah Afrika Selatan atau Amerika pada awal tahun 1991," kata seorang staf seksi perencanaan kantor wali kota. Lalu, apa yang dibicarakan oleh para ahli makhluk antahberantah itu? Pertemuan sembilan ahli dalam sembilan hari itu berakhir dengan pernyataan kebulatan tekad untuk menuntut lebih dikembangkannya penelitian tentang UFO -- yang disebut Ufology, baik dalam negeri masing-masing maupun di tingkat dunia. Seperti ingin meyakinkan, masing-masing pembicara melemparkan "bom" pernyataan. Umpamanya, yang dikatakan oleh V.G. Ajaja dari Uni Soviet. "Tahun 1989, sebanyak 91 ribu warga Uni Soviet hilang tak tentu rimbanya. Menurut keyakinan saya, sedikitnya 5.500 orang di antaranya dibawa oleh UFO." "Tahun lalu saja, tercatat empat ribu sampai lima ribu kasus penyaksian UFO di dalam negeri kami," ia melanjutkan. "Artinya, rata-rata dalam sehari ada 12 kali penampakan UFO. Hebatnya lagi, kata Ajaja, "Ada warga Uni Soviet yang telah mengadakan percakapan dengan makhluk angkasa luar dan ada yang pernah dioperasi tubuhnya oleh makhluk tak dikenal itu." Colman S. Vonkeviczky mempertanyakan sikap AS dan US yang lebih senang merahasiakan eksistensi UFO. "Sebenarnya, diamdiam Amerika dan Uni Soviet sering merundingkan soal UFO ini tapi, ke luar, mereka menyangkal kenyataan adanya pesawat luar angkasa ini," kata Vonkeviczky, yang pernah membawa masalah makhluk angkasa luar dan piring terbangnya ke panggung PBB. Padahal, kata Colman, ada catatan sejarah tentang itu. Yaitu, campur tangannya pasukan angkasa luar pada Perang Dunia II, peristiwa jatuhnya piring terbang pada tahun 1947 di Roswell, AS, dan serangan pasukan ET ini ke bumi pada 1952. "Toh, hanya 20 persen manusia yang percaya pada makhluk luar angkasa. Ini karena CIA berusaha menyembunyikan kenyataan itu," ujarnya. Ahli dari Jepang, Mikio Naganobu, mengungkapkan kisah nyata yang pernah dialaminya ketika bertugas di Kutub Selatan untuk penelitian kantor menteri pendidikan Jepang. "Tanggal 18 Desember 1984, ketika saya menuju Amerika Selatan dari Kutub Selatan, delapan kali saya melihat adanya UFO. Empat tahun kemudian, kapal yang kami tumpangi berpapasan dengan sebuah UFO raksasa di Pasifik Selatan. Menurut data yang kami peroleh, kecepatan UFO itu sekitar lima ribu kilometer per jam. Kami berani menyimpulkan bahwa itu UFO, lewat radar. Lagi pula, pesawat yang terbang itu mengeluarkan cahaya yang belum pernah kita lihat dan cara terbangnya pun lain daripada yang lain," kata Naganobu. Rekan Mikio, Junichi Yaoi, juga mengungkapkan berbagai data "rahasia", seperti yang tertulis dalam bukunya, "Makhluk Angkasa Luar Telah Bermukim di Bumi Ini". Menurut Yaoi, "Tahun depan, Presiden AS George Bush akan membongkar informasi rahasia mengenai UFO dan makhluk angkasa luar". Sebab, ternyata lebih dari 40 tahun, secara diam-diam AS memiliki organisasi yang disebut MJ-12 (Majestic 12) -- di antaranya ketua CIA, perwira tinggi dan ilmuwan, badan pemerintah AS yang khusus mengurusi soal itu. Mulai dibentuk pada 1947, ketika sebuah UFO dan awaknya jatuh di Roswell, sebuah desa kecil di New Mexico. Badan pesawat beserta jasad keempat awaknya telah diambil pasukan khusus AS secara rahasia, tanpa diketahui penduduk sekitar dan media masa. Ketika itu, Presiden AS Truman menganggap kejadian itu sebagai suatu yang penting. Maka, dibentuk tim rahasia terdiri dari 12 ahli, disebut MJ-12. Hebatnya, seorang manusia bumi warga AS, Christa Tilton, kini 38 tahun, mengaku pernah mengunjungi pangkalan bersama MJ-12 dan makhluk angkasa luar, empat tahun lalu. Ia dibawa oleh makhluk angkasa luar. Hubungan Christa dengan makhluk asing itu sudah berlangsung lama, semenjak Christa masih berusia 10 tahun. Setelah itu, kata Christa, ia sudah diculik lebih dari 30 kali oleh makhluk luar bumi itu. Bahkan ia pernah dihamili -- melalui sebuah kapsul berisi sel mani pria, yang ditanam di tubuhnya. Katanya, lho. Hasil perkawinan silang itu adalah gadis bernama Monika yang kini berusia 13 tahun. Monika mempunyai mata hitam, sedangkan ibunya biru. Monika juga sangat cantik, amat seksi, dan IQ yang tinggi," ujar Yaoi dalam bukunya. Sekali waktu, Juli 1986, ia diculik lagi (entahlah, apakah masih bisa dipakai kata culik kalau sudah sampai puluhan kali), dan dibawa ke pelosok sebuah pegunungan. Ajaib, kedatangan Christa dan kawan-kawan luar angkasanya sudah ditunggu pasukan militer AS. "Saya dibawa ke "underground facility" -- sebutan tentara untuk ruang itu," Christa menuturkan kepada Yaoi. Ruang bawah tanah itu ternyata bertingkat pula. Christa diajak naik lift ke lantai lima. Di sana, Christa menyaksikan sejumlah makhluk angkasa luar (sayang, tak ada deskripsi sosoknya) dan tentara. "Saya melihat tubuh-tubuh manusia beku dalam kotak kaca. Juga beberapa buah UFO berbaris di situ," ujar Christa kepada Yaoi. Dari penyelidikannya, Yaoi yakin bahwa pangkalan itu terletak di New Mexico. "Manusia belajar teknologi mutakhir dari makhluk angkasa luar, dan sebaliknya, makhluk angkasa luar menyelidiki teknologi genetika dari manusia dengan menggunakan sapi dan tubuh manusia," kata Yaoi. Ternyata, kepiawaian teknologi makhluk angkasa luar itu telah disimpulkan NATO 25 tahun lalu. Informasi ini didapatkan dari Yaoi dari Robert Dean, yang pernah bertugas di angkatan darat, dan 'Sharpe' (Markas Besar Pasukan Sekutu Eropa) di Paris. "Pada 25 tahun yang lalu, Nato telah mengkonfirmasikan bahwa UFO sebagai kendaraan makhluk angkasa luar." Salah satu kesimpulan NATO, "Makhluk angkasa luar memiliki teknologi canggih, yang baru dapat diperoleh manusia 1.000 sampai 10.000 tahun lagi." Seiichi Okawa, Hiroe Shirahama dan Bunga Surawijaya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus