BAGI gadis desa, usia 22 tahun dianggap tua dan layak menikah. Karena itu tatkala Tuminten belum juga dipinang orang, Joyo Klewer, 55 tahun, gundah. Apalagi bila setiap kali bapaknya itu menganjurkan si bungsu ini segera menikah, Minten hanya menjawab "terserah". Lalu mencuatlah gagasan di benak warga Desa Newung, Sragen, Jawa Tengah, itu. Awal September lalu ia berembuk dengan Rebo, keponakannya. Mereka sepakat mencarikan jodoh buat Minten. Maka, Rebo menyodorkan seorang kenalannya, Daryanto. Alhamdulillah, calon mertua dan mempelai wanita itu setuju. Hari pernikahan ditetapkan pertengahan November. Dan undangan pun dicetak. Sembari menunggu saat bersanding, Daryanto diizinkan tinggal di rumah Joyo agar kedua calon pengantin bisa lebih akrab. Namun, anehnya, pemuda 30 tahun itu sering menghilang. Setiap kali ditanya, jawabnya singkat, "Ada urusan bisnis." Belakangan dia malah berani minta modal pada calon mertuanya. Demi si calon menantu, Joyo menjual seekor sapinya. Harganya Rp 400 ribu. Lain hari, eh, kok minta tambahan. Kali ini, sebuah sepeda dengan berat hati dilego. "Menantu macam apa ini? Belum-belum sudah morotin," pikir Joyo. Maka, dicarilah akal. Ia minta bantuan tiga tetangganya untuk memata-matai kegiatan Daryanto. Tibalah waktu hari bersanding. Sementara Tuminten sibuk merias diri, pagi-pagi Daryanto minta izin pergi ke desa tetangga, untuk suatu urusan. Tapi calon pengantin pria itu tak kunjung nongol, hingga malam. Padahal, para tamu sudah berdatangan. Keluarga Joyo bingung. Sementara itu, ketiga "detektif" yang ditugasi menguntit Daryanto tadi datang dengan muka pucat. Mereka melapor: calon pengantin pria itu memang sudah minggat tentu saja dengan membawa sejumlah uang pinjaman dari calon mertuanya. Pesta tak mungkin dibatalkan, sementara urusan bertambah runyam. Minten protes dengan cara mogok makan-minum. Ia menuntut: orangtuanya harus segera mencari pengganti Daryanto. Joyo memutar akal lagi, lalu menunjuk seorang pemuda, Ajan (sebut saja begitu) tampil menggantikan kedudukan Daryanto. Seperti pucuk dicinta ulam tiba. Sebab, bagi Ajan, Minten bukanlah orang lain. "Saya sejak dulu sudah jatuh hati padanya," katanya kepada I Made Suarjana dari TEMPO. Pesta kawin malam itu dilanjutkan. Meriah. Tetapi Daryanto jadi buron. Ketika akhirnya tertangkap, ia sempat digebuki penduduk, babak belur. Kini ia meringkuk di tahanan Polsek Sidoharjo. Ayah tiga anak itu dituduh menipu Rp 400 ribu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini