SEBUAH tugu istimewa awal September lalu berdiri di Desa Bunisari, Kecamatan Agrabinta, Cianjur, Jawa Barat. Tonggak beton berbentuk piramid setinggi dua meter itu -- jangan kaget -- dibangun atas anjuran seorang dukun. Untuk apa? "Agar kita semua tetap mengingat, dengan jalan memandangnya setiap hari," ujar Engkos, yang membangun tugu itu di samping rumahnya. Suatu hari, Engkos, 37 tahun, yang sehari-hari membuka warung kecil itu, terbelit utang Rp 2 juta. Kemudian ia mendengar dari seorang penduduk di desa lain yang bercerita, ada seorang ajengan di Banten yang dapat membuat orang jadi kaya. Lalu, bersama sembilan temannya, Engkos ke sana. Pulangnya ia dibekali sebuah jimat yang entah apa pula khasiatnya. Tapi yang istimewa ialah: ia dipesan oleh "sang guru" untuk membangun sebuah tugu di samping rumahnya. Tapi belum sempat Engkos berubah kaya mendadak, mendadak Juhanda kaget. Sebab, setelah lurah Bunisari itu menyelidiki latar belakang tugu itu dibangun, rupanya karena dibawa-bawa pula nama bekas Presiden Soekarno. Bisa diduga, perkara bisa jadi panjang. Engkos dan kesembilan rekannya tetap ngotot mempertahankan tugunya. Para petugas Koramil setempat turun tangan. Pokoknya, tugu itu harus dibongkar. Awal Desember lalu, tugu itu sudah rata dengan tanah. "Jangan sampai kelak ada warga desa yang mengeramatkannya," kata Juhanda kepada Riza Sofyat dari TEMPO. Yusroni Henridewanto
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini