KARTAWIJAYA puyeng. Anaknya, Suryati, 19 tahun, sudah punya pacar Marjono, 25 tahun. Itu pemuda pilihannya. Kemudian muncul Kartama melamar untuk anaknya, Kasim -- kemanakan Karta. Agar tak puyeng terus, jalan keluarnya begini: Karta menyelenggarakan undian untuk Kasim dan Marjono. "Biar adil," kata Karta, 52 tahun, kepada Slamet Subagyo dari TEMPO, Oktober lalu. Para tetangga Karta di Desa Cilempuyang, Cilacap, Jawa Tengah, tentu saja geleng-geleng kepala. Karta menyediakan dua gulungan kertas. Pada gulungan pertama bertuliskan nama Suryati, yang kedua kosong. Nah, siapa yang berhasil memungut gulungan kertas dengan nama Suryati, ya dialah yang berhak menyunting gadis idaman itu. Keberuntungan rupanya ada di pihak Kasim -- sementara Marjono, yang memang sudah lama pacaran dengan Suryati, kalap. Ia lari ke dapur meraih pisau. "Pokoknya, saya tak rela Suryati kawin dengan Kasim. Lebih baik saya bunuh diri daripada pisah dengan dia," katanya. Ramai. Penduduk berdatangan ke rumah Karta, tak ketinggalan orangtua Marjono. Mereka berusaha meredakan emosi pemuda bertubuh sedang itu. Setelah dibujuk, hati Marjono meleleh. Apalagi Kartama berjanji akan mengawinkan Marjono dengan Lasiti, anaknya, adik Kasim. Tapi Suryati agak kecewa. "Rasanya, kurang sreg menikah dengan pemuda yang bukan pilihan hati. Saya malu pada teman-teman," ujar gadis berkulit sawo matang itu. Tapi perkawinan akhirnya berlangsung juga. Dan sampai hari ini, Suryati ternyata jadi sreg juga ....
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini