Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Menjadi Rujukan Soal Banjir

Mengatasi banjir menjadi prioritas kerja Suyoto ketika terpilih menjadi Bupati Bojonegoro. Menyisihkan anggaran untuk masa depan penduduk.

30 Januari 2017 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SEJAK Suyoto terpilih menjadi Bupati Bojonegoro pada 2008, Pendapa Malowopati di kompleks kantor Pemerintah Kabupaten Bojonegoro tampak semarak saban Jumat. Setiap pekan selepas salat Jumat, warga kabupaten di bagian barat Jawa Timur itu berkumpul menyesaki pendapa. Pada hari itulah penduduk Bojonegoro dapat bertatap muka dengan bupatinya dan menyampaikan keluh-kesah mereka secara langsung.

Sejak menjabat bupati, Suyoto menggelar dialog rutin dengan warganya. Siapa pun bebas menyampaikan saran, kritik, dan unek-unek. Dalam dialog sekitar dua jam pada Jumat dua pekan lalu, misalnya, hampir tak ada tokoh yang mendominasi perbincangan. Setiap persoalan dibahas bersama antara pemerintah Bojonegoro, praktisi, dan masyarakat. "Saya menyebutnya ’Dialog Jumat’ dan demokrasi ala Bojonegoro," ujar bupati yang akrab disapa Kang Yoto ini.

Acara tersebut sudah berjalan hampir sembilan tahun, tapi antusiasme masyarakat mengikuti dialog tak kendur. Pesertanya selalu membeludak.

Suyoto juga rajin blusukan. Hampir tiap pekan, mengendarai sepeda motor trail, ayah tiga anak ini berkeliling desa. Dia mengaku telah menyambangi 90 persen dari 430 desa/kelurahan di 28 kecamatan, terutama desa pinggiran, prasejahtera, dan rawan banjir.

Mengatasi banjir menjadi prioritas kerja Suyoto dan wakilnya, Setyo Hartono. Setiap musim hujan, Sungai Bengawan Solo meluap menggenangi lahan pertanian dan merendam permukiman di sekitar sungai. "Saya berjanji menangani banjir dengan serius," kata Sutoyo ketika terpilih.

"Banjir dari Musibah Menjadi Berkah" adalah jargon Suyoto. Ia membangun kantong-kantong air pada tahun pertama dan kedua pemerintahannya, antara lain Bendung Gerak yang membelah Sungai Bengawan Solo, tepatnya di antara Kecamatan Trucuk dan Kalitidu. Ia juga membuat embung (waduk kecil) di area sulit air-terutama Bojonegoro bagian selatan. Dari target seribu embung, sudah 450 dibangun.

Pria kelahiran 17 Februari 1965 ini membangun lima tempat penampungan di daerah rawan bencana, yakni di Kecamatan Kota, Trucuk, Pandangan, Baureno, dan Temayang. Tempat itu bisa menampung hingga 2.000 pengungsi. Program penanganan banjir Suyoto mendapat apresiasi dari pemerintah pusat. Bojonegoro menjadi juara nasional dalam pengelolaan dan penanggulangan bencana pada 2014.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Bojonegoro Andi Sujarwo mengatakan kunci keberhasilan daerahnya mengatasi banjir adalah tata kelola yang baik. Menurut dia, di Bojonegoro, banjir terus berkurang. "Bojonegoro kini jadi rujukan soal banjir," ujar Andi, pekan lalu.

Suyoto, yang saat terpilih mewarisi utang Rp 350 miliar, mampu meningkatkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah menjadi Rp 3,6 triliun pada tahun lalu. Ia mengatasi defisit keuangan dengan efisiensi dan keuangan normal memasuki tahun ketiga pemerintahannya.

Suyoto, yang terpilih dua periode, juga menggalakkan sektor nonmigas melalui peningkatan hasil produksi padi dengan target minimal 900 ton per tahun, jasa perhotelan, dan industri menengah-bawah. Tapi sektor migas masih tetap menjadi andalan.

Untuk pengelolaan pendapatan migas, ia menggagas program Dana Abadi Migas-menyisihkan anggaran untuk masa depan Bojonegoro. Dana itu antara lain digunakan untuk membantu biaya siswa sekolah menengah atas dan sederajat. Setiap siswa memperoleh Rp 2 juta per tahun. "Saya tidak ingin seperti daerah migas lain, jadi daerah miskin setelah minyak habis," katanya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus