Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Menuju Generasi Ketiga

Keluarga Katuari menjadi orang terkaya ketujuh di Indonesia versi Forbes Asia. Bisnisnya menyebar dari toiletries sampai perbankan.

25 September 2006 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SEMUANYA bermula dari sabun colek. Hampir enam dekade silam, Johannes Ferdinand Katuari dan kerabatnya, Harjo Sutanto, mendirikan FA Wings di pinggiran Surabaya. Perusahaan rumahan ini memproduksi sabun colek. Siapa sangka, Wings kini telah menjelma menjadi sebuah konglomerasi. Perusahaan ini tak lagi hanya mengurus toiletries, tapi juga makanan (Mie Sedaap), hotel dan pusat perbelanjaan (Grand Indonesia), dan bank (Bank Ekonomi).

Produk toiletries-nya pun tak terbatas hanya sabun colek (Wings) dan berbagai jenis sabun lain seperti sabun mandi (Giv) dan sabun pencuci piring (Mama Lemon). Produksi Wings juga melebar sampai sampo (Emeron), pasta gigi (Ciptadent), hingga pembalut wanita (Hers Protect). Belakangan ini, Wings mulai masuk ke bisnis wewangian, termasuk parfum. Ekspor divisi barang-barang kebutuhan rumah tangga ini sudah menembus 93 negara.

Pendek kata, Wings kini sudah mensejajarkan diri dengan produsen toiletries multinasional seperti Unilever (Belanda), Procter & Gamble (Amerika), dan Kao (Jepang). Kekayaan Keluarga Katuari dilaporkan mencapai US$ 1 miliar (Rp 9 triliun). Pekan lalu, majalah Forbes menempatkan keluarga Katuari sebagai orang terkaya ke-7 di Indonesia. Tapi, Eddy William Katuari, anak keempat Ferdinand yang kini menjadi nakhoda Wings, mengaku tak tahu dari mana data itu berasal. “Saya belum pernah diwawancarai Forbes,” katanya.

Hasil yang dicapai Wings tak lepas dari gaya ekspansi perusahaan itu. Sebelum mengalir ke hilir, Wings menguasai hulu lebih dulu. Lewat PT Unggul Indah Cahaya, misalnya, Wings bersama Grup Salim menjadi satu-satunya produsen bahan baku deterjen, alkylbenzene, di Indonesia. Pabrik berkapasitas 210 ribu metrik ton per tahun yang didirikan pada 1983 ini juga menjadi yang terbesar di Asia Pasifik. Uniknya, para pelanggannya justru pesaing Wings sendiri, seperti Unilever dan Kao.

Langkah jitu Wings yang lain adalah saat berkongsi dengan Grup Lautan Mas (Jimmy Masrin dan Pranatha Hajadi) dan Grup Djarum, membeli PT Ecogreen Eleochemical, dari Badan Penyehatan Perbankan Nasional. Dengan kapasitas 110 ribu metrik ton per tahun, perusahaan yang sebelumnya dimiliki Grup Salim ini juga menjadi penghasil tunggal natural fatty alcohol di Indonesia dan yang keempat terbesar di dunia. Fatty alcohol merupakan bahan baku sabun, deterjen, dan industri perawatan tubuh.

Keberhasilan Wings menjaga biduk perusahaan juga tak lepas dari pembagian peran pada generasi kedua Katuari. Teddy Jeffrey Katuari, Freddy Ignatius Katuari, dan Eddy William Katuari berada di jajaran puncak perusahaan. Operasional perusahaan ditangani Finney Henry Katuari. Peran serupa juga diberikan kepada Fifi Sutanto, anak Harjo Sutanto. Dialah otak dari segala produk wewangian Wings. Fifi sampai khusus menekuni ilmu parfum di Prancis.

Konsultan pemasaran Rhenald Kasali menilai, ketangguhan Wings—termasuk bisa lolos dari krisis ekonomi yang menumbangkan banyak perusahaan besar lain—karena perusahaan ini tak pernah meminta fasilitas kepada pemerintah. Bos Grup Jawa Pos Dahlan Iskan menambahkan, tidak seperti kebanyakan pengusaha besar, William masih mau mengurusi hal-hal kecil. “Sikap itu membuat William tak mudah kebobolan dalam berbisnis,” kata Dahlan.

Kini, imperium bisnis Katuari tengah menyiapkan generasi ketiga. Boen Danny Katuari, cucu Ferdinand, sudah menjadi direktur di Bank Ekonomi Raharja. “Bahkan ada cucu Ferdinand yang tengah disiapkan sebagai ahli kimia,” kata Dahlan. Tujuannya agar dia bisa menguasai ekstraksi deterjen sampai urusan meramu bumbu dari tanaman.

Yang menarik, Grace L. Katuari, generasi ketiga Katuari (anak William), menikah dengan Martin B. Hartono, generasi ketiga Djarum. Tak mengherankan bila di beberapa kesempatan, kedua kelompok usaha besar Indonesia itu bekerja sama, seperti saat membangun Pulogadung Trade Center dan Grand Indonesia (eks Hotel Indonesia). Jangan kaget jika suatu hari nanti, Wings bakal melejit menjadi yang nomor satu di Indonesia.

Yandhrie Arvian, Heri Susanto

Sebagian Anak Perusahaan Wings

  • Bank Ekonomi
  • PT Unipacs Produk kemasan
  • Perumahan Raffles Hills, Cibubur Properti
  • PT Adyabuana Persada Keramik
  • PT Siam Indo Concrete Product Semen fiber
  • PT Kurnia Alam Segar Mie Sedaap (pangsa pasar 20 persen)
  • PT Gawi Makmur Kalimantan Sawit
  • PT Damir Mitra Sekawan Sawit
  • PT Pertocentral Bahan baku deterjen (sodium tripolyphosphate)
  • EcoKapital Securitas
  • PT Wings Surya, PT Sayap Mas Utama, PT Lionindo Jaya Bisnis toiletries

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus