Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Minyak zaitun sering dijadikan salah satu pilihan saat merawat kulit. Meskipun memiliki banyak khasiat untuk kulit, minyak zaitun juga memiliki efek samping.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Sebagai aturan umum, minyak zaitun bukanlah pilihan ideal sebagai produk perawatan kulit. Kulit kita tidak memiliki enzim untuk memecah molekul dan membiarkan manfaat minyak zaitun masuk ke dalam kulit, dan hasilnya, itu (minyak zaitun) hanya berada di lapisan kulit teratas dan menjaga kulit kehilangan air,” kata ahli kecantikan Anna Babayan, dikutip dari Real Simple.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Meski demikian, dokter kulit bersertifikat dan Direktur Medis di Pure Dermatology Cosmetic & Hair Center di Newport Beach, California, Amerika Serikat, Neda Mehr, mengatakan bahwa minyak zaitun bisa menjadi pilihan yang sangat baik untuk pasien yang menderita dermatitis atopik, atau lebih dikenal dengan eksim. Gangguan ini merupakan bentuk dari kelainan lem kulit yang menyatukan sel-sel kulit. Namun, minyak zaitun menjadi tak bermanfaat jika dijadikan pengobatan untuk bintik hitam atau hiperpigmentasi.
Meski memiliki manfaat bagi sebagian orang, minyak zaitun juga bisa menimbulkan efek samping. Pada orang yang mengalami gangguan produksi minyak berlebihan, mengaplikasikan minyak zaitun akan menyumbat pori-pori sehingga menimbulkan jerawat parah.
Minyak ini juga tak boleh digunakan di bawah sinar matahari langsung. "Minyak zaitun yang dioleskan di pagi hari tanpa perlindungan matahari baik dari pakaian lengan panjang atau tabir surya membuat kulit terbakar dan potensi kerusakan kulit yang parah," kata Mehr.
Satu-satunya kelompok orang yang disarankan menggunakan minyak zaitun untuk perawatan kulit adalah mereka yang memiliki kulit sangat kering atau bermasalah. Minyak zaitun dapat berfungsi sebagai bahan pelindung bagi mereka yang memiliki kulit sangat kering.
“Karena orang dengan jenis kulit kering kekurangan minyak, lapisan kulit tersebut biasanya bermasalah. Hal tersebut dapat menyebabkan hilangnya air dan dehidrasi parah pada kulit, menggunakan minyak zaitun dapat membuat sebuah oklusi dan menghalangi air menguap dari kulit,” jelas Babayan.
Dokter kulit bersertifikat dari Wexler Dermatology Ken Howe merekomendasikan minyak jojoba sebagai pengganti minyak zaitun, karena struktur kimianya lebih mirip dengan sebum alami kulit manusia. Minyak jojoba mampu menyerap dengan cepat, mengurangi minyak berlebih, juga meminimalkan munculnya pori-pori.
Bagi mereka yang kulitnya berjerawat, tea tree oil bisa menjadi pilihan perawatan kulit karena sifat antibakterinya yang alami. Antibakteri ini bagus untuk mengatasi jerawat aktif dan dapat mencegah jerawat baru menurut dokter kulit bersertifikat di Connecticut, Mraz Robinson.
Adapun untuk mendapatkan manfaat anti-penuaan, minyak maracuja dapat menjadi pilihan dibandingkan minyak zaitun. Minyak tersebut kaya akan asam lemak esensial dan vitamin C. “Vitamin C adalah antioksidan kuat yang melindungi kulit dari kerusakan akibat radikal bebas dan membantu memperbaikinya,” kata Robinson.
BERNADETTE JEANE WIDJAJA | REAL SIMPLE
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.