Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Modal Restu Keluarga

Sandiaga Salahuddin Uno sangat dekat dengan keluarganya. Sumber dukungan moral dan tempat mengasah diri.

13 April 2019 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Modal Restu Keluarga/TEMPO/M Taufan Rengganis

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Rachmini Rachman Uno mengetuk layar telepon selulernya dua kali. Ujung jari telunjuknya menunjuk salah satu unggahan video di akun Instagram pribadi putranya, Sandiaga Salahuddin Uno. Begitu layar ponsel selesai diketuk, sejurus kemudian fitur berlambang “hati” di pojok kiri bawah video yang semula berkelir putih berubah menjadi merah muda, tanda video sudah di-like.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dalam tayangan itu, Sandiaga terlihat mengenakan kaus biru dan tengah bersiap terbang menuju Kota Palembang dan Lampung, Jumat, 12 April lalu. “Dua hari lagi menuju selesainya proses kampanye terbuka. Semangat, semangat. Alhamdulillah, sekarang badan agak segar sedikit, istirahat cukup sekitar empat jam. Tapi insya Allah dilancarkan,” kata Sandiaga.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dengan senyum tersungging, Rachmini, yang akrab disapa Mien, menatap lekat layar ponselnya dan menyaksikan video berdurasi satu menit itu hingga tuntas. Dia bahkan menontonnya ulang sambil mengatakan bahwa Sandiaga baru pulang dari Sukabumi semalam dan paginya sudah kembali meninggalkan Jakarta. “Insya Allah, ya, besok hari terakhir (kampanye),” ucap Mien di rumahnya.

Mien mengandalkan Instagram untuk mengikuti kegiatan kampanye Sandiaga. Lewat platform berbagi foto dan video itu, perempuan 78 tahun ini bisa langsung mengetahui apa saja yang dilakukan putra bungsunya tersebut di berbagai daerah. “Saya sudah tidak pernah nonton TV. Saya ikuti Instagramnya saja. Dia bilang, ‘Mah, ikuti Instagramku, nanti aku kasih lagu-lagu yang enak’,” kata Mien menirukan Sandiaga.

Mien acap waswas terhadap kondisi kesehatan Sandiaga selama bersafari politik. Apalagi kandidat wakil presiden yang berpasangan dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto itu telah mengitari lebih dari 1.500 lokasi. Museum Rekor Dunia Indonesia menyematkan rekor blusukan terbanyak kepada Sandiaga. “Ini perjalanan dia yang luar biasa. Hampir delapan bulan dan sangat melelahkan,” ujarnya.

Sandiaga, 49 tahun, adalah putra kedua pasangan Mien Uno dan Razif Halik Uno. Mien dikenal sebagai tokoh pendidik serta pakar etiket dan pengembangan diri sejak 1980-an. Sedangkan suaminya, yang akrab disapa Henk Uno, 83 tahun, adalah bekas pegawai perusahaan minyak PT Caltex di Riau. 

Indra Cahya Uno, kakak Sandiaga, hanya dua tahun lebih tua daripada sang adik, yang membuat mereka akrab sejak kecil. Mereka juga sama-sama gemar berolahraga lari, renang, dan bersepeda. Dalam tiga tahun terakhir, mereka bahkan sering membicarakan politik, terutama saat Sandiaga memutuskan berlaga dalam pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta serta pemilihan presiden dan wakil presiden. “Kami banyak berdiskusi tentang strategi dan pembagian tugas. Selaku pendiri gerakan sosial pembukaan lapangan kerja OK OCE, saya lebih banyak berfokus ke pendidikan kewirausahaan,” ujar Indra.

Indra gencar mempromosikan OK OCE di sedikitnya 600 lokasi di penjuru Tanah Air. Dia juga memanggul tugas tambahan, yaitu menggantikan Sandiaga saat sang adik tidak bisa menghadiri undangan karena harus berada di tempat lain. “Saya lama-lama dikenal sebagai Bang Sandi KW1, he-he-he...,” ucapnya, menyebut istilah untuk barang tiruan yang kualitasnya paling mirip produk aslinya.

Sementara Indra mendukung Sandiaga dengan terjun langsung berkampanye, Mien memilih di belakang layar. Dia dan Sandiaga berkomunikasi nyaris setiap hari. Sandiaga acap menghubungi ibunya saat dia selesai menjalani kegiatan kampanye atau di sela waktu makan. Sandiaga juga sering mendatangi kediaman Mien, yang berjarak tak sampai satu kilometer dari rumahnya di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Modal Restu Keluarga/ TEMPO/Subekti.

Pernah suatu hari Mien mendapati lengan Sandiaga tampak membiru karena lebam. “Katanya dicubitin ibu-ibu dan para pendukungnya,” ujar Mien, terbahak. Sandiaga juga sering menceritakan aksi para relawannya di setiap lokasi, yang kerap menyerahkan duit patungan untuk mendukung kampanyenya.

Mien bukan berarti tak pernah turun ke lapangan. Ketika menjelang pemilihan Gubernur Jakarta pada 2016, Sandiaga pernah beberapa kali mengajak ibunya blusukan ke kawasan permukiman kumuh di Kelurahan Jembatan Besi dan Kampung Akuarium. Di sana, Mien mendapati warga yang tinggal berjejal di sebuah kamar yang sempit dengan akses air bersih yang minim dan makanan yang terbatas.

“Mah, kalau bukan kita yang mengurusi mereka, siapa? Dan, kalau bukan sekarang, kapan?” kata Mien menirukan ucapan Sandiaga. Mien waktu itu masih mencoba menepis upaya Sandiaga dengan mengatakan bahwa sebagai pengusaha, anaknya itu telah mempekerjakan puluhan ribu orang. “Tapi dia bilang ke saya, ‘Enggak bisa, Mah, ini harus pakai kebijakan, baru kita bisa membuat -perubahan’.”

Mien sempat tak menyangka bahwa karier politik Sandiaga melesat hingga level nasional. Alih-alih fasih berpidato, dia masih ingat bagaimana putranya itu dulu gagap saat berbicara di depan banyak orang. Mien sampai harus melatihnya secara khusus. Dia meminta Sandiaga berbicara dan merekamnya. Mereka lalu mengevaluasi video itu untuk mengetahui letak kesalahan pengucapannya. “Kalau ngomong itu bibir harus terbuka, gigi atas dan gigi bawah kelihatan. Bibirrr...,” ujar Mien mencontohkan latihan mereka.

Mien pertama melatih Sandiaga saat putranya itu mencalonkan diri sebagai Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia pada 2005. Dia semula harus memancing Sandiaga dengan menawarinya ikut kelas public speaking yang diselenggarakannya. Sandiaga sempat ikut kelas sebanyak tiga kali, tapi kemudian meminta latihan privat. “Dia sebenarnya orang yang pemalu,” tutur Mien.

Istri Sandiaga, Nur Asia Uno, mengenal suaminya sebagai figur yang selalu berpikiran positif. Bahkan Nur, yang memiliki tiga anak dari pernikahannya selama 23 tahun dengan Sandiaga, sampai mewanti-wanti suaminya agar waspada terhadap niat seseorang. “Dia dulu suka bingung jika ada orang yang jahat kepadanya, ‘Salahku apa ya, Non?’,” kata perempuan 49 tahun ini menirukan Sandiaga.

Nur tak melupakan perbincangannya dengan Sandiaga 15 tahun silam, yang kemudian mewarnai pemikiran suaminya untuk menjadi pemimpin. Saat itu, setiap mereka pulang dari pelesiran di luar negeri, Nur kerap ngedumel sewaktu melintasi daerah kumuh dari bandar udara atau melihat transportasi umum yang semrawut. “Kenapa sih kotor kalau ngelihat ke Kalijodo? Aku sedih deh, Bang,” ujarnya. Sandiaga selalu menimpalinya dengan mengatakan bahwa Jakarta kelak bisa bersolek seperti kota-kota di luar negeri. Bahkan salah satu putrinya saat itu nyeletuk, “Udah, Mama aja yang jadi gubernur.”

Selama meniti karier politik sejak 2015, Sandiaga memang tak pernah luput melibatkan keluarganya dalam setiap keputusan penting. Ketika memutuskan melepaskan jabatan di semua perusahaannya untuk mencalonkan diri dalam pemilihan gubernur, Sandiaga menggamit persetujuan istrinya. Nur saat itu mendukung keputusan suaminya selama niatnya baik dan bermanfaat untuk banyak orang.

Pun saat melaju dalam kontestasi nasional, Sandiaga mendatangi rumah ibunya pada pukul 01.30 untuk mengabarkan bahwa Prabowo Subianto meminangnya sebagai kandidat wakil presiden. “Saya tanya, ‘Kamu siap, Mas?’,” ujar Mien. “Siap, Mah,” kata Sandiaga, menjawab antusias restu yang diberikan ibunya. 

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus