Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Nasib Tati Manusia Silver yang Harus Kehilangan Satu Bola Matanya

Tati, yang sehari-hari menjadi Manusia Silver untuk mencari uang, bakal kehilangan satu matanya karena infeksi akibat cat semprot yang dipakai.

29 Maret 2021 | 20.47 WIB

Seorang remaja dengan tubuh penuh cat silver mengamen di jalan kawasan Margahayu, Bekasi, Jawa Barat, Senin, 15 Februari 2021. Manusia silver kini menjadi salah satu cara mengamen yang populer di kota-kota besar. TEMPO/Hilman Fathurrahman W
Perbesar
Seorang remaja dengan tubuh penuh cat silver mengamen di jalan kawasan Margahayu, Bekasi, Jawa Barat, Senin, 15 Februari 2021. Manusia silver kini menjadi salah satu cara mengamen yang populer di kota-kota besar. TEMPO/Hilman Fathurrahman W

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Tati, yang sehari-hari menjadi Manusia Silver untuk mencari uang, bakal kehilangan satu matanya karena infeksi akibat cat semprot warna silver yang kerap dipakainya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perempuan 34 tahun itu ditemui oleh Menteri Sosial Tri Rismaharini bersama Tim Reaksi Cepat beberapa waktu lalu. Kementerian Sosial kemudian membawa Tati ke Balai Karya Mulya Jaya Jakarta. Di sana ia mendapatkan layanan sosial sekaligus menjalani operasi matanya di Rumah Sakit Harapan Bunda.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

"Berdasarkan analisis dokter terdapat infeksi pada bola mata Tati yang diakibatkan cairan kimia yang tidak sengaja masuk ke mata dari cat silver yang setiap hari menutupi seluruh tubuhnya," ujar perawat Balai Karya Mulya Jaya Ihda Ulfia di Jakarta, Senin, 29 Maret 2021.

Tati direkomendasikan untuk menjalani operasi pengangkatan bola mata agar infeksinya tidak menyebar dan membahayakan kesehatannya.

Tati ditemui Mensos Tri Rismaharini di kawasan Petojo, Jakarta Pusat. Kementerian Sosial kemudian menelusuri keluarga Tati.

Perempuan yang ditinggal pergi suaminya itu merupakan anak bungsu dari tujuh bersaudara. Sebelumnya ia bersama keluarganya sempat menempati tanah milik PT Kereta Api Indonesia di bilangan Jakarta Barat. Nahas, rumah mereka mengalami kebakaran dan ibunya kemudian meninggal. Keluarganya pun satu per satu berpindah tempat tinggal.

Tati kehilangan surat legalitas seperti KTP, Kartu Keluarga, dan kartu BPJS Kesehatan saat menempati pinggiran Kali Cideng, Jakarta Pusat.

Hasil penelusuran Kemensos menemukan sejumlah anggota keluarga Tati, salah satunya bernama Yuni yang merupakan kakaknya.

"Saya berterima kasih kepada Kementerian Sosial melalui Balai Mulya Jaya karena telah membantu adik saya untuk bisa dioperasi," ujar dia.

Yuni mengatakan tak punya uang untuk membayar operasi sang adik karena anaknya masih kecil. "Saya siap mendampingi adik saya bila dibutuhkan," kata Yuni.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus