TIGA bulan menjelang pemilihan umum, sebuah organisasi massa baru dideklarasikan pada Kamis pekan lalu. Aliansi Penyelamatan Indonesia (API), begitu namanya, dipimpin mantan Kapolda Metro Jaya, Inspektur Jenderal (Purn.) Polisi Noegroho Djajoesman. Dan API langsung skeptis pada pelaksanaan Pemilu 2004.
Pesta demokrasi lima tahunan itu, kata Noegroho, dikhawatirkan tak bisa melahirkan kepemimpinan nasional yang kuat karena persiapan pemilu berantakan. Katanya, API didirikan sebagai upaya penyelamatan bangsa, termasuk pemberantasan korupsi, kolusi, dan nepotisme. Jika pengadilan terhadap koruptor terhambat, tuturnya, ”API tidak segan membantu petugas berwenang menyeret (mereka) ke meja hijau.”
Acara di Padepokan Pencak Silat Taman Mini Indonesia Indah itu dihadiri beragam tokoh. Ada mantan aktivis Malari Hariman Siregar yang menjadi Ketua Dewan Penasihat, advokat senior Adnan Buyung Nasution, Ketua Umum Partai Pelopor Rachmawati Sukarnoputri, dan Wiranto yang jadi pusat perhatian.
Pengamat politik Riswanda Imawan dengan kritis melihat kehadiran mantan Menhankam/Pangab itu. ”Tokoh yang hadir bercampur. Ada yang kredibel, ada yang tidak,” katanya. Wiranto sempat menegaskan kehadirannya sebagai undangan, bukan pemrakarsa acara. Apalagi menjadikan API pendukung laju dirinya sebagai calon presiden lewat Konvensi Partai Golkar.
Jobpie Sugiharto, Sudrajat, Tempo News Room, Dwidjo U. Maksum (Kediri), Lita Oetomo (Jayapura)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini