Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Oppenheimer dan Gen Leluhur Kita

13 Desember 2010 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dokter Herawati Sudoyo, MS, PhD*
*) Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, sekaligus ahli genetika molekul Lembaga Biologi Molekul Eijkman

APAKAH Indonesia merupakan asal-muasal peradaban dunia? Bagaimanakah kisah leluhur bangsa yang mendiami kepulauan Nusantara ini?

Sudah banyak penelitian dilakukan untuk mempelajari riwayat asal-muasal peradaban dunia dan migrasi manusia. Kebanyakan penelitian genomik dilakukan di negara Barat, tapi sedikit sekali informasi yang kita peroleh dari penelitian tentang keragaman Asia, walaupun semua sepakat bahwa Asia merupakan rute penting yang diambil oleh para leluhur kita.

Sebagai suatu negara bahari, Indonesia sangat unik karena merupakan jalur persimpangan migrasi penduduk. Etniknya yang beragam dengan sendirinya menggambarkan keragaman genetik.

Lembaga Eijkman telah memulai penelitian keragaman genetik manusia kepulauan Nusantara sejak kurang-lebih 10 tahun lalu untuk mengetahui pola pengembaraan manusia. Penelitian menggunakan DNA mitokondria yang diturunkan dari sisi maternal dan juga kromosom Y yang hanya diturunkan dari sisi paternal.

Hasilnya memperlihatkan adanya migrasi manusia dari daratan Asia yang terjadi sekitar 60 ribu hingga 40 ribu tahun sebelum Masehi meninggalkan kelompokan Papua dan Alor, yang keduanya berbahasa Austroloid.

Populasi Indonesia barat memiliki kelompokan sendiri, demikian pula populasi daerah Wallacea yang berbahasa Austronesia. Penelitian lebih mendalam ternyata memperlihatkan bahwa variasi genetik orang Mentawai dan Nias berbeda dengan kebanyakan orang Indonesia. Mereka tidak memiliki percampuran genetik dengan pulau-pulau sekitarnya dan mungkin menjadi sumber genetis orang Indonesia.

Suatu temuan akhir yang merupakan terobosan diperoleh dari suatu kegiatan bersama antara Lembaga Eijkman dan Konsorsium Organisasi Genom Manusia (Human Genome Organisation). Konsorsium ini menggunakan penanda genetik yang berasal dari kromosom autosom, di luar kromosom seks.

Sebanyak 1.928 individu yang berasal dari 73 sampel Asia dan dua non-Asia yang tersedia pada bank DNA diperiksa. Sampel yang diteliti dari Indonesia sebanyak 288. Dari sekian banyak data yang terkumpul, diperoleh 54.794 autosomal single nucleotide polymorphism atau penanda genetik unik yang siap dianalisis.

Dan data yang diperoleh telah memberikan hasil yang mengguncang teori asal-usul sebaran gen di Asia. Konsorsium menemukan bukti adanya penurunan keragaman genetik dari Lintang Selatan ke Utara.

Di samping itu, kebanyakan variasi genetik yang ada di populasi Asia Timur dimiliki oleh Asia Tenggara, yang berarti bahwa populasi Asia Timur berasal dari Asia Tenggara. Konsorsium menemukan ada satu aliran besar migrasi ke Asia yang berasal dari Asia Tenggara, bila dibanding bermacam aliran migrasi yang datang dari selatan ataupun utara seperti yang diusulkan dalam penelitian sebelumnya.

Kesimpulannya, manusia modern bermigrasi menyusuri pantai Timur Tengah ke Asia Tenggara dan dari sana berpindah ke utara, serta secara perlahan beradaptasi dengan cuaca yang ganas.

Mungkin bukti inilah yang diperlukan oleh Oppenheimer untuk menguatkan teorinya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus