Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
SEORANG dosen setiap hari mendatangi sebuah studio rekaman di Paseban. Di sana, mahasiswa-mahasiswanya sedang menggarap sebuah album musik. Lelaki itu tak banyak mengomentari kegiatan para mahasiswa, hanya sibuk menawarkan jamu beras kencur, susu kedelai, atau nasi Padang karena khawatir mereka jatuh sakit. Setelah seluruh rangkaian rekaman selesai, baru lagu-lagu diperdengarkan kepadanya. “Ya, ya! Apik, apik!” begitu dia bersorak saat menyimak. Jika lagunya dia sukai sekali, lelaki itu memuji nyaring, “Sadeees…. Dahsyat!”
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo