Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Wali Kota Jakarta Timur M Anwar mengingatkan penutupan Pasar Induk Kramat Jati dapat mempengaruhi pasokan pangan di Jabodetabek.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Pasar Induk Kramat Jati ini berbeda dengan pasar tradisional lainnya. Kalau kita tutup, maka akan berdampak besar pada pasokan pangan, khususnya sayur mayur di Jabodetabek," katanya di Jakarta, Sabtu, 20 Juni 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pernyataan itu dikemukakan Anwar menyikapi laporan Dinas Kesehatan DKI Jakarta yang menyebutkan ada 49 pedagang di Pasar Induk Kramat Jati positif Covid-19 berdasarkan hasil tes usap kepada 200 dari total 600 pedagang pada Rabu, 17 Juni 2020.
Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti dalam rapat kerja bersama Komisi E DPRD DKI Jakarta, Kamis, 18 Juni 2020, menyebutkan jika jumlah kasus tersebut merupakan yang tertinggi pada klaster pasar tradisional di Jakarta.
Dikatakan Anwar upaya menghentikan operasional pasar demi memutus penyebaran Covid-19 berpotensi menimbulkan permasalahan lain dalam ekosistem distribusi pangan masyarakat.
"Saya berpesan kepada jajaran Perumda Pasar Jaya untuk tegas menerapkan protokol kesehatan di lingkungan pasar," katanya.
Anwar mengatakan Pemkot Jakarta Timur tidak memiliki wewenang menutup operasional pasar induk meski ancaman terhadap penularan masih cukup tinggi.
"Ya memang, penularan Covid-19 di lingkungan pasar sampai saat ini masih menjadi masalah serius yang harus kita hadapi," katanya.