Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Pedagang Daging Sapi Mogok Jualan 5 Hari, APDI Minta Pemerintah Tidak Abai

Asosiasi Pedagang Daging DKI Jakarta menyebut kebijakan pemerintah lebih condong berpihak pada korporasi besar.

28 Februari 2022 | 11.58 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Pedagang daging melayani pembeli di PD Pasar Jaya Kramat Jati, Jakarta, Minggu, 27 Februari 2022. Kementerian Perdagangan mengatakan kenaikan harga daging sapi dipicu adanya salah satu negara pengekspor sapi ke Indonesia yakni Australia yang mulai membatasi ekspor menjadi hanya 40 persen dari jumlah normal. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (APDI) hari ini mulai mogok serentak di DKI Jakarta dan Jawa Barat selama lima hari mulai 28 Februari sampai 3 Maret 2022. Pemogokan ini dipicu  kenaikan harga daging yang terus melonjak sehingga merugikan pedagang kecil dan konsumen.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pedagang memutuskan mogok jualan sebagai bentuk kekecewaan APDI terhadap tata kelola niaga pemerintah yang kerap mengabaikan pedagang kecil. Sekretaris Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (APDI) DKI Jakarta Mufti Bangkit Sanjaya menyebut kebijakan pemerintah lebih condong berpihak pada korporasi besar.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Saya berharap para stakeholder, baik dari importir maupun instansi terkait, agar tidak melahirkan solusi yang hanya kompromis dengan menahan gejolak sesaat dan hanya akan menambah pilu pedagang," kata Mufti kepada Tempo, Senin, 28 Februari 2022.

Mufti mengatakan harus ada goodwill untuk kebaikan semua pihak. "Jangan hanya mengambil keuntungan dari protes pedagang,” ujarnya.

Ia mengatakan saat ini harga daging sapi terlalu tinggi untuk dijual kepada konsumen yang daya belinya amat rendah, yaitu Rp 120.000 per kilogram. Namun ironisnya pedagang mendapatkan Harga Pokok Penjualan (HPP) Rp130.000 dan ini tentu membuat pedagang rugi.

“Dilematis kalau harus melihat breakdown (rincian) modal para pedagang dan biaya-biaya operasional lainnya,” kata Mufti.

Mufti mengatakan mogok pedagang daging ini bukan mengekor mogok produksi para perajin tahu tempe sebelumnya. Pemogokan ini disebabkan nasib pedagang daging yang tidak pernah didengar pemerintah.

Kemarin, Ketua APDI Banten Timur Wahyu mengatakan  mogok jualan digelar karena pemerintah tidak memiliki beban mental maupun moral untuk membantu para pedagang daging dengan menurunkan harga timbang hidup yang mencapai Rp 54 ribu sampai Rp 55 ribu. Selain harga daging timbang hidup, harga daging timbang karkas turut naik hingga Rp 108 ribu sampai Rp 110 ribu.

Baca juga: Pedagang Daging di Depok Merasa Lonjakan Harga Kali Ini tidak Wajar

Eka Yudha Saputra

Eka Yudha Saputra

Alumnus Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia. Bergabung dengan Tempo sejak 2018. Anggota Aliansi Jurnalis Independen ini meliput isu hukum, politik nasional, dan internasional

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus