Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Memanjakan Para Pejalan di Kebayoran

Dinas Bina Marga mengalokasikan anggaran Rp 74,8 miliar untuk menata trotoar di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

1 Maret 2021 | 00.00 WIB

Suasana trotoar kawasan Jalan Gunawarman, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, 28 Februari 2021.  TEMPO/M Taufan Rengganis
Perbesar
Suasana trotoar kawasan Jalan Gunawarman, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, 28 Februari 2021. TEMPO/M Taufan Rengganis

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Ringkasan Berita

  • Dinas Bina Marga DKI Jakarta akan merevitalisasi trotoar di lima ruas jalan di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

  • Penataan tersebut akan dimulai pada Mei dan rampung pada Desember mendatang. 

  • Anggaran yang dialokasikan untuk merenovasi trotoar itu sebesar Rp 74,8 miliar.

JAKARTA – Pemerintah DKI Jakarta akan merevitalisasi trotoar di lima ruas jalan di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, yaitu Jalan Senopati, Suryo, Wolter Monginsidi, Trunojoyo, dan Gunawarman. Penataan tersebut dimulai pada Mei dan ditargetkan rampung pada Desember mendatang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Kepala Dinas Bina Marga DKI Hari Nugroho mengatakan pemilihan lokasi didasari pertimbangan banyaknya peruntukan di kawasan tersebut. Tidak hanya permukiman, tapi juga bisnis dan kuliner. Daerah itu juga merupakan area cagar budaya dan bakal menjadi kawasan transit oriented development (TOD). “Hal ini perlu didukung oleh fasilitas publik lainnya dengan memberi kemudahan aksesibilitas bagi pejalan kaki menuju berbagai moda transportasi di kawasan tersebut,” kata dia kepada Tempo, kemarin.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Penataan jalur pedestrian di Kebayoran Baru merupakan kelanjutan dari program revitalisasi trotoar pemerintah DKI Jakarta dengan target 2.600 kilometer. Sebelumnya, DKI telah merevitalisasi trotoar di sejumlah tempat, seperti di kawasan Cikini-Kramat, Jakarta Pusat, dan Kemang, Jakarta Selatan. Program ini sempat mendapat kritik karena mempersempit badan jalan sehingga menimbulkan kemacetan.

Hari menjelaskan, penataan trotoar di Kebayoran Baru bertujuan mendorong perpindahan pengguna kendaraan pribadi ke angkutan umum. Renovasi jalur pedestrian juga dilakukan untuk mendukung kawasan TOD Kebayoran Baru dan area TOD lainnya, seperti Senayan dan Blok M.

Di luar kenyamanan pejalan kaki, program ini sekaligus untuk menata kabel listrik dan Internet yang malang melintang. Nantinya, jalinan kabel tersebut dipindahkan ke bawah tanah.

Pejalan kaki melintas di trotoar kawasan Jalan Gunawarman, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, 28 Februari 2021. TEMPO/M. Taufan Rengganis

Kepala Bidang Kelengkapan Prasarana Jalan dan Jaringan Utilitas Dinas Bina Marga DKI, Junaedy Nelman, mengatakan pembangunan trotoar di Kebayoran Baru akan menerapkan konsep complete street atau penataan ruang jalan secara lengkap dengan menekankan pada inklusivitas kawasan. Walhasil, renovasi itu bisa mengakomodasi mobilitas semua pengguna jalan, seperti pejalan kaki, pesepeda, serta pengguna angkutan umum dan kendaraan pribadi. “Harapannya, penataan ini dapat memberi manfaat kepada semua pengguna jalan,” kata dia.

Junaedy mengatakan lebar trotoar di Jalan Senopati, Suryo, Wolter Monginsidi, Trunojoyo, dan Gunawarman akan menjadi 3 meter hingga 4,5 meter. Panjangnya sekitar 4,6 kilometer. Adapun anggaran penataan trotoar di kawasan Kebayoran Baru mencapai Rp 74,8 miliar.

Ketua Koalisi Pejalan Kaki Alfred Sitorus menilai positif program ini. Sebab, survei yang dilakukan oleh Koalisi di Jalan Senopati menunjukkan jumlah pejalan kaki di sana mencapai 300-350 orang per jam.

Alfred meminta pemerintah DKI Jakarta mengoptimalkan angkutan umum yang melintasi kawasan Kebayoran Baru. Tujuannya agar semakin banyak warga yang beralih ke angkutan umum. “Jangan sampai transportasi publiknya tidak maksimal yang membuat orang malas bepergian menggunakan angkutan umum dan melanjutkan perjalanan dengan jalan kaki,” katanya.

Menurut Alfred, penataan trotoar yang dilakukan oleh Dinas Bina Marga belum banyak menyentuh jalan lingkungan. Akibatnya, rasa aman dan nyaman bagi pejalan kaki sebagian besar hanya diperoleh di jalan protokol.

Pemerintah Provinsi DKI, Alfred melanjutkan, tidak harus membuat trotoar di seluruh jalan lingkungan. Jalur pejalan kaki di jalan lingkungan bisa dibuat dengan garis penanda.

Anggota Komisi Bidang Pembangunan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DKI, Pantas Nainggolan, meminta Dinas Bina Marga berkoordinasi dengan Dinas Sumber Daya Air dalam merenovasi trotoar di kawasan Kebayoran Baru. Tujuannya agar penataan trotoar itu tidak menyebabkan saluran air tersumbat dan mengakibatkan banjir di daerah tersebut. “Sehingga terkoneksi antara kebutuhan Dinas Bina Marga dan Dinas Sumber Daya Air,” kata politikus PDI Perjuangan itu. 

GANGSAR PARIKESIT
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus