Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Pemimpin dari tanah hitam

Riwayat hidup mikhail gorbachev. masa kecilnya masih gelap. kariernya melambung cepat setelah pindah ke moskow. beristri raisa maximovna titorenko. punya satu putri. gorbachev tokoh yang penuh kontradiksi.

23 April 1988 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KETIKA ia mengunjungi British Museum yang muram, tempat Karl Marx menulis sebagian Das Kapital, kitab suci komunisme, ia nyeletuk, "Jika orang-orang sampai tak menyukai Marxisme, British Museumlah yang salah." Lalu, keffka para juru pohret bertubi-tubi menjepretkan kameranya, ia pun bergurau, "Kamerad, hemat persediaan film Anda." Seolah ia muncul dari balik kabut, mengejutkan dunia dengan keramahannya, humomya, kecerdasannya - hal-hal yang selama ini dianggap tak ada di Soviet Mikhail Gorbachev, yang muncul itu, menjadi pimpinan tertinggi Uni Soviet pada 10 Maret 1985 dalam suatu pemilihan yang sangat cepat - kurang dari 24 jam setelah kematian pendahulunya, Konstantin Chernenko. Dan kemudian ia jadi harapan bagi lahimya Uni Soviet yang baru: sebuah negeri yang lebih terbuka, yang lebih memperhatikan kesejahteraan rakyaknya daripada menyibukkan diri dengan ideologi dan partai. Betapa tidak, bila gaya kepemimpinannya lebih sebagai prototipe seorang pemimpin Barat: bicara blak-blakan, menjauhi gaya resmi. Dikisahkan, suatu kali ia mengunjungi pertanian kentang Zavorovo dekat Moskow. Pejabat setempat telah menyiapkan terap-terap untuk memudahkan para tamu terhommat melangkahkan kakinya turun ke kebun. Tapi apa yang dilakukan Gorbachev begitu keluar dari limousinnya? Ia langsung menuruni terap dengan terburu-buru, setengah berlari hingga terap bergoyang, meninggalkan rombongannya yang tercengang. Sebagaimana kunjungan pejabat, di pertanian kentang itu pun Gorbachev melakukan tanya jawab dengan para petani. "Pertanian berjalan baik," itulah selalu jawab petani. Dan kata Sekjen Partai termuda dalam sejarah Soviet itu, "Saya selalu mendengar jawaban itu-itu saja, tapi di sini mestinya ada banyak masalah." Lalu terbukalah masalah itu. Petani pun lalu berani melaporkan bahwa mereka kekurangan gula untuk membuat selai. Gorbachev langsung menebak bahwa itu disebabkan banyak sekali pembuat minuman gelap. Katanya "Sudah waktuny kini mengakhir pembuatan minuman gelap. Orang-orang itu seperti kembali hidup di zaman dinosaurus saja." Sebuah kampanye antiminuman keras memang dicanangkannya. Gorbachev, anak petani dari tanah hitam Rusia Selatan yang subur, memang lain dibandingkan pemimpin-pemimpin Soviet sebelumnya. Bahkan PM Inggris Margaret Thatcher, yang biasanya tak menyembunyikan ketidaksukaannya pada komunis, kali ini terpaksa tertarik pada pemimpin Soviet satu ini. Dan pihak Barat pun berharap bisa "berbicara baik-baik" dengan pemerintah Negeri Beruang Merah itu. Tentu saja banyak hal yang dicanangkan Gorbachev yang terdengar sama dengan di Barat tapi sesungguhnya berbeda. Bila ia menyarankan "demokrasi" di Soviet, maksudnya adalah sebuah diskusi bebas di dalam PKUS sendiri, bukannya demokrasi sebagaimana pengertian di Amerika yang memberi toleransi adanya pihak oposisi. Gorbache sudah tentu tak akan membiarkan oposisi menyusun kekuatan di Soviet. Bila ia membiarkan adanya kritik terhadap pemerintahannya, itu karena dirasakannya ideologi Soviet telah menyimpang dari garis Lenin, pendiri Uni Soviet yang dipujanya. Mikhail Gorbachev tampaknya memang tokoh yang penuh kontradiksi. Umpamanya, sementara ia mendengungkan glasnost, keterbukaan, tak lama setelahia diangkat menjadi Sekjen PKUS, masa kecil dan remajanya tetap gelap bagi warga Soviet kini. Misalnya, tak ada catatan yang menceritakan yang dilakukan Gorbachev waktu ia masih 11 tahun, sewaktu Nazi menjarah desanya, Privolnoye, dalam Perang Dunia II. Kemudian, selagi menjadi mahasiswa Fakultas Hukum di Universitas Moskow, tak juga diketahui kegiatannya. Biografi resmi hanya menyebutkan ia bekerja di bengkel sebagai "pengemudi traktor". Seorang pejabat yang diketahui mengenal Gorbachev di masa mahasiswa suatu saat ditanya, "Bagaimana Gorbachev ketika itu?" Orang itu tersenyum sejenak, lalu, "Saya tak ingat lagi.' Besar dugaan, bapak glasnost ini sengaja membungkam pers dan orang-orang Soviet membeberkan masa lalunya. Untunglah, koresponden majalah Time sedikit bisa mengungkapkan dari kabut masa lalu pemimpin yang punya ciri noktah merah di dahinya sebelah kiri ini (Dugaan dokter-dokter Barat, itu adalah hemangioma yang dibawa sejak lahir, akibat pembuluh darah yang tak nommal di bawah kulit. Kabarnya, pers Soviet selalu mengusir dan menghilangkan ciri itu dari potret-potret Sekjen Partainya tersebut). Antara lain terungkapkan bahwa Gorbachev lahir pada 2 Maret 1931, di rumah bata bertingkat yang punya tiga kamar, dan sebuah dapur kecil, dan sebuah kebun yang nyaman. Waktu itu Soviet sedang diteror oleh pemimpin tertingginya, Stalin. Banyak keluarga petani kelaparan karena hasil gandum harus dikumpulkan buat pemerintah, sebagai konsekuensi sistem pertanian kolektif. Agaknya, Gorbachev luput dari bencana kelaparan, karena kakeknya bekerja di pabrik roti, dan ayahnya menjadi sopir traktor pemotong dan perontok gandum. Bayang-bayang masa kecil tercermin dari sikap semasa mahasiswa. Meski ia tetap setuju pertanian kolektif dan anti terhadap kulaks (petani kaya), ia tak setuju petani yang sedikit makmur - kelas menengah istilahnya - diperlakukan kasar. Kawan sekolahnya Lev Yudovich, masih ingat Gorbachev ketika itu adalah siswa yang, "tidak punya banyak ide orisinil." Namun, "selalu berusaha menjadikan semua orang sebagai teman baiknya." Tapi begitu Stalin ffada, Gorbachev tampil dengan kritik-kritiknya yang tajam terhadap rezim Stalin. Di masa remaja ia kerja keras di pertanian kolektif, baik di panas menyengat maupun di dingin yang beku - bila kedinginan selagi bekerja di pertanian, Gorbachev remaja membungkus tubuhnya dengan jerami. Karena kerja kerasnya itu ia mendapat penghargaan "Bintang Merah" pada 1949, yang jarang diberikan kepada remaja usia 18 tahun. Ia pun mendapat medali perak, sebagai juara kedua ketika lulus dari sekolah menengah. Itu semua mempermudah ia masuk fakultas hukum pada 1950, dan lulus pada 1955, pada usia 24 tahun. Sebenamya, fakultas hukum bukanlah tujuannya. Ia sangat tertarik pada banyak bidang, kecenderungan intelektualnya kuat. Tapi, "Bahkan untuk mengatakan minat saya dalam ilmu pun ketika itu tidak bisa." Karena ia kurang suka sains, masuklah ia ke hukum. Lulus dari fakultas hukum, Gorbachev mulai terjun ke dunia politik. Mulanya ia dipercaya sebagai Sekretaris Komsomol, Perhimpunan Komunis Muda, di Stavropol. Di situlah ia harus mengelola pertanian kolektif, yang menjadi akar ekonomi pedesaan Soviet. Dengan merangkak, karier dititinya hingga ia menjadi sekretaris partai di daerahnya pada 1970, pada usia 39 tahun. Belum lama ini televisi mewawancarai Maria Panteleyevna, ibu Gorbachev. Di situ terungkapkan bahwa Misha (nama panggilan buat Mikhail) di zaman perang tak masuk sekolah berbulanbulan karena tak punya sepatu. Ayahnya, Sergei Gorbachev, kemudian mendesak Maria agar menjual sesuatu untuk membelikan sepatu anaknya, "Misha harus sekolah." Tapi ibu itu juga tak menjawab teka-teki ini: adakah Misha punya saudara. Konon ia punya abang yang lain bilang ia punya adik perempuan - tapi tak pernah terbuktikan. Kini Maria, 70-an tahun, hidup sendiri di Privolnoye, karena suaminya telah meninggal pada 1976 lalu. Secara teratur, paling sedikit setahun sekali, Gorbachev mengunjungi ibunya. Satu langkah besar terjadi pada tahun 1978. Gorbachev pindah ke Moskow, menjadi anggota Sekretariat Komite Sentral. Ketika itu usia Gorbachev 47 tahun (terbilang sangat muda di kalangan koleganya), seusia Lenin waktu- revolusi. Hebatnya pula, ia diangkat tanpa menjalani proses masa pencalonan sebagaimana lazimnya. Dua tahun kemudian, ia masuk lembaga Politbiro. Tak lepas dari akarnya sebagai anak petani, pembaruan pertama yang dilakukan Gorbachev adalah di bidang pertanian. Ia mengelola investasi besar-besaran "program pangan" yang disponsori Brezhnev. Gorbachev lalu mencoba gagasan baru: mengalihkan pengendalian bidang pertanian dari kementerian di Moskow kepada pejabat-pejabat pertanian di daerah. Kelompok-kelompok pekerja diserahinya tanah dan digaji sesuai dengan hasil tanah itu. Gorbachev mau memulihkan keterikatan petani pada tanahnya, yang dihancurkan Stalin dulu untuk memacu kolektivitas. Tapi ia gagal, artinya panen tak seperti yang diharapkan. Syukurlah, kegagalannya tak menyebabkan ia terlempar keluar: Andropov naik. Dan ia dipakai benar oleh pemimpin baru itu. Mereka sama-sama benci kepada pejabat korup malas, lamban. Mereka mengganti seperlima sekretaris partai di daerah. Sembilan dari 23 kepala departemen Komite Sentral pun mereka ganti. Fakultas hukum di zaman Gorbachev mahasiswa tidak populer. Bukankah hukum telah dilindas sendiri oleh Stalin? Tapi di sinilah Gorbachev membaca karya ahli hukum Barat: Thomas Aquinas, antara lain, dan ia pun belajar bahasa Latin tiga tahun selama kuliah Gorbachev tinggal di asrama Stromyn, yang tiap kamarnya dijejali 8 mahasiswa - asrama ini dihuni 10.000 mahasiswa. Di sini ada acara menarik, memutar film-film asing sitaan dari tentara Jerman. Film paling populer kala itu Tarzan-nya Johnny Weissmuller. Bila malam film habis diputar, siangnya Stromyn akan riuh oleh hoaiao ... teriakan sang raja rimba. Kala itulah Gorbachev mulai naksir Raisa Maximovna Titorenko, mahasiswi filsafat yang cemerlang, yang tinggal di asrama juga. Ada perjanjian di Stromyn, untuk membiarkan seorang kawan hanya berduaan dengan ceweknya selama sejam. Dalam majalah dinding, hal ini mereka sebut dengan kode "jam pembersihan". Gorbachev akhirnya menikahi Raisa pada 1954. Mereka dikaruniai seorang anak perempuan, Irina, kini 28 tahun - menjadi dokter dan menikah dengan dokter pula. Gorbachev memang membawa suasana baru. Sejumlah korban kekejaman Stalin setengahan abad lalu dipulihkan nama baiknya. Buku-buku terlarang kini boleh terbit. Misalnya Doktor Zhiuago-nya Boris Pastemak kini boleh terbit di negerinya sendiri. Bintang balet yang telah membelot ke Amerika malah diundangnya main di Rusia. Keinginan unjuk rasa dibiarkannya makin longgar. Bila Armenia bisa ricuh seperti akhir-akhir ini, apalagi penyebabnya kalau bukan kelonggaran politik . Untuk memperbaiki citra Sovietkah semua itu? "Saya tidak mengundang tepuk tangan Anda bagi Uni Soviet. Saya juga tak ingin menggugah simpati Anda pada kami. Buah perestroika akan menjadi hasil penting bagi hubungan intemasional," tulis Gorbachev sendiri dalam bukunya Perestroika, pembaruan. Tapi ia menolak bila dikatakan bahwa kemajuan model Barat yang diperkenalkannya di Uni Soviet menunjukkan tersisihnya paham Marxisme dan Leninisme. "Kami bermaksud membikin sosialisme lebih kuat, bukan menggantikan itu dengan sistem lain."

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus