Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Kabupaten Kepulauan Seribu kembali mengoperasikan mesin pirolisis yang mampu mengubah sampah plastik menjadi bahan bakar minyak (BBM) di Kelurahan Pulau Harapan Kecamatan Kepulauan Seribu Utara.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pemkab Kepulauan Seribu sudah memanfaatkan yang dapat mengubah plastik menjadi BBM jenis Solar ini di Pulau Pramuka, Kelurahan Pulau Panggang, Kepulauan Seribu Utara sejak 2019.
"Ke depan kami harapkan mesin pirolisis plastik ini tidak hanya di Pulau Harapan saja, tetapi di semua pulau permukiman. Sehingga selain bisa mengurangi sampah, manfaatnya juga bisa dirasakan oleh nelayan Kepulauan Seribu," ujar Bupati Kepulauan Seribu Junaedi dalam siaran pers yang diterima di Jakarta Utara, Selasa, 25 Januari 2022 dikutip Antara.
Junaedi mengatakan mesin pirolisis plastik di Kelurahan Pulau Harapan merupakan hasil kolaborasi antara pemerintah kabupaten dan PT Astra untuk mengurangi sampah plastik dengan cara mendaur ulang sampah di wilayah tersebut menjadi BBM jenis Solar.
Sementara itu, Perwakilan PT Astra, Bondan Susilo, mengatakan bantuan mesin pirolisis plastik itu merupakan bagian dari program Kampung Berseri Astra dengan semangat mengurangi sampah plastik di Kepulauan Seribu.
"Mesin pirolisis plastik sebelumnya sudah diberikan untuk Kelurahan Pulau Panggang, dan ini bantuan yang kedua di Pulau Harapan. Ke depan, kami akan berikan di kelurahan lain," tutur Bondan.
Mengutip informasi Pusat Kajian Kebijakan Strategis (Pusjakstra) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan di situs resmi Kementerian LHK, pirolisis adalah proses dekomposisi kimia suatu bahan menggunakan pemanasan (thermolisis) tanpa kehadiran oksigen atau dengan udara yang terbatas. Hasil pirolisis dapat berupa tiga jenis produk yaitu padatan (charcoal/arang), gas (fuel gas), dan cairan (bio-oil).
Hasil uji laboratorium terhadap BBM yang dihasilkan mesin pirolisis plastik ternyata relatif stabil dan bisa mengoperasikan mesin dua langkah (2-tak), seperti gergaji mesin (chainsaw).
Teknologi pirolisis plastik itu tidak memerlukan listrik yang besar dan tempat yang luas. Sehingga pekerjaan mengubah sampah plastik agar menjadi lebih bermanfaat itu mudah dilakukan oleh setiap warga Pulau Pramuka.