Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Berita Tempo Plus

Dari Umberto Eco, Camus, Sampai Nurcholish

Delapan dasawarsa usia Goenawan Mohamad dirayakan sahabat-sahabatnya dengan menggagas penerbitan sejumlah buku. Termasuk sebuah buku seni rupa luks.

7 Agustus 2021 | 00.00 WIB

Goenawan Mohamad (kedua kiri) saat pembukaan pameran seni rupa bertajuk Di Muka Jendela: Enigma dan peluncuran buku Rupa, Kata, Obyek, dan yang Grotesk di tempodotco, Jakarta, Juli 2021. YouTube
Perbesar
Goenawan Mohamad (kedua kiri) saat pembukaan pameran seni rupa bertajuk Di Muka Jendela: Enigma dan peluncuran buku Rupa, Kata, Obyek, dan yang Grotesk di tempodotco, Jakarta, Juli 2021. YouTube

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BUKU kumpulan artikel seni Goenawan Mohamad berjudul Rupa, Kata, Obyek dan yang Grotesk: Esai-esai Seni Rupa dan Filsafat Seni (1961-2021) tampak artistik. Buku yang diterbitkan oleh penerbit Gang Kabel itu memiliki dua kover dengan warna berbeda: hitam dan putih. Pada kover versi hitam terpampang lukisan GM—sapaan Goenawan Mohamad—berjudul Di Masa Pandemi. Kover buku ini menampilkan seorang berjas berkepala burung dengan paruh panjang. Sementara itu, sampul yang putih menampilkan lukisan GM berjudul Monyet tanpa teman. Keduanya adalah lukisan yang dibuat Goenawan Mohamad pada tahun ini.

“Isi buku itu sama. Cuma kovernya yang berbeda. Ada 40 artikel GM tentang seni di situ,” kata Hendro Wiyanto, pengamat seni rupa yang memberi kata pengantar dalam buku tersebut. Dalam acara launching buku tersebut, Jumat, 30 Juli lalu, di Salihara Hendro mengatakan esai-esai seni rupa Goenawan Mohamad adalah suatu jenis esai yang ditulis dari sudut pandang seorang penyair yang bergulat dengan masalah estetika dan teks-teks filsafat. Dalam kata pengantarnya sendiri Hendro mengemukakan bahwa dalam esai-esai seninya GM selalu menekankan ada hubungan yang sangat dekat antara puisi dan imaji, juga sebaliknya.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Seno Joko Suyono

Menulis artikel kebudayaan dan seni di majalah Tempo. Pernah kuliah di Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada. Pada 2011 mendirikan Borobudur Writers and Cultural Festival (BWCF) dan menjadi kuratornya sampai sekarang. Pengarang novel Tak Ada Santo di Sirkus (2010) dan Kuil di Dasar Laut (2014) serta penulis buku Tubuh yang Rasis (2002) yang menelaah pemikiran Michel Foucault terhadap pembentukan diri kelas menengah Eropa.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus