Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pemilihan presiden tahun ini sangat berkesan bagi Ainun Najib. Ia tak hanya ikut memeriahkan pesta demokrasi lima tahunan dengan mencoblos di Singapura. Dari negeri jiran itu pula pria 28 tahun ini turut aktif mengawal penghitungan suara. Ya, lewat situs kawalpemilu.org, Ainun menyediakan hasil real count rekapitulasi suara yang dapat diakses dan diverifikasi langsung oleh publik.
Situs yang dirakit selama dua hari dan diluncurkan Selasa malam, 15 Juli 2014, itu memberi Ainun kesibukan baru. Ia harus sigap merespons setiap pemberitahuan yang muncul sewaktu-waktu di laman Facebooknya. Isinya sering pesan dari para relawan. Namun tak jarang berupa laporan dari masyarakat tentang kesalahan data.
"Ada data suara tidak sah tertulis dobel dengan suara sah sehingga jumlahnya besar," kata Ainun setelah membaca notifikasi, Sabtu dua pekan lalu. Seketika itu juga Ainun memperbaiki kesalahan input data itu agar rekapitulasinya terkoreksi.
Sepanjang sore itu, jemari tangan Ainun seakan-akan tak berhenti menari di atas keyboard komputer jinjing Apple Mac-nya. Sembari menanti waktu berbuka puasa di kedai Mr Teh Tarik Eating House di kawasan Geylang Road, Singapura, konsultan teknologi informasi lulusan Nanyang Technological University ini terus memelototi layar monitor. Sesekali ia mengalihkan pandangan ke layar telepon seluler iPhone putih yang tergeletak di meja.
Ainun mengatakan situs kawalpemilu.org sebetulnya hasil oprekan dua sejawatnya, pakar komputer yang bekerja di perusahaan teknologi raksasa Silicon Valley, yang masing-masing berkantor di Amerika Serikat dan Australia. Merekalah yang membuat software untuk mengunduh data, database untuk tulang punggung situs, laman untuk entry data, serta bermacam fitur lain.
Kawalpemilu.org terdiri atas server internal dan eksternal. Alamat server internal sengaja dirahasiakan. "Sebab, database-nya ada di situ," ujar Ainun. Adapun server eksternalnya, www.kawalpemilu.org, bisa diakses publik dan memperbarui data dari server internal setiap 10 menit.
Sistem database juga dirakit dari nol. Ainun dan dua rekannya memakai in-memory database yang bekerja ribuan kali lebih cepat dibanding hard disk, sistem yang digunakan Komisi Pemilihan Umum. Dengan total data yang ternyata cukup kecil, sekitar 50 megabita, situs buatan Ainun menjadi lebih enteng ketika diakses jutaan orang. "Itu sudah diantisipasi," ucapnya.
Menurut Ainun, prinsip kerja kawalpemilu.org terbilang sederhana. Seluruh data pindai formulir C1-hasil penghitungan suara di setiap tempat pemungutan suara-diunduh dari situs KPU dengan software khusus. Software juga memotong formulir C1 dalam bentuk snippet sehingga terlihat bagian perolehan jumlah suara saja. Data ini ditaruh di server internal dan hanya dapat diakses Ainun dan timnya.
Nah, dengan metode crowdsourcing, 700 relawan netizen di dalam dan luar negeri keroyokan memindahkan semua angka di snippet ke kolom input data di kanannya. Kolom itu terdiri atas empat baris. Masing-masing diisi jumlah suara pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, jumlah suara Joko Widodo-Jusuf Kalla, jumlah semua suara sah, dan jumlah semua suara tidak sah.
Dengan cara itu, angka yang sebelumnya berupa coretan tangan petugas pemungutan suara disulap menjadi angka digital. Walhasil, datanya dapat direkapitulasi secara cepat dan mudah. Ainun mengatakan satu TPS hanya membutuhkan lima detik untuk input data. Lebih dari 478 ribu TPS bisa selesai dikerjakan dalam waktu tiga hari. "Cepat sekali," katanya.
Kawalpemilu.org menampilkan data agregasi nasional yang dapat dilihat detailnya hingga provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, desa, dan TPS. Setiap TPS dilengkapi bukti C1-nya. Tampilan ini memudahkan siapa saja memverifikasi data di dalamnya. Masyarakat bisa mengoreksi data lewat fitur "laporkan kesalahan".
Menurut Ainun, kawalpemilu.org mampu menyediakan data yang akurat sekaligus mudah ditelusuri. Dengan begitu, siapa saja bisa mengklaim kebenaran data masing-masing, tapi klaim mereka dihadapkan pada sebuah verifier yang solid. "Tidak sampai jadi desas-desus meresahkan dan alasan untuk menggerakkan massa," ujarnya.
Ainun membenarkan, kawalpemilu.org dilindungi sistem pengamanan berlapis yang sangat kuat. Pertama, server internalnya di-hosting ke Google dan Amazon. Dengan ukuran bandwidth yang sangat besar, serangan peretas tidak mudah merobohkan kawalpemilu.org. "Jika ingin membuat kawalpemilu down, harus bikin Google down."
Lalu server eksternal kawalpemilu.org dilapis dengan CloudFlare. Teknologi komputasi awan ini berfungsi sebagai jembatan agar pengunjung, peretas, crawler, dan bot tidak langsung mengunjungi situs utama, tapi dialihkan ke laman bayangan. "Serangan itu lebih dulu di-handle CloudFlare," kata Ainun. Efek sampingnya, tampilan kawalpemilu.org tidak langsung terbarui karena CloudFlare harus mengambil data lebih dulu.
Rekan Ainun di Amerika Serikat mengatakan sengaja merakit semua infrastruktur kawalpemilu.org dari nol agar tampil optimal sesuai dengan yang diinginkan. Lagi pula, dengan mendesain semuanya secara khusus, sisi keamanan menjadi lebih terjamin. "Cara-cara hacking standar di luar sana tidak mempan pada sistem kami," ujar pria yang turut memberikan komentar lewat ruang obrol Facebook milik Ainun itu.
Salah seorang relawan, Dayce Sjaflan, mengatakan pemilu kali ini sangat fenomenal bagi masyarakat Indonesia. Transparansi data oleh KPU memungkinkan masyarakat bersama-sama melakukan proses penghitungan suara. "Ini saatnya saya turun tangan, tidak hanya mengamati," kata perempuan 38 tahun yang bekerja di perusahaan bidang komunikasi di Jakarta ini.
Dayce menjadi relawan sejak 16 Juli lalu. Ia ditawari bekas koleganya yang lebih dulu menjadi relawan dan berteman dengan Ainun serta tinggal di Singapura. Bergabung dengan tim hubungan masyarakat, Dayce bertugas memberikan informasi tentang kawalpemilu.org, mengelola akun media sosial di Twitter dan Facebook, menjalin hubungan dengan media, serta berkoordinasi dengan semua relawan.
Kawalpemilu.org bukanlah satu-satunya situs independen yang melakukan penghitungan suara. Dari Negeri Abang Sam, Henry Tan Setiawan membuat www.pilpres2014.org. Berbeda dengan kawalpemilu.org yang dikerjakan beramai-ramai, Henry menggarap situsnya sendirian. Software engineer yang bekerja di Microsoft ini memanfaatkan data dari hasil pindai DA1 (perhitungan kecamatan), DB1 (kabupaten/kota), dan DC1 (provinsi), dengan penambahan fitur visualisasi.
Henry menggunakan crawler untuk mengunduh DA1 secara otomatis dan memperbaruinya setiap dua jam. Program komputer buatannya itu bertugas menjelajahi dan mengambil halaman-halaman dari situs KPU. "Crawler bisa mengekstrak tabel kode-kode provinsi, kabupaten, dan kecamatan secara otomatis," katanya via surat elektronik.
Kode-kode itu berguna untuk mendapatkan data jumlah suara dari dokumen DA1. Data itu lantas diurutkan berdasarkan tingkat kabupaten, provinsi, sampai nasional. Metode ini, menurut Henry, memungkinkannya memproses data tanpa melakukan penghitungan manual. Hasilnya juga lebih konsisten dan terhindar dari kesalahan hitung yang mendasar.
Henry mengatakan crawler buatannya mampu menyisir seluruh laman KPU dalam waktu 20-30 menit menggunakan parallel thread processing. Pembaruan data setiap dua jam bukanlah faktor kebetulan. Henry sengaja menyetelnya. "Dua jam cukup cepat dan saya sangat berhati-hati supaya tidak membanjiri server KPU dengan spam," ujar pria kelahiran Sukabumi yang bermukim di Seattle, Amerika Serikat, ini.
Henry membuat www.pilpres2014.org sepekan setelah pemilihan presiden. Ia menggunakan Microsoft Visual Studio IDE untuk menulis semua kode dan infrastruktur Microsoft Azure Cloud buat meng-hosting situsnya. "Sistemnya berjalan dalam waktu kurang dari 24 jam," katanya. Yang unik dari situs ini, hasil yang ditampilkan tidak hanya berupa persentase, tapi juga data visualisasi perolehan suara di tiap wilayah.
Di dalam negeri, Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) di Jawa Timur mengambil inisiatif membuat situs penghitungan suara secara real count. Gagasan muncul spontan dari benak kepala pusat informasi dan komputer UMM, Suyatno, lantaran penasaran terhadap hasil penghitungan suara. Namun rupanya data di situs KPU tak mudah dibaca dan dipahami.
Gayung bersambut, ide Suyatno didukung pihak kampus. "Sistem komputasi siap dalam tempo sehari," ujar kepala divisi infrastruktur dan jaringan, M. Nasar, kepada Tempo. Server dan jaringan Internet tak lupa disiapkan. Hasilnya, situs http://data-pilpres.umm.ac.id rampung dua pekan lalu dan menampilkan data rekapitulasi suara bagi masyarakat awam.
Situs bikinan UMM memanfaatkan data DB1 terverifikasi dari 464 kabupaten/kota serta 130 panitia pemilihan luar negeri. Dengan bahasa pemrograman web Hypertext Preprocessor (PHP) dan fitur Get URL, data diekstraksi dalam tujuh tabel yang disusun berdasarkan nama provinsi. Tabel-tabel itu berisi data perolehan suara dan persentase untuk tiap calon presiden, selisih perolehan suara, dan persentase data dari kabupaten/kota yang sudah diolah.
Tabel hasil ekstraksi yang dipanen dari laman KPU itulah yang ditampilkan di http://data-pilpres.umm.ac.id. Data tersebut berubah setiap 60 detik secara otomatis. Ini karena situs KPU memperbarui data setiap 1-7 menit. "Data yang tersaji identik dengan data yang diunggah di laman KPU," kata Nasar.
Di Negeri Singa, Ainun tidak pernah menyangka situs kawalpemilu.org bakal menyita perhatian masyarakat di Tanah Air. Hujatan dan pujian membanjiri laman akun Twitternya. Namun situs ini memang sengaja dirancang untuk mencegah pemilu dicurangi dengan cara apa pun. Ainun juga bermaksud memberikan tekanan agar siapa pun yang berniat curang akan berpikir seribu kali. "Itu memang tujuan kami."
Mahardika Satria Hadi (Singapura), Eko Widianto (Malang)
Tabulasi data Nasional Pemilihan Presiden 2014 (Real time)
Prabowo-Hatta:
47,05%
61.711.978 Suara
Jokowi-JK:
52,95%
69.455.113 Suara
Selisih:
5,90%
7.743.135 suara
Hasil real count situs-situs independen penghitungan suara:
www.kawalpemilu.org
Prabowo-Hatta:
46,84%
(62.576.585 suara)
Jokowi-JK:
53,15%
(70.997.607 suara)
www.pilpres2014.org
Prabowo-Hatta:
46,85%
(62.262.844 suara)
Jokowi-JK:
53,15%
(70.633.576 suara)
www.data-pilpres.umm.ac.id
Prabowo-Hatta:
47,05%
(61.711.978 suara)
Jokowi-JK:
52,95%
(69.455.113 suara)
www.kawal-suara.appspot.com
Prabowo-Hatta:
47,22%
(37.329.986 suara)
Jokowi-JK:
52,78%
(41.731.323 suara)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo