Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Belum lama ini figur publik, Medina Zein mengungkapkan bahwa ia mengalami gangguan bipolar. Wanita berusia 27 tahun itu mengonsumsi obat-obatan untuk pengidap bipolar atas izin dokter. Obatnya itu diduga membuat ia positif narkoba saat melakukan tes urine. Kini, ia harus menjalani rehabilitasi di Lembaga Pendidikan Polri, Lebak Bulus, Jakarta Selatan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Seorang penyintas bipolar menunjukkan dua gejala yang ekstrim, yaitu gangguan emosi dalam episode manic dan episode depressive. Menurut Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa dr. Laurentius Panggabean, Sp.KJ tanda depresi antara lain perasaan sedih dan menangis tanpa sebab yang jelas, merasa diri tidak berguna, malas makan atau sebaliknya banyak makan, berat badan meningkat atau sebaliknya menurun. Susah tidur atau mengantuk.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pada manik, perasaan sebaliknya, merasa mampu, harga diri yang tinggi, mudah tersinggung, emosional hingga tidak jarang membanting barang. Bahkan boros dan membelanjakan uang, serta melakukan perjanjian atau tindakan yang berisiko.
"Gejala manik seperti disebutkan diatas dapat dikenali dari awal, baik oleh keluarga maupun pasien sendiri. Ketika pasien sudah pulih dibangun komitmen apa yang menjadi penanda awal sebagai tanda menuju perubahan uang lebih berat," ucap dr Laurentius kepada Tempo, Sabtu 4 Januari 2020.
Dr. Laurentius mengatakan terdapat beberapa jenis obat bagi pengidap gangguan bipolar dan ada beberapa yang dipertimbangkan penggunaannya oleh dokter. Jenis obat tertentu bisa digunakan bersama obat lain sesuai dengan pertimbangan dokter.
Pada kondisi manic seandainya pengidap telah menggunakan anti-depresi maka obatnya diturunkan atau dihentikan dan digunakan obat yang bisa memperbaiki mood. Penggunaan obat adalah untuk memperbaiki keluhan pasien, yang depresi bisa mendapatkan keceriaannya kembali, sedangkan yang manik membaik perasaanya.
"Namun jika masih menyusui atau hamil dianjurkan untuk tidak diberikan. Karena kemungkinan zat yang ada dalam obat bisa terdapat pada air susu ibu yang akan mempengaruhi pertumbuhan janin. Jadi memang pilihannya sulit apakah mempertimbangkan manfaat obat pada ibu atau menghentikan pemberian ASI," ucapnya
Perhatikan juga apakah pasien lupa atau tidak rutin minum obat. Bagi seseorang yang baru mengalami gangguan bipolar, sebagai indikator mungkin dapat melihat atau merasakan perubahan perilaku. "Perubahan perilaku apakah bukan gangguan dilihat dari lamanya. Kalau bukan gangguan terjadi hanya dalam beberapa waktu sedangkan gangguan dialami dalam waktu 2 minggu atau lebih," ucapnya.