Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Yayasan Makam Mbah Priok, Chandra, mengatakan pembangunan di kompleks makam tersebut menjadi tersendat semenjak mantan Gubernur Jakarta, Basuki Tjahja Purnama atau Ahok, tidak menang dalam pemilihan kepala daerah (pilkada) DKI Jakarta dan mendekam di penjara.
"Cuman karena beliau terbentur kasus itu, pembangunan kami berjalan tapi jadi merangkak," ujar Chandra saat ditemui Tempo di kompleks Makam Mbah Priok atau Habib Hasan bin Muhammad Al Hadad di Koja, Jakarta Utara, Selasa, 3 Juli 2018.
Baca: Begini Wajah Makam Mbah Priok yang Direnovasi Ahok
Kasus yang dimaksud Chandra adalah penistaan agama yang menyebabkan Ahok dijatuhi hukuman 2 tahun penjara oleh majelis hakim pada Selasa, 9 Mei 2017. Sebab, kata Chandra, pengurus yayasan menganggap Ahok sebagai pembuka jalan untuk pembangunan dan renovasi kompleks makam tersebut.
"Pak Ahok membuka jalan dari yang tadinya susah, menjadi mudah segala pengurusannya," tutur Chandra.
Renovasi dilakukan di antaranya lewat pembangunan gedung baru untuk kantin, minimarket, dan istirahat para peziarah. Pembangunan yang melibatkan arsitek terkenal di Tanah Air, Gregorius Antar Awal, itu disebutkan tak lepas dari andil Ahok. Chandra menerangkan, pembangunan itu bisa dilakukan atas donasi dari sebuah perusahaan yang memproduksi minuman air mineral dalam kemasan.
Pembangunan, menurut kesaksian masyarakat setempat, dimulai pada 5-6 bulan lalu. Bukan hanya gedung baru, areal parkir peziarah juga diganti dilapisi aspal. Masih ada satu rencana yayasan yang belum terwujud, yakni pembangunan masjid. Namun Chandra menyatakan tak tahu apakah itu juga akan terwujud.
Simak juga: Pengurus Yayasan Ungkap Peranan Ahok untuk Makam Mbah Priok
“Kami fokus mengurus pemberian status wisata religi untuk makam dulu,” katanya. Selain itu, Chandra mengatakan pengurus yayasan akan menyelesaikan pembangunan yang sudah berjalan terlebih dahulu.
Sebelumnya, pada 4 Maret 2017, Ahok meresmikan kompleks Makam Mbah Priok sebagai cagar budaya. Dampaknya, kata Chandra, makam menjadi terlindungi. “Tidak ada yang utak-atik lagi. Peziarah juga enak dan nyaman, tidak waswas," tuturnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini