Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Tangerang - Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kabupaten Tangerang meningkatkan kewaspadaan dengan semakin meluas dan meningkatnya kasus penyakit Lumpy Skin Disease (LSD) pada sapi. Penyebaran penyakit kulit berbenjol kini meluas di 16 kecamatan dengan jumlah kasus mencapai 303.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Lumpy Skin Disease (LSD) merupakan penyakit infeksius yang disebabkan oleh capripox virus yang termasuk family poxviridae yang juga dikenal dengan nama Neethling Virus.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kepala DPKP Kabupaten Tangerang Asep Jatnika mengatakan berdasarkan laporan hingga Mei 2023 ini, jumlah kasus meningkat dari 219 menjadi 303 kasus LSD. "Dan sebaran kasus LSD ini telah meluas," ujar Asep, Rabu 17 Mei 2023.
Menurut Asep, dari penambahan jumlah kasus penyakit kulit berbenjol pada hewan ternak itu mengalami perluasan tingkat penularannya. Sebelumnya hanya ditemukan di 13 wilayah kecamatan, kini bertambah tiga wilayah dengan total menjadi 16 kecamatan yang teridentifikasi adanya penyakit tersebut. "Ini cukup signifikan peningkatannya," kata Asep.
Asep mengatakan kondisi ini terjadi di saat pihaknya tengah mengejar target vaksinasi 10 ribu PMK. Namun, pada 3-4 bulan terakhir terjadi penambahan 300-an kasus, yang jumlahnya cukup besar.
Menurut Asep, ratusan hewan ternak yang dinyatakan positif terpapar penyakit LSD itu umumnya hewan ternak sapi. "dan secara umum kebanyakan kasus dari sapi," tuturnya.
Meski terjadi perluasan dan penambahan kasus, lanjut dia, sebagian hewan sapi yang sebelumnya dinyatakannya positif LSD sejauh ini sudah mulai sembuh seiring dengan upaya pengobatan yang dilakukan.
Asep mengimbau agar masyarakat mewaspadai penyakit LSD ini, karena penyakit cacar menular pada ternak yang disebabkan oleh virus. "Kami berpesan kepada masyarakat terutama peternak apabila ditemukan gejala seperti suhu badan tinggi dan terdapat tanda-tanda fisik seperti benjolan di kulit hewan agar segera laporkan kepada kami (DPKP) untuk segera ditangani secara medis," ujar Asep.
Menurut dia, penyebaran atau penularan virus LSD ini bisa melalui serangga atau kontak antara hewan sakit dan hewan sehat. Asep mengatakan, DPKP telah melakukan berbagai upaya dalam menangani kasus LSD ini seperti, hewan ternak yang terkena LSD sama dengan penanganan terhadap hewan yang kena penyakit mulut dan kuku (PMK), yakni dipisahkan dari sapi yang sehat.
Selain itu, tim kesehatan hewan yang ada di lapangan melakukan vaksin dan pengobatan atau pemberian vitamin serta melakukan lokalisir terhadap area yang terkena penyebaran LSD. Caranya, menjaga kebersihan kandang, penyemprotan desinfektan dan memotong mata rantai penularan melalui vector penyakit seperti lalat.