BUKAN main, tiga puluh delapan ribu dollar untuk kerja seminggu.
Penyelundup narkotik pun tak dapat sampai sebegitu," seru John
Rockhill sambil bersandar pada mobil dinas patrolinya. Veteran
patroli perbatasan Amerika yang satu ini di El Paso, Texas,
sedang menjelaskan kegiatan penyelundupan manusia dari wilayah
Mexico. Komplot itu membawa 30 orang El Salvador ke padang pasir
Arizona dengan tarif (US$1.200 per jiwa. Tanpa persediaan air
minum yang cukup, penyelundupan kali ini berakhir dengan
tragedi, tewasnya 12 orang pendatang gelap dan seorang yang
diduga sebagai pemandu anggota komplot itu. Rockhill bersama
petugas lainnya menemukan mayat mereka dan menolong selebihnya
yang masih hidup baru-baru ini.
Sementara negara-negara di bagian selatan terus menerus dilanda
keguncangan politik dan ekonomi, usaha mengungsi ke Amerika
Serikat merupakan komoditi yang mahal di dunia. Semakin banyak
pendatang gelap yang semula meriskir keselamatan jiwanya
menyeberang perbatasan kini beralih pada profesi penyelundup.
Adalah biasa di Ciudad Juarez, suatu kota Mexico, di seberang
Sungai Rio Grande dari El Paso tampak kelompok penyelundup yang
dijuluki coyote (anjing hutan) sedang merundingkan bisnis
mentranspor manusia yang mereka sebut pollos (ayam) ke Amerika
Serikat.
Didahului oleh mobil pengintai yang memakai peralatan radio,
suatu iringan truk pengangkut bir, truk pengangkut kuda, mobil
caravan berangkat dari perbatasan tiap malam. Semua mengangkut
manusia yang telah membayar lunas biaya transportasi mereka ke
tujuan -- seperti US$300 ke Denver, US$500 ke Chicago, US$750 ke
Detroit atau New York. Sedang dari Amerika Latin lebih tinggi
lagi biayanya.
Tahun 1975, Dinas Imigrasi dan Kewarganegaraan AS menangkap
76.000 migran gelap, dan tahun lalu sebanyak 211.000 orang.
Namun jumlah mereka yang lolos diduga jauh lebih banyak.
Suatu organisasi penyelundupan yang besar dan teratur rapi dapat
memindahkan 500 orang dalam waktu seminggu. Organisasi semacam
ini cukup banyak di El Paso. Kalau tarifnya US$500 per jiwa, ini
berarti seperempat juta dollar seminggu, dan setahun mencapai
US$ 12 juta. Bisnis gelap ini sungguh menggoda. Beberapa
sindikat narkotika kini bahkan mengalihkan kegiatan mereka ke
bidang penyelundupan manusia, karena imbalannya cukup tinrgi,
sedangkan ancaman hukuman tidak terlalu keras.
Beberapa sindikat tersebut melakukan spesialisasi seperti
memasukkan wanita tuna susila, pelayan dan sebagainya. Sindikat
itu memaksa mereka bekerja hingga lunas utang mereka.
Biro perjalanan palsu yang menawarkan jasa memasuki AS secara
gelap bertebaran di seluruh Amerika Latin. Suatu iklan dalam
sebuah surat kabar di San Salvador berbunyi: Penumpang untuk
Tijuana dan Los Angeles.
PEMERINTAH Mexico mengizinkan penduduk negara Amerika Latin
lain memasuki Mexico sebagai wisatawan dengan visa. Kaum
pelancong itu dilarang melakukan perjalanan lebih jauh dari
Mexico City. Tapi ternyata banyak yang sampai di perbatasan, dan
menyeberang ke AS. Orang Salvador yang tewas di padang pasir
Arizona itu membawa dalam saku mereka visa semacam itu.
Setelah terkumpul sekelompok calon migran itu, misalnya, di
Ciudad Juarez, pada malam harinya mereka dibawa menyeberangi Rio
Grande, sungai yang dangkal. Penyeberangan biasanya berhasil.
Andaikan gagal dan tertangkap, biasanya mereka dipulangkan ke
Mexico dan bebas untuk mencoba lagi malam berikutnya. Beberapa
komplot penyelundup menyediakan dokumen palsu seperti kartu
kelahiran, Surat Izin Mengemudi dan sebagainya.
Sebenarnya gampang menyeberangi Rio Grande. Ribuan penduduk
Mexico memasuki El Paso tiap hari untuk bekerja dan kembali
pulang pada malam harinya ke Ciudad Juarez. Sedangkan mereka
yang ingin ke pedalaman AS harus bersembunyi di hotel atau
losmen kecil yang tersebar di daerah El Paso dan San Diego. Para
penyelundup umumnya bekerjasama.
Patroli Amerika melakukan pemeriksaan pada jalan raya dekat
perbatasan. Mereka berwewenang menahan kendaraan yang mengangkut
para pendatang gelap. Namun masih tetap banyak terjadi
penyelundupan.
Tahun lalu pihak berwajib membubarkan komplot penyelundupan yang
diduga sudah untung US$ 10 juta hingga US$ 25 juta setahun. Para
penyelidik masih ingat kasus pembayaran uang tebusan sebesar US$
750 ribu bagi pengeluaran seorang tokoh kelompok wanita
penyelundup dari tahanan.
Beberapa istri Marinir di Camp Pendleton, California, pernah
dihukum oleh pengadilan karena memasukkan sejumlah orang Mexico
dari Tijuana ke Los Angeles. Melalui pangkalan marinir tersebut,
mereka menghindari pemeriksaan Dinas Patroli perbatasan.
Petugas imigrasi dan petugas menara kontrol pelabuhan udara
pernah menerbangkan migran gelap lewat perbatasan dengan
menggunakan pesawat terbang pemerintah. Mereka baru-baru ini
dipenjarakan.
Seorang pastor Katolik tertangkap basah ketika membagikan kartu
identitas palsu untuk pendatang gelap. Sang pastor memandang
perbuatannya sebagai perbuatan kemanusiaan.
Tindakan para penyelundup seringkali menimbulkan korban, seperti
kasus orang Salvador yang mati di gurun Arizona. Para
penyelundup adakalanya bersikap kejam seperti menyekap orang
berhari-hari di tempat penampungan sepanjang daerah perbatasan
dengan ventilasi yang buruk. Kemudian mereka naik truk yang
penuh sesak, dengan bekal minuman dan makanan yang amat minim.
Polisi pernah menemukan dalam truk sebanyak 55 orang gelap yang
selama dua hari penuh tanpa makan dan minum. Mereka yang luka
atau sakit seringkali ditinggalkan begitu saja di jalan.
Dua tahun lalu dua orang disembunyikan dalam ruang bagasi mobil.
Keduanya mati terbakar karena penyelundup lari meninggalkan
kendaraannya ketika timbul kebakaran.
Meskipun para calon migran umumnya melunasi lebih dulu biaya
perjalanan, mereka sering disandera oleh para penyelundup sampai
muncul keluarga atau kenalan mereka dengan membawa uang
tambahan. Tidak jarang pada akhir perjalanan mereka masih
diwajibkan lagi membayar sejumlah biaya lain.
Para penyelidik menyatakan bahwa mereka yang tertangkap umumnya
pelaksana seperti sopir, pemandu, dan sebagainya. Sedangkan
otaknya biasanya tak terjangkau hukum karena tinggal di luar
negaranya. Seorang pengacara yang membela pihak penyelundup
menyatakan bahwa mereka yang tertangkap bukan yang memperoleh
keuntungan dari bisnis ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini