Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Penyelundupan manusia lewat mexico

Penyelundupan manusia lewat mexico ke amerika serikat secara besar-besaran dengan organisasi yang cukup rapi. kali ini berakhir dengan tragedi tewas 12 imigran gelap. (sel)

21 Maret 1981 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BUKAN main, tiga puluh delapan ribu dollar untuk kerja seminggu. Penyelundup narkotik pun tak dapat sampai sebegitu," seru John Rockhill sambil bersandar pada mobil dinas patrolinya. Veteran patroli perbatasan Amerika yang satu ini di El Paso, Texas, sedang menjelaskan kegiatan penyelundupan manusia dari wilayah Mexico. Komplot itu membawa 30 orang El Salvador ke padang pasir Arizona dengan tarif (US$1.200 per jiwa. Tanpa persediaan air minum yang cukup, penyelundupan kali ini berakhir dengan tragedi, tewasnya 12 orang pendatang gelap dan seorang yang diduga sebagai pemandu anggota komplot itu. Rockhill bersama petugas lainnya menemukan mayat mereka dan menolong selebihnya yang masih hidup baru-baru ini. Sementara negara-negara di bagian selatan terus menerus dilanda keguncangan politik dan ekonomi, usaha mengungsi ke Amerika Serikat merupakan komoditi yang mahal di dunia. Semakin banyak pendatang gelap yang semula meriskir keselamatan jiwanya menyeberang perbatasan kini beralih pada profesi penyelundup. Adalah biasa di Ciudad Juarez, suatu kota Mexico, di seberang Sungai Rio Grande dari El Paso tampak kelompok penyelundup yang dijuluki coyote (anjing hutan) sedang merundingkan bisnis mentranspor manusia yang mereka sebut pollos (ayam) ke Amerika Serikat. Didahului oleh mobil pengintai yang memakai peralatan radio, suatu iringan truk pengangkut bir, truk pengangkut kuda, mobil caravan berangkat dari perbatasan tiap malam. Semua mengangkut manusia yang telah membayar lunas biaya transportasi mereka ke tujuan -- seperti US$300 ke Denver, US$500 ke Chicago, US$750 ke Detroit atau New York. Sedang dari Amerika Latin lebih tinggi lagi biayanya. Tahun 1975, Dinas Imigrasi dan Kewarganegaraan AS menangkap 76.000 migran gelap, dan tahun lalu sebanyak 211.000 orang. Namun jumlah mereka yang lolos diduga jauh lebih banyak. Suatu organisasi penyelundupan yang besar dan teratur rapi dapat memindahkan 500 orang dalam waktu seminggu. Organisasi semacam ini cukup banyak di El Paso. Kalau tarifnya US$500 per jiwa, ini berarti seperempat juta dollar seminggu, dan setahun mencapai US$ 12 juta. Bisnis gelap ini sungguh menggoda. Beberapa sindikat narkotika kini bahkan mengalihkan kegiatan mereka ke bidang penyelundupan manusia, karena imbalannya cukup tinrgi, sedangkan ancaman hukuman tidak terlalu keras. Beberapa sindikat tersebut melakukan spesialisasi seperti memasukkan wanita tuna susila, pelayan dan sebagainya. Sindikat itu memaksa mereka bekerja hingga lunas utang mereka. Biro perjalanan palsu yang menawarkan jasa memasuki AS secara gelap bertebaran di seluruh Amerika Latin. Suatu iklan dalam sebuah surat kabar di San Salvador berbunyi: Penumpang untuk Tijuana dan Los Angeles. PEMERINTAH Mexico mengizinkan penduduk negara Amerika Latin lain memasuki Mexico sebagai wisatawan dengan visa. Kaum pelancong itu dilarang melakukan perjalanan lebih jauh dari Mexico City. Tapi ternyata banyak yang sampai di perbatasan, dan menyeberang ke AS. Orang Salvador yang tewas di padang pasir Arizona itu membawa dalam saku mereka visa semacam itu. Setelah terkumpul sekelompok calon migran itu, misalnya, di Ciudad Juarez, pada malam harinya mereka dibawa menyeberangi Rio Grande, sungai yang dangkal. Penyeberangan biasanya berhasil. Andaikan gagal dan tertangkap, biasanya mereka dipulangkan ke Mexico dan bebas untuk mencoba lagi malam berikutnya. Beberapa komplot penyelundup menyediakan dokumen palsu seperti kartu kelahiran, Surat Izin Mengemudi dan sebagainya. Sebenarnya gampang menyeberangi Rio Grande. Ribuan penduduk Mexico memasuki El Paso tiap hari untuk bekerja dan kembali pulang pada malam harinya ke Ciudad Juarez. Sedangkan mereka yang ingin ke pedalaman AS harus bersembunyi di hotel atau losmen kecil yang tersebar di daerah El Paso dan San Diego. Para penyelundup umumnya bekerjasama. Patroli Amerika melakukan pemeriksaan pada jalan raya dekat perbatasan. Mereka berwewenang menahan kendaraan yang mengangkut para pendatang gelap. Namun masih tetap banyak terjadi penyelundupan. Tahun lalu pihak berwajib membubarkan komplot penyelundupan yang diduga sudah untung US$ 10 juta hingga US$ 25 juta setahun. Para penyelidik masih ingat kasus pembayaran uang tebusan sebesar US$ 750 ribu bagi pengeluaran seorang tokoh kelompok wanita penyelundup dari tahanan. Beberapa istri Marinir di Camp Pendleton, California, pernah dihukum oleh pengadilan karena memasukkan sejumlah orang Mexico dari Tijuana ke Los Angeles. Melalui pangkalan marinir tersebut, mereka menghindari pemeriksaan Dinas Patroli perbatasan. Petugas imigrasi dan petugas menara kontrol pelabuhan udara pernah menerbangkan migran gelap lewat perbatasan dengan menggunakan pesawat terbang pemerintah. Mereka baru-baru ini dipenjarakan. Seorang pastor Katolik tertangkap basah ketika membagikan kartu identitas palsu untuk pendatang gelap. Sang pastor memandang perbuatannya sebagai perbuatan kemanusiaan. Tindakan para penyelundup seringkali menimbulkan korban, seperti kasus orang Salvador yang mati di gurun Arizona. Para penyelundup adakalanya bersikap kejam seperti menyekap orang berhari-hari di tempat penampungan sepanjang daerah perbatasan dengan ventilasi yang buruk. Kemudian mereka naik truk yang penuh sesak, dengan bekal minuman dan makanan yang amat minim. Polisi pernah menemukan dalam truk sebanyak 55 orang gelap yang selama dua hari penuh tanpa makan dan minum. Mereka yang luka atau sakit seringkali ditinggalkan begitu saja di jalan. Dua tahun lalu dua orang disembunyikan dalam ruang bagasi mobil. Keduanya mati terbakar karena penyelundup lari meninggalkan kendaraannya ketika timbul kebakaran. Meskipun para calon migran umumnya melunasi lebih dulu biaya perjalanan, mereka sering disandera oleh para penyelundup sampai muncul keluarga atau kenalan mereka dengan membawa uang tambahan. Tidak jarang pada akhir perjalanan mereka masih diwajibkan lagi membayar sejumlah biaya lain. Para penyelidik menyatakan bahwa mereka yang tertangkap umumnya pelaksana seperti sopir, pemandu, dan sebagainya. Sedangkan otaknya biasanya tak terjangkau hukum karena tinggal di luar negaranya. Seorang pengacara yang membela pihak penyelundup menyatakan bahwa mereka yang tertangkap bukan yang memperoleh keuntungan dari bisnis ini.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus