Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Peristiwa

30 April 2000 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sidang Istimewa Majelis Permusyawaratan Rakyat (SI-MPR) dipastikan tak bakal digelar. Itulah jaminan Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat, Amien Rais, saat bertemu Presiden Abdurrahman Wahid dalam acara sarapan pagi di Jakarta, Kamis pekan lalu. "Sidang istimewa dilakukan bila ada hal yang bersifat mendesak, seperti mempercepat pelaksanaan pemilu dari jadwal yang ditentukan. Jadi, untuk Agustus mendatang, sidang istimewa memang tidak perlu," kata Amien.

Sebelum bertemu Presiden Wahid, Amien dikabarkan menggalang kekuatan dan mengadakan pertemuan-pertemuan rahasia dengan elite politik Poros Tengah, Partai Golkar, dan PDI Perjuangan. Tujuannya adalah untuk menggusur Abdurrahman Wahid secara konstitusional--melalui MPR—terutama setelah Presiden dianggap bertindak terlalu jauh dengan mengusulkan pencabutan ketetapan MPRS tentang ajaran komunis, yang kemudian ditentang banyak pihak.

"Saya tidak ingin melihat Anda terjungkal karena saya termasuk yang paling bertanggung jawab membawa Anda ke kursi presiden," ujar Amien Rais saat bertemu Presiden Wahid.

***

Tentara Nasional Indonesia (TNI) akhirnya melepaskan mainan kesayangannya, dwifungsi. Hasil rapat pimpinan pekan lalu di Jakarta menunjukkan, mereka kian serius dengan rencana untuk kembali ke barak. "TNI ditempatkan sebagai sistem nasional di bidang pertahanan, dan tidak lagi menjalankan fungsi keamanan dan sospol," kata Panglima TNI, Laksamana Widodo A.S., seusai bertemu Presiden Abdurrahman Wahid di Binagraha, Jakarta, Kamis pekan lalu.

Presiden Wahid saat menerima peserta rapim TNI menyatakan adanya desakan dari dalam dan luar negeri yang meminta agar pemerintah mengambil tindakan terhadap TNI karena kesalahannya di masa lalu, antara lain dengan membubarkan Komando Pasukan Khusus TNI AD. "Saya menolak desakan itu," ujar Presiden Wahid. Menurut dia, kesalahan TNI di masa lalu dilakukan oleh oknum-oknum yang mengambil keuntungan pribadi dan kelompok. Untuk itu, Presiden mengharapkan agar masyarakat menghentikan sikap anti terhadap TNI. "TNI, bagaimanapun, adalah identitas yang tidak bisa ditinggalkan ataupun dipisahkan dari kehidupan kita," katanya.

***

Menteri Hukum dan Perundang-undangan, Yusril Ihza Mahendra, masih merupakan calon kuat Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) periode mendatang. Dalam Muktamar Pertama PBB di Asrama Haji Pondokgede, Jakarta, Rabu pekan ini, Yusril diperkirakan akan terpilih kembali memimpin partai itu. "95 persen daerah-daerah menilai Yusril cukup berhasil memimpin PBB," kata M.S. Ka'ban, Sekretaris Fraksi PBB di DPR.

Meskipun demikian, jalan meraih kembali kedudukan Ketua Umum PBB tak akan mulus. Ada kubu lain yang menginginkan kursi itu, misalnya Abdul Qodir Djaelani, bekas tahanan politik Orde Baru, yang didukung kalangan muda seperti Fadli Zon dan Farid Prawiranegara. "Saya akan menjalankan misi penerus Masyumi dulu," kata Abdul Qodir. Dia menilai Yusril gagal memimpin PBB karena hanya memperoleh 13 kursi di DPR saat Pemilu 1999 lalu. "Yusril harus bertanggung jawab. Hasil itu terlalu sedikit," ujarnya. Kubu lain yang akan maju ke arena kompetisi itu ialah Ahmad Sumargono, yang didukung Husein Umar dan Hartono Mardjono dari Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia.

***

Gertakan Laskar Jihad mengirimkan pasukannya ke Maluku mendapat reaksi tandingan. Kamis pekan lalu, gabungan kelompok masyarakat Islam dan Kristen yang menamai diri Tim Pencari Solusi Rekonsiliasi Masyarakat Maluku Versi Kalangan Bawah bertemu Presiden Abdurrahman Wahid di Binagraha. Ali Salampessy, ketua tim itu, mengungkapkan tim itu terdiri dari lima orang muslim dan lima orang Kristen yang akan melakukan rekonsiliasi secepatnya. "Kini kami sadar, semuanya hanya membawa penderitaan," katanya.

Untuk itu, tim sudah punya dua program penting: program darurat dan program pemulihan. Program darurat, menurut Ali, akan melaksanakan kegiatan pembagian kebutuhan bahan pokok, pengadaan bahan-bahan untuk pembangunan sarana perumahan dan ibadah. Program pemulihan akan berupa pembentukan pos keamanan yang akan membantu pemerintah merehabilitasi fisik daerah Maluku. Pekan ini, Wakil Presiden Megawati Sukarnoputri akan berkunjung ke Maluku dan Maluku Utara untuk meninjau hasil rekonsiliasi sebelumnya.

***

Sabtu pekan lalu, Konferensi Asia-Afrika diperingati di Bandung. Konferensi yang diadakan 45 tahun lalu itu dimaksudkan untuk menunjukkan kepada dunia betapa penting Asia-Afrika dalam kancah dunia. Semangat yang dibangun negara-negara Asia-Afrika pada masa itu adalah membangun kesadaran bersama, percaya diri pada kemampuan sendiri, dan mengurangi ketergantungan pada bantuan asing.

"Namun, yang terjadi di Indonesia malah sebaliknya. Kini kita sangat tergantung pada kekuatan asing," kata Roeslan Abdulgani saat berpidato pada acara ulang tahun itu. Acara peringatan dihadiri oleh Presiden Abdurrahman Wahid dan 34 perwakilan kedutaan besar negara-negara yang tergabung dalam Gerakan Non-Blok. Konferensi Asia-Afrika, yang dulu diikuti oleh 80 negara berkembang, kini meluas menjadi Gerakan Non-Blok, yang beranggotakan 130 negara.

Presiden Wahid, yang hadir dalam acara itu, mengakui ketidakbebasan negara-negara berkembang menghadapi kekuatan negeri-negeri besar. "Perjuangan yang paling penting bagi negara-negara Asia-Afrika adalah mencapai harkat dan martabat bangsa setinggi-tingginya dengan membebaskan diri dari segala hegemoni Barat dan dominasi kekuasaan luar negeri," ujarnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus