Akhirnya, tahun 1985 harus kita lepaskan juga. Mungkin dengan napas lega, karena sebuah periode berat telah berlalu. Apakah 1985 akan menjadi mimpi buruk, karena begitu banyak bencana - bom, api, teror, gempa, dan kelaparan - telah mengotorinya? Ataukah akan menjadi kenangan manis, seperti sebuah medali kemenangan, yang sering dikeluarkan dan digosok mengkilat kembali? Rahmat dan bencana, atau madu dan racun, keduanya selalu singgah di tempat kita. Apakah 1986 akan serupa juga? Siapa tahu? Setelah terputus selama 18 tahun, hubungan dagang langsung RI-RRC dibuka kembali. Ketua Umum Kadin Indonesia Sukamdani Gitosardjono mengunjungi Beijing, dan Ketua CCPIT Wang Yaoting datang ke Jakarta. Langkah awal normalisasi hubungan diplomatik? "Tidak," bantah sejumlah pejabat Indonesia. RRC tampaknya mengharapkan itu. Selama 75 jam, 30 Agustus silam, satelit Palapa B-1 bergeser dari orbitnya. Gambar televisi hilang dan komunikasi macet, terutama di Indonesia Timur, yang belum memiliki jaringan microwave. Usaha meluruskan posisinya, ternyata, mengurangi umur Palapa dua tahun, bukan dua bulan seperti dugaan semula. Meski pada mulanya terasa alot, perintah untuk menahan "gajah" Nur Usman akhirnya dikeluarkan. Bekas pejabat Pertamina itu dituding mengotaki pembunuhan anak tirinya, Roy Bharya. Selama ia diadili, hakim sempat 13 kali menunda sidang, karena Nur "sakit" - sesuai dengan keterangan yang dikeluarkan dokter Rutan Salemba, Wunardi. Tapi, menurut tim dokter RSPAD dan RS Cipto, Nur cukup sehat untuk menghadiri sidang. Ekonomi lesu, dan PHK pun tak terelakkan. Akibatnya, makin banyak penganggur bergentayangan. Cukup banyak yang ulet dan terjun ke sektor informal: menjadi pedagang kaki lima atau membuka bengkel motor. "Bung Karno menerima komisi," tulis buku pelajaran Sejarah Nasional Indonesia untuk SMP. Orang pun ramai. Lalu Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa, ide Almarhum Menteri P & K Nugroho Notosusanto, pun digabungkan lagi dengan Sejarah Indonesia. Mengapa kita heboh ketika yang dituding dan penuding telah tiada? Pengusaha mengeluh mengenai berbelitnya prosedur impor dan ekspor barang di pelabuhan, yang menyebabkan biaya tinggi. Penyederhanaan meja Bea Cukai sudah dilakukan, tapi hasilnya nihil. Lalu, pada 1 Mei diturunkan Inpres No. 4 dan 5 1985, yang memangkas habis wewenang pemeriksaan oleh Bea Cukai. Pengusaha senang, tapi harga tetap membubung. Harga minyak Minas mulai 1 Februari, turun dari US$ 29,53 jadi US$ 28,53 per barel. Penurunan itu, kata Menko Ekuin Ali Wardhana, hanya mengurangi devisa US$ 300 juta, dan menciutkan rencana penerimaan pajak Rp 325 milyar. Sas-sus devaluasi dibantah. Karena cadangan devisa, cukup kuat, sekitar US$ 10 milyar. Untuk pertama kali, seorang jenderal purnawirawan yang memangku jabatan gubernur dikalahkan calon pendamping dalam pemungutan suara untuk memilih kepala daerah Riau. Ketidakpuasan dan protes memang bisa muncul dalam banyak cara. Peranannya dalam melahirkan Orde Baru tak disangsikan. Toh perbedaan pendapat akhirnya membawa Letjen (Pur.) H.R. Dharsono ke kursi terdakwa. Ia dituduh melakukan tindakan subversif. Dalam sidang yang dibanjiri pengunjung, dengan sejumlah saksi penting seperti bekas Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin, Peristiwa Priok lebih banyak terkuak. Tatkala mendengar Jaksa menuntut hukuman 15 tahun penjara baginya, Dharsono tersenyum. Setelah tercabik-cabik selama enam tahun, akhirnya berkat prakarsa petinggi hukum Ali Said, para advokat bisa juga bersatu dalam satu wadah. Melalui pertarungan seru berbagai kubu, Peradin sebagai organisasi tertua berhasil menggolkan konsep-konsepnya. Bahkan menggolkan Harjono Tjitrosoebono sebagai Ketua Umum Ikadin, nama wadah baru itu. Adakah dengan itu kapak peperangan akan terkubur? Pimpinan PPP tak henti-hentinya bertikai. Memang ada saat-saat damai, misalnya tatkala Mendagri Soepardjo Rustam ikut menengahi. Waktu itu, Naro dan Soedardji sepakat untuk rujuk. Namun, setelah gelak ketawa usai, dan jabatan tangan mendingin, seteru berlanjut lagi. Impian itu akhirnya menjadi kenyataan: Indonesia berswasembada beras. Apakah swasembada ini akan terus bertahan? Kapan impian-impian lainnya terlaksana? Gedung RRI Pusat terbakar. Tapi "Sekali di Udara Tetap di Udara". Dalam waktu dua jam suara RRI terpancar lagi. Toh sebuah cerita lama terulang: mobil pemadam kebakaran tidak bisa mendekati gedung, karena terhalang bangunan tambahan. Juga selang air yang tua dan bocor .... Ekspor tekstil dan produk-produk tekstil Indonesia ke Amerika yang, tahun 1984 lalu, mencapai US$ 234 juta nyaris terpotong 81% di bawah gunting RUU Ed Jenkins. Syukur, 17 Desember lalu, Presiden Reagan memvetonya. Tapi itu bukan berarti palang pintu bisa disingkirkan. Sebab, Amerika masih memasang kuota untuk membatasi impor. Buat pertama kali nama proklamator Soekarno - Hatta dipakai untuk nama sebuah bandar udara yang arsitekturnya dimaksudkan bergaya Indonesia. Setelah kekacauan di minggu minggu pertama, karena pengoperasiannya dipaksakan harus 1 April, bandar udara dengan biaya pembangunan Rp 455 milyar ini beroperasi dengan mulus. Ia dianggap tidak manusiawi. Ia pun diburu, disisihkan, dan dibuang. Dan tampaknya cuma laut yang dianggap layak menjadi kuburnya. Jakarta dibebaskan dari becak. Tapi, bagaimana nasib ribuan tukang becak? Di tengah masih mengamuknya momok pengangguran, apakah itu suatu pemecahan? Keraton ternyata masih punya pamor. Buktinya, lima hari setelah Keraton Solo terbakar pada 31 Januari, sebuah panitia pembangunan kembali keraton terbentuk, dan beranggotakan banyak pejabat. Dalam waktu singkat ratusan juta rupiah terkumpul. "Saya adalah ratu wekasan, raja masa kini," kata Pakubuwono XII, di depan puing istananya. Para prajurit tua itu berbaris. Masih gagah. Bintang berkilauan di pundak mereka. Dan sebuah generasi perwira, Angkatan 45, melangkah pergi. Sebuah tugas dan periode sejarah telah terlaksana dan terlampaui. Dan suatu generasi baru yang muda telah siap menggantikan mereka. Bukan cuma lahar, lumut, dan cuaca yang bisa merusakkan candi. Bom meledak di candi Borobudur pada 20 Januari 1985. Pelaku dari motivasi peledakan masih misterius, hingga kini. Tak akan ada perubahan kurikulum. Itulah janji Menteri P & K Fuad Hassan, yang dilantik akhir Juli 1985, menggantikan Almarhum Nugroho Notosusanto. Perokok berat, pecandu kopi yang sering bergadang dan bermain biola ini, toh, punya rencana jangka panjang: menciptakan kurikulum inti, agar daerah pun bisa mengembangkan kurikulum sendiri. Inilah pameran besar potret dunia usaha Indonesia selama 40 tahun merdeka. Dari paku hingga pesawat terbang, dari ikan emas sampai anggrek. Menelan Rp 25 milyar, diikuti 1 .300-an peserta, menyita 18.000 m2 lapangan Monas, Jakarta, berlangsung 45 hari dari 1 Agustus. Dan kawasan Monas pun gemerlapan. Namanya: Pratiwi Pujilestari. Ia adalah doktor rekayasa bidang genetik, 33 tahun, ibu seorang putra, dengan tinggi 164 cm, dan berat badan 53 kg, mengalahkan dua ratusan pelamar - sebagian besar pria - untuk menjadi calon astronaut Indonesia yang pertama. Pratiwi. Pratiwi. "Elly, Elly". Jutaan orang meneriakkan namanya. Indonesia memperoleh pahlawan baru: Ellyas Pical menjadi juara dunia tinju. Setelah begitu banyak kekalahan, betapa manisnya suatu kemenangan. Sektor yang kumuh, sering dipentung dan digusur, ternyata menjadi juru selamat ledakan angkatan kerja. Meski terus diburu, mereka tetap membanjir dan menyerbu, dan tetap dianggap mengganggu. Penggemar atau perusuh? Puncak kebrutalan penonton sepak bola terjadi di Eropa, persisnya di Stadion Heysel, Belgia. Yang tewas 38 orang, yang luka-luka 473. Tidak ada mukjizat untuk Omayra Sanchez. Bersama 20.000 penduduk Armero, gadis kecil ini, berusia 12 tahun, terbenam lumpur yang dimuntahkan Gunung Nevado del Ruiz, Kolombia. Sebelum ajalnya, Sanchez masih bicara tentang ujian matematika. Lagi-lagi bajak pesawat. Boeing 727 TWA disandera 17 hari di bandar udara Beirut. Pelakunya: laskar militan Amal Syiah. Korbannya: seorang tentara AS. Hasilnya: 300 warga Syiah Libanon dibebaskan dari penjara Israel. Di tangan Amal Syiah, Boeing 727 Alia berubah jadi mainan. Pesawat Yordania itu diledakkan, kabarnya cuma untuk unjuk perasaan. Korban tidak ada. Sebuah jumbo Air India meledak di atas perairan Irlandia. Teror Sikh? Untuk menjawab teka-teki ini, digunakan robot pencari blackbox. Untuk mayat, dikerahkan beberapa heli. Bukan Pompei tapi Mexico City. Dua kali diguncang gempa, puing dan ratap di mana-mana. Sekitar 12.000 tewas oleh guncangan berkekuatan 7,8 pada skala Richter itu. Konser amal raksasa Live Aid diselenggarakan Bob Geldof untuk korban kelaparan Etiopia. Dari kedua konser di London dan Philadelphia terkumpul US$60 juta, dan dari rekaman US$ 10 juta. Mengagumkan . Jutaan dolar mengalir ke Etiopia. Tapi, sebagian besar dana kemanusiaan itu dikorup para pejabat setempat. Bocah Afrika ini, hanya bisa pasrah. Reagan dan Gorbachev bertemu di Jenewa. Tentang program Perang Bintang mereka sepakat untuk tidak sepakat. Tentang rudal mereka akan berbincang-bincang lagi, nanti. Dalam satu tahun, semua keraguan terhadapnya sirna. Rajiv Gandhi tidak cuma sukses dalam pemilu, tapi juga sanggup mengatasi guncangan teror dan krisis pembunuhan tokoh Sikh moderat, Harchand Singh Longowall. Bekas pilot itu, kini, dengan mantap melanjutkan tradisi kepemimpinan keluarga Nehru di India, negara demokrasi terbesar di dunia. Di Cina, Deng Xiaoping dan regenerasi adalah dua hal tak terpisahkan. Deng menancapkan sejumlah muka baru di Politbiro Partai Komunis Cina dan Angkatan Bersenjata, lalu diam-diam mencari calon penggantinya. Proses suksesi memang sudah dimulai, tapi tugas jago tua itu jauh dari selesai. Kerusuhan rasial mewabah di Afrika Selatan, tapi dunia tidak bisa berbuat apa-apa. Ratusan orang hitam ditembak, ribuan ditangkap. Penyair Benjamin Moloise digantung, pemimpin hitam Nelson Mandela dikembalikan ke penjara. Pemerintahan Botha mau ke mana? Skandal Rainbow Warrior mengguncang bumi belahan utara dan selatan. Pemerintahan Francois Mitterrand terancam bubar, sebaliknya, protes nuklir PM Selandia Baru David Lange justru semakin gencar. Untuk pertama kali, Selandia Baru mulai diperhitungkan. Filipina meledak atau tidak ? kandidat oposisi Corazon Aquino bisa menjawabnya lewat pemilu. Sementara itu, acara di Manila dan beberapa kota tidak berubah: demonstrasi, unjuk rasa, huru-hara .... Sjuman Djaya: Sutradara yang memikirkan tema-tema besar itu, yang film-filmnya berbau kerakyatan, dan ia juga dikenal ogah berkompromi dengan produser, meninggal dunia di Jakarta, 19 Juli. Dalam usia 52, ia memang tak banyak melahirkan film, hanya 14 buah. Tapi dialah yang memberikan kembali wajah kita: Mamad, si pegawai kecil.dan si Doel, anak-anak kita di seantero tanah air. Nugroho Notosusanto: Seorang bapak asuh telah pergi pada 3 Juni. Nugroho, 54, adalah Menteri P & K yang memberikan jalan nyata bagi masyarakat untuk terlibat pada dunia pendidikan - terutama pendidikan dasar, khususnya bagi murid yang tak mampu - dengan program orangtua asuh. K.H.E.Z. Muttaqien: Ketua MUI, yang juga Rektor Universitas Islam Bandung, memang bukan tokoh yang menonjol di pergaulan. Tapi dialah sahabat dan seorang ulama penuh keteladanan. Seorang yang, konon, pada mulanya keras, dan kemudian menyadari: tak baik menjadi oposisi abadi. Terbaring koma selama dua minggu akibat kecelakaan lalu lintas, mobilnya bertabrakan, akhirnya ia pun menghadap Yang Maha Pencipta pada 27 April dalam usia 60 tahun. Imam Waluyo: Orang yang tak bisa diam, kaya dengan ide meninggalkan kita pada 6 Juli lalu dalam usia 42 tahun. Eskponen Angkatan 66 itu, yang tetap aktif dalam gerakan mahasiswa di awal 1970-an, lalu banting setir: memusatkan kegiatannya di bidang pendidikan dalam arti luas. Antara lain, Imam mendirikan Himpunan Masyarakat Pencinta Buku, dan kemudian menerbitkan Optimis, majalah berita buku. Nartosabdo: Mungkin tak ada lagi dalang seperti Narto, yang berani mengulur goro-goro, hingga adegan lain terpaksa disingkat. Di lain kesempatan, bisa saja ia menyampaikan cerita dengan mengharukan. Toh, akhirnya, ia pun harus menyerah, pada 12 Oktober lalu, dalam usia 60, karena berbagai penyakit. Orang yang kaya ide pertunjukan wayang ini pernah membuat Ngesti Pandowo, Semarang, sangat populer. Oesman Effendi: Dunia seni lukis Indonesia kehilangan seorang tokoh yang lugas, berani, yang kadang-kadang muncul dengan gagasan mengejutkan. Adalah Oesman awal 1 970-an, yang mengatakan, seni lukis Indonesia belum ada. Betapapun goyahnya dasar pernyataan Itu, ia telah membuat seni lukis kita berpikir kembali OE meninggal pada 28 Maret dalam usia 66 tahun. Abdullah Syafi'ie: Ia biasa bangun menjelang subuh, lalu merekam ceramahnya untuk disiarkan di Radio Assyafi'iyah. Tetapi, 3 September pagi itu, K.H. Abdullah Syafi'ie, 75, pendiri perguruan Assyafi'iyah merasa lemas setelah merekam kuliah subuhnya beberapa menit. Ia kemudian dilarikan ke RS Islam, Jakarta. Di perjalanan, Ketua MUI DKI Jakarta ini meninggal dunia. Carlos Pena Romulo- "Saya mengabdi pemerintah dengan satu tujuan, yakni melindungi kepentingan rakyat, terlepas dari kepentingan partai politik atau apa pun. " Orang Asia pertama yang terpilih sebagai Ketua Majelis Umum PBB, pada 1949, ini dipuji sebagai tokoh serba bisa. Ia memang orang yang setia kepada Presiden Ferdinand Marcos sampai akhir hayatnya. Sehabis operasi usus di Manila, Romulo, 87, bekas Menlu Filipina itu, menghadap Tuhan 15 Desember lalu. Surya Wonowidjojo: Merasa usahanya mundur, pendiri dan presiden komisaris perusahaan rokok Gudang Garam, ini kembali mengawasi langsung perusahaannya. Hasilnya: omset perusahaan naik lebih dari Rp 800 milyar, dan cukai yang disetor lebih dari Rp 100 milyar, 35 persen dari penerimaan cukai rokok negara. Tapi, ada yang tak bisa diajaknya kompromi: penyakit jantung. Surya (d/h Tjoa Jien Hwie) meninggal di Selandia Baru, 29 Agustus, dalam usia 62 tahun. Rock Hudson: Meninggal dunia dalam usia 59 tahun, di Los Angeles, 2 Oktober lalu, aktor ini mewariskan ketakutan panjang tentang AIDS. Penyakit ini sudah lama menggerogoti tubuh Hudson, tetapi baru diakuinya pada 1984. Ia menyumbang US$ 250.000 sebelum wafat, untuk dana penelitian AIDS. Tan Tjeng Bok: Superstar grup sandiwara Dardanella pada 1930-an, yang bisa dengan enak ganti-ganti istri dan mobil, toh, bangkrut di hari tuanya. Buaya keroncong, yang dikenal sebagai aktor tiga zaman, itu meninggal pada usia 85 tahun, di rumahnya yang sangat sederhana di Pekojan, Jakarta Barat. Yul Brynner : Ia adalah orang pertama - 34 tahun - memakai mahkota Raja Siam. Tapi ia tak punya rakyat, kecuali beberapa hulubalang dan dayang, dan wilayah kekuasaannya pun sebatas pentas di Broadway, New York. Menjelang akhir hayatnya, 10 Oktober silam, Brynner, 65, pemeran raja dalam drama musikal The King and I, sempat dikunjungi Ratu Sirikit, permaisuri Raja Bhumibol Adulyadej, penguasa Muangthai sekarang. Selang beberapa pekan kemudian Raja Siam di Broadway itu ditaklukkan oleh kanker paru-paru. Ia menemui ajal ditunggui Kathy Lee, istri kelima, yang baru dinikahinya dua tahun.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini