Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TANGERANG – Tangerang menghadapi potensi lonjakan jumlah pasien Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) setelah virus penyakit mematikan itu menyebar di sebuah pondok pesantren. Kluster baru itu didapat dari status positif seorang ustad di pesantren tersebut. Dia kini dirawat intensif di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Tangerang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Petugas kemudian menelusuri potensi penularannya. Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang Liza Puspadewi menyatakan 15 pengajar dan enam anggota keluarganya yang diperiksa lewat tes swab. “Hasil pemeriksaan Badan Penelitian dan Pengembangan menyatakan secara bertahap ada lima ustad lain yang positif,” kata Liza kepada Tempo, kemarin. “Kelimanya saat ini menjalani isolasi di Rumah Isolasi Panunggangan Barat.”
Sepuluh pengajar yang dinyatakan negatif, Liza melanjutkan, tetap diminta menjalani isolasi mandiri di pondok pesantren tersebut. “Tetap dalam pantauan Gugus Tugas Covid-19 Kota Tangerang,” ujar dia. Kewajiban serupa diterapkan pada enam kerabat yang tinggal di sana tapi tidak memiliki kartu tanda penduduk Tangerang. Mereka menjalani isolasi di rumah masing-masing.
Liza mengatakan pasien pertama di pondok pesantren itu sempat pulang kampung ke Madura saat Idul Fitri pada Mei lalu. Sekembalinya ke Tangerang, ustad itu batuk dan sesak napas. “Waktu awal sakit belum dirawat karena ada penyakit penyerta, yaitu asma,” kata dia.
Ustad tersebut dirawat di RSUD Kota Tangerang setelah dinyatakan positif Covid-19. Liza menyebutkan kondisinya cukup parah, sehingga perlu menjalani tes swab tiga kali sehari. Sementara itu, kondisi lima rekannya telah membaik. “Besok (hari ini) akan dilakukan tes swab kedua setelah perawatan 14 hari,” ujar Liza.
Dinas Kesehatan Kota Tangerang menyatakan terdapat 500 kasus baru sejak penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) pertama hingga PSBB keenam sekarang. Puncaknya terjadi pada PSBB pertama saat pasien positif baru mencapai 118 orang. Pada PSBB kelima, jumlah pasien baru relatif menurun menjadi 32 orang dan naik lagi pada PSBB keenam sebanyak 39 orang. Jumlah ini termasuk enam ustad di kluster pondok pesantren itu.
Sementara itu, terdapat lebih dari 400 pasien sembuh dan 33 orang meninggal akibat Covid-19. Liza mengatakan kasus fatalitas pertama Covid-19 di Kota Tangerang dialami warga Kabupaten Tangerang yang dirawat di rumah sakit di sana.
Wali Kota Tangerang Arief R. Wismansyah mengatakan penularan virus corona di wilayah kerjanya didominasi penyebaran dari orang dekat, seperti kluster pondok pesantren ini. “Yang sakit ustad, yang merawat ustad lainnya,” kata dia. Dia mengaku beruntung penyebarannya tidak masif karena para santri belum aktif belajar.
Arief meminta masyarakat lebih waspada terhadap orang sekitar dan tetap menjaga protokol kesehatan. “Sebab, kebanyakan mereka yang membawa Covid-19 tidak memiliki gejala atau berstatus orang tanpa gejala,” kata dia. Dia meminta warga terus berdisiplin menjalankan protokol pencegahan penularan virus corona dengan menggunakan masker, menjaga jarak fisik, serta menerapkan pola hidup bersih dan sehat.
AYU CIPTA (TANGERANG) | REZA MAULANA
Pesantren Jadi Kluster Baru di Tangerang
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo