Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Posisi Menyusui dan Pelekatan yang Benar, Mencegah Payudara Lecet

Kunci menyusui itu ada posisi menyusui dan pelekatan

19 Juli 2018 | 09.03 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi menyusui. SpineUniverse

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Beberapa ibu mengalami luka atau lecet pada puting saat menyusui. Ini karena posisi ibu saat menyusui anaknya kurang tepat, sehingga saat anak menarik puting ibu merasa kesakitan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Menyusui itu ada kuncinya, kata orang posisi menentukan prestasi. Kunci menyusui itu ada posisi menyusui dan pelekatan," ujar dr. Elizabeth Yohmi. Lantas bagaimana posisi yang tepat untuk ibu menyusui? Berikut penjelasannya.

Baca juga:
Model Mara Martin Menyusui Bayinya Sambil Berjalan di Catwalk
Selain Nutrisi, Menyusui Berdampak Positif untuk Psikologis Bayi
Jangan Menyusui sambil Main Ponsel, Ini Kata Dokter 
Perjuangan Natasha Rizki Menyusui Meski Produski ASI Sedikit

(Depositphotos)
(Depositphotos)

1. Posisi Menyusui
Posisi Menyusui adalah bagaimana si ibu menggendong bayi. Biasanya posisi yang sering ibu lakukan saat menyusui adalah duduk dengan tubuh sedikit membungkuk. Maka pastikan untuk menyanggah punggung bayi sampai ke bokong.

Selain itu, pastikan bayi tetap didekap dengan erat dengan perut bayi menempel pada perut atau dada ibu, sehingga tidak ada jarak antara ibu dan bayinya. Hal ini dilakukan agar mendapat pelekatan yang baik.

Ibu juga sebaiknya memposisikan wajah bayi menghadap ke payudara dan membuat kepalanya agak mengadah. Karena dengan kepala bayi mengadah maka jalan saluran air kerongkongannya akan stretch (renggang) dan hidungnya pasti tidak tertutup payudara dan membuat bayi bisa bernafas dan bisa menelan.

(Depositphotos)
(Depositphotos)

2. Pelekatan
Pelekatan yang tepat itu dengan dagu menempel ke payudara, mulut terbuka dengan lebar, bibir bawahnya agak keputir ke luar atau dalam posisi dower dan hampir seluruh areola itu masuk ke dalam mulut bayi.

Namun, jika posisinya hanya menghisap di puting akan ada jarak jauh antara payudara dengan bayi, dagunya tidak menempel, mulutnya mencucu seperti menyedot pada sedotan. Akibatnya areolanya banyak tersisa di luar dari pada mulut.

Ternyata, areola yang banyak masuk ke dalam mulut akan membuat banyak saluran yang mengandung ASI di mulut bayi. Sehingga sekali menghisap, asi akan masuk ke dalam mulut bayi, dengan begitu berapa tenggak saja yakni menyusu 15-30 menit dirasa cukup.

Bayangkan jika hanya ujung puting saja yang masuk, hal ini membuat saluran yang banyak mengandung asi tertinggal di payudara, dan memicu terjadinya spasis saluran ASI, block karena tidak tersalurkan dengan baik, tidak terhisap, dan lama-lama menjadi sumbatan. Lalu yang terjadi adalah bayi tidak kenyang dan membuatnya rewel, menyusu berjam-jam hingga ibunya sampai tidak bisa istirahat. Akibat lain yang terjadi, puting ibu menjadi lecet, kesakitan, berdarah.

"Hal ini akan terus terulang jika posisi memberikan tidak diperbaiki, pelekatannya juga tidak diperbaiki," pungkas dr. Elizabeth Yohmi.

 

 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus