Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
JAKARTA – Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menyatakan siap menjadi alat perubahan politik di Indonesia. Menurut dia, Partai Gerindra akan mengerahkan segala kekuatan dan berkomitmen untuk memperjuangan kepentingan rakyat. Meski begitu, Prabowo menyatakan tak akan memaksakan kehendak jika ada tokoh lain untuk menjadi pemimpin. "Kalau saya tidak dibutuhkan, dan ada orang lain yang lebih baik, saya siap mendukung kepentingan umat dan rakyat Indonesia," kata Prabowo, kemarin malam.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ia mengatakan hal ini ketika bersama pimpinan partai-partai penentang Presiden Joko Widodo berkumpul dalam acara pembukaan Ijtima’ Ulama di Hotel Menara Peninsula, Jakarta. Acara yang digagas oleh Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) itu bertujuan untuk mendorong terbentuknya koalisi yang mereka sebut koalisi keumatan dalam pemilihan presiden 2019.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam pidato 25 menit, Prabowo juga menyatakan grogi berada di tengah umat Islam yang mayoritas mengenakan pakaian dengan warna putih. Ia mengakui bahwa ia bukanlah orang yang berasal dari lingkungan pesantren. Dia pun mengakui bahwa ilmu agama Islam-nya kurang. Meski begitu, Prabowo menegaskan bahwa ia seorang muslim. "Sejak muda saya orang Islam, saya muslim," katanya.
Selain Prabowo, kegiatan ini dihadiri pula Presiden Partai Keadilan Sejahtera Sohibul Iman, Ketua Umum Partai Amanat Nasional Zulkifli Hasan, Ketua Umum Partai Bulan Bintang Yusril Ihza Mahendra, dan Ketua Umum Partai Berkarya Tommy Soeharto. "Kami harapkan di internal mereka deklarasi menjadi koalisi," kata Ketua GNPF Yusuf Martak di sela acara.
Acara ini juga dihadiri Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno, mantan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al Jufri, dan Sekretaris Jenderal Partai Berkarya Priyo Budi Santoso. Pembukaan Ijtima’ Ulama dilakukan pemimpin Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Syihab. Melalui konferensi jarak jauh dari Mekah, Arab Saudi, Rizieq meminta kelima partai yang hadir dapat menjadi lokomotif untuk mengawal perubahan. "Ayo kita satukan koalisi umat. Ayo kita satukan mereka melawan komunis, liberal, dan Islamophobia," ujarnya.
Menurut Rizieq, kekuatan umat akan menjadi modal politik yang dahsyat untuk memenangi pemilihan presiden 2019. Ia optimistis pasangan calon presiden usungan koalisi keumatan bisa mengalahkan inkumben Presiden Joko Widodo seperti halnya Anies Baswedan-Sandiaga Uno mengalahkan Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat di pilkada DKI Jakarta tahun lalu. "Saudara seiman, belajarlah dari pilkada Jakarta, kita mampu mengalahkan petahana yang ditopang alat negara, yang dibesarkan media dan berbagai lembaga survei," kata pemimpin Persaudaraan Alumni 212 ini. BUDIARTI UTAMI PUTRI | DEWI NURITA | MAYA AYU PUSPITASARI
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo