NYONYA Usnah baru usai mandi. Penduduk Teluk Gong, Penjaringan, Jakarta Utara, itu siap ke pasar untuk belanja keperluan warungnya. Tiba-tiba terdengar teriakan, "Kamtib datang." Kendati semua warga ribut, Usnah, 55 tahun, ayem-ayem saja. Petugas dari DKI itu sudah tiga kali menyatroni rumahnya. Rumah di lokasi sekarang itu harus dikosongkan. Biar ada ganti rugi, tetapi itulah soalnya. "Cuma Rp 785 ribu," kata perempuan asal Bogor ini. Karena tak puas, setelah dibongkar besoknya dibangun lagi. "Habis, mau tinggal di mana? Mana anak saya sering sakit," ujar Usnah. Tapi penertiban pada Selasa dua pekan lalu bukan main-main. Protes Usnah tak lagi digubris -- dan ini membikin ia justru nekat. Bak penari strip tease di panggung, Usnah dengan histeris membuka bajunya. Lalu roknya. Eh, para petugas masih juga cuek. Dan sembari berteriak "jangan bawa rumahku", berlagak ala penyanyi Madonna, Usnah menarik kutangnya, lalu memelorotkan celana dalamnya. Namun, adegan bugil itu tak membuat petugas urung meruntuhkan bedeng merangkap warung milik Nyonya Usnah. Bahkan celengan anaknya Rp 40 ribu ikut pula amblas. Dari jauh perempuan malang itu cuma bisa menangis terisak-isak. Begitu petugas berlalu, barulah Usnah terkesiap bahwa ia sedang telanjang bulat. Buru-buru dia sambar selembar sarung. "Malu, sih, malu," ucapnya tersipu-sipu kepada Tri Budianto Soekarno dari TEMPO. Protes ala Nyonya Usnah itu ada hasilnya. Senin pekan lalu ia dan suaminya dipanggil ke kelurahan. Mereka memperoleh tambahan Rp 960 ribu. Tapi sekarang ia bingung mencari tempat bernaung. Lagi-lagi ia nekat. Ia dirikan pondok baru dari tripleks dan plastik, persis di depan bekas rumahnya dulu. "Kalau malam angin masuk. Anak saya nggak bisa belajar," tutur Usnah. Entah harus ke mana lagi kalau petugas datang menggusur.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini