Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

PSI: Formula E Tak Perlu Pawang Hujan, tapi Pawang Anggaran

PSI kembali menyinggung soal Formula E. Mereka menyindir hal ini berkaitan dengan adanya pawang hujan di ajang MotoGP Mandalika.

21 Maret 2022 | 12.10 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Juru Bicara Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Sigit Widodo, mengatakan perhelatan Formula E di Ancol, Jakarta, membutuhkan pawang anggaran alih-alih pawang hujan seperti yang dipakai di balapan MotoGP di Mandalika pada 20 Maret 2022.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Keduanya sama-sama perlu pawang. Kalau MotoGP perlu pawang hujan, sementara Formula E perlu pawang anggaran,” kata Sigit Widodo melalui keterangan tertulis pada Ahad, 20 Maret 2022.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sigit tampaknya menanggapi aksi pawang hujan Rara Isti Wulandari yang viral setelah ritual menghalau hujan sebelum balapan MotoGP dan disorot media internasional.

“Warga Jakarta perlu pawang anggaran untuk mengusir tuyul-tuyul yang mengganggu uang rakyat,” ujarnya.

Dia mengatakan sejak awal perencanaan Formula E sudah tidak beres karena, menurutnya, anggaran seharusnya digunakan untuk kegiatan yang lebih berguna bagi warga Jakarta, apalagi di masa pandemi Covid-19.

“Formula E tidak pernah masuk RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah), tetapi tiba-tiba masuk APBD-P 2019. Ajaib lagi, Gubernur Anies sudah memutuskan untuk berutang Rp 180 miliar dan membayar commitment fee sebesar Rp 560 miliar sebelum APBD-P itu disahkan,” kata Sigit.

Lebih lanjut, Sigit juga menyinggung Pemprov DKI yang meminta Rp 2,3 triliun untuk commitment fee 5 tahun, kemudian menurunkannya menjadi Rp 560 miliar setelah DPRD DKI Jakarta menolak. “Jumlah ini sama dengan jumlah yang diakui sudah ditransfer untuk commitment fee,” katanya.

Sigit juga menilai ada keanehan saat tiba-tiba PT Jakarta Propertindo (Jakpro) menunjuk PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama sebagai pemenang tender, setelah sebelumnya situs web e-procuremnf Jakpro mengumumkan gagal tender.

“Biaya yang sebelumnya hanya Rp 50 miliar untuk pembuatan lintasan sirkuit tiba-tiba dinaikkan menjadi Rp 60 miliar. Padahal kontraktor sudah menghemat biaya dengan mengganti bahan lapisan bawah lintasan dari besi menjadi bambu,” tutur Sigit.

“Mbak Rara datang, hujan menyingkir. Warga Jakarta butuh pawang anggaran yang begitu datang, tuyul-tuyul anggaran langsung menyingkir.”

PT Jakarta Propertindo menganggarkan Rp 50 miliar untuk pembuatan sirkuit Formula E di Ancol. Hal itu terungkap dalam laman pengadaan barang dan jasa daring Jakpro, eproc.jakarta-propertindo, yang mencantumkan nilai Harga Perkiraan Sendiri (HPS) Rp50,15 miliar.

Pembengkakan anggaran lintasan balap mobil listrik sepanjang 2,4 kilometer itu diakui Penanggung Jawab Proyek Jakarta International E-Prix Circuit (JIEC) dari PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama, Ari Wibowo.

Menurut Ari, anggaran itu digunakan seluruhnya untuk pembangunan trek Formula E. "Anggarannya di tahap saat ini kami masih di Rp 60 miliar," ujar Ari di lokasi sirkuit Formula E di kawasan Ancol, Ahad, 6 Maret.

EKA YUDHA SAPUTRA | LANI DIANA WIJAYA

Eka Yudha Saputra

Eka Yudha Saputra

Alumnus Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia. Bergabung dengan Tempo sejak 2018. Anggota Aliansi Jurnalis Independen ini meliput isu hukum, politik nasional, dan internasional

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus