Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Lima pemuka masyarakat itu duduk santai di ruang tamu Balai Adat Koto Gadang di Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Rabu dua pekan lalu, di ruang yang dindingnya dipenuhi potret tokoh asal Koto Gadang tempo dulu itu, mereka berbincang tentang masa kecil pada akhir 1930-an. Tak jarang pembicaraan dan ungkapan terlontar dalam bahasa Belanda. Bahkan sesekali, di hadapan buku berisi kumpulan lagu Belanda, mereka menyanyi bersama.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo