Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
DITEMANI kopi dan teh hangat, lima purnawirawan TNI berdiskusi dengan calon wakil presiden Anies Baswedan, Muhaimin Iskandar, pada Kamis pagi, 21 September lalu. Dalam pertemuan di rumah dinas Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat, Jalan Widya Chandra, Jakarta Selatan, itu, mereka membicarakan Pemilihan Umum atau Pemilu 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Mereka bilang siap mengawal perubahan Indonesia ke arah yang lebih baik,” kata Wakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa Jazilul Fawaid kepada Tempo seusai pertemuan itu. Muhaimin, yang juga Ketua Umum PKB, telah resmi menjadi calon wakil presiden Anies Baswedan pada Ahad, 3 September lalu.
Rombongan dipimpin oleh mantan Wakil Panglima TNI, Jenderal (Purnawirawan) Fachrul Razi. Ia membawa tiga purnawirawan bintang tiga dan satu pensiunan mayor jenderal. Mereka adalah mantan Kepala Badan Intelijen Negara, Sutiyoso; eks Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan, Muhammad Syaugi Alaydrus; mantan Komandan Korps Marinir, Soeharto; serta bekas Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus, Soenarko.
Jazilul bercerita, para purnawirawan membicarakan nasib Indonesia ke depan dengan Muhaimin Iskandar. “Mereka sepertinya sudah sering berdiskusi karena yang dibicarakan bukan barang mentah,” ujar Jazilul, yang juga Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat.
Baca: Lobi Rahasia Anies-Muhaimin
Menurut Jazilul, pertemuan itu berawal dari permintaan Laksamana Madya (Purnawirawan) Deddy Muhibah Pribadi, mantan Komandan Sekolah Staf dan Komando TNI. Deddy tergabung dalam Forum Purnawirawan Perwira Tinggi TNI-Polri untuk Perubahan (FP3) yang telah mendeklarasikan dukungan buat Anies Baswedan pada 6 Juli lalu. Muhammad Syaugi juga menjadi personel kelompok yang mengklaim beranggotakan 170 purnawirawan itu.
Deddy sendiri tak hadir dalam pertemuan itu. Koordinator FP3, Letnan Jenderal (Purnawirawan) Ediwan Prabowo, menyebutkan pertemuan dengan Muhaimin adalah bagian dari agenda FP3. “Para purnawirawan di FP3 berkomitmen kuat pada agenda perubahan,” kata mantan Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan itu kepada Tempo, Kamis, 21 September lalu.
Pada Maret lalu, Ediwan mendeklarasikan dukungan untuk Anies Baswedan dan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono. Ediwan menjadi sekretaris pribadi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, ayah Agus, pada 2009-2011. Orang dekat Yudhoyono mengatakan hengkangnya Demokrat dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan pada Jumat, 1 September lalu, ikut membuat FP3 bergejolak.
Namun Ediwan memastikan FP3 tak balik badan dari Anies Baswedan. “Masih tetap,” ujarnya melalui WhatsApp.
Baca: Wawancara Anies Baswedan soal Alasan Memilih Muhaimin Iskandar
Di koalisi Anies, ada purnawirawan yang sebelumnya mendukung Joko Widodo dan Prabowo Subianto dalam dua pemilu. Fachrul Razi pada 23 Maret lalu telah menyatakan mundur sebagai Ketua Umum Bravo 5, kelompok purnawirawan yang dibentuk oleh Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Pandjaitan untuk mendukung Jokowi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Deklarasi dukungan Forum Purnawirawan Perwira Tinggi TNI-Polri untuk Perubahan (FP3) kepada bakal calon presiden Anies Baswedan, di Jakarta, 6 Juli 2023. Tempo/Eka Yudha Saputra
Fachrul pernah menjadi Menteri Agama selama setahun pada periode kedua pemerintahan Jokowi. Belakangan, ia merapat ke Partai NasDem, yang menjadi pendukung utama Anies Baswedan. “Fachrul sering bertemu dengan petinggi NasDem,” ucap Sekretaris Jenderal NasDem Hermawi Taslim, Jumat, 22 September lalu.
Menurut Hermawi, Fachrul pun telah menyatakan dukungan untuk Anies-Muhaimin. Dimintai tanggapan tentang arah dukungannya, mantan anggota Dewan Kehormatan Perwira yang menyidangkan Prabowo Subianto dalam kasus penculikan aktivis prodemokrasi itu hanya menjawab singkat. “Alasannya, yang pasti Pak Jokowi sudah tidak nyapres lagi,” tuturnya.
Adapun Soenarko menjadi pendukung Prabowo Subianto pada pemilihan presiden 2019. Ia pernah menjadi tersangka dalam kasus kepemilikan senjata api ilegal yang diduga akan digunakan dalam aksi penolakan hasil Pemilu 2019 yang memenangkan Joko Widodo-Ma’ruf Amin.
Baca: Mengapa Muhaimin Iskandar Meninggalkan Prabowo Subianto?
Mantan Kepala Staf TNI Angkatan Udara, Marsekal (Purnawirawan) Imam Sufaat, yang kini menjagokan Prabowo, mengakui beberapa purnawirawan TNI pendukung Prabowo telah berpaling ke koalisi Anies Baswedan. “Memang ada yang kecewa dengan bergabungnya beliau (Prabowo) ke pemerintah,” kata Imam kepada Tempo, Jumat, 22 September lalu.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Francisca Christy Rosana dan Hussein Abri Dongoran berkontribusi dalam penulisan artikel ini. Di edisi cetak, artikel ini terbit di bawah judul "Gejolak Sebelum Tarung"