Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

arsip

Peran Pensiunan Jenderal Pendukung Prabowo Subianto

Prabowo Subianto mendapat dukungan dari purnawirawan TNI yang dulu menjadi seterunya. Melupakan dosa pelanggaran HAM berat.

24 September 2023 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DUA kali Glenny Kairupan menghubungi Letnan Jenderal (Purnawirawan) Agum Gumelar pada Ahad, 17 September lalu. Ia meminta Ketua Umum Persatuan Purnawirawan dan Warakawuri Tentara Nasional Indonesia-Kepolisian RI (Pepabri) itu datang ke rumah Prabowo Subianto. Glenny, purnawirawan TNI bintang dua, menyampaikan bahwa mantan presiden Susilo Bambang Yudhoyono akan berkunjung ke rumah Prabowo di Hambalang, Bogor, Jawa Barat.

Kepada Glenny pagi itu, Agum menjawab belum pasti hadir karena ada kegiatan lain. Namun, pada siang hari, mantan Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus itu mengiyakan undangan Glenny. “Saya hadir secara pribadi, bukan mewakili Pepabri yang merupakan organisasi netral,” kata Agum Gumelar kepada Tempo di rumahnya di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa, 19 September lalu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini



Yudhoyono, teman seangkatan Glenny dan Prabowo di Akademi Militer, datang ke Hambalang untuk mendukung Prabowo sebagai calon presiden. Pada Jumat, 1 September lalu, Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat itu menyatakan keluar dari koalisi Anies Baswedan. Sebabnya, Anies memilih Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar sebagai calon wakil presiden.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Susilo Bambang Yudhoyono bertemu dengan Prabowo Subianto bersama dengan mitra Koalisi Indonesia Maju, di Bogor, Jawa Barat, 18 September 2023. Dok. Partai Gerindra/Twitter @Gerindra

Di Hambalang, Yudhoyono mengucapkan dukungan kepada Prabowo. “For you (Prabowo), saya siap turun gunung,” ujarnya. Empat hari kemudian atau pada Kamis, 21 September lalu, dalam acara Rapat Pimpinan Nasional Demokrat, partai itu resmi bergabung dengan Koalisi Indonesia Maju untuk mengusung Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto sebagai calon presiden.

Selain Agum dan Yudhoyono, hadir Ketua Dewan Pertimbangan Presiden, Jenderal (Purnawirawan) Wiranto. Gerindra juga mengundang Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Pandjaitan serta bekas Kepala Badan Intelijen Negara, A.M. Hendropriyono. Tapi Luhut dan Hendropriyono tak hadir.

Kepada Tempo pada Kamis, 21 September lalu, Glenny Kairupan membenarkan kabar bahwa ia menghubungi Agum. Glenny bercerita, komunikasi dengan Agum juga terjalin menjelang peringatan ulang tahun Pepabri ke-64 yang diadakan di Wisma Elang Laut, Jakarta Pusat, Selasa, 12 September lalu. “Gue ingetin Prabowo supaya datang,” ucapnya.

Prabowo dan Yudhoyono hadir dalam acara itu. Bersama Agum, Wiranto, dan Hendropriyono, keduanya duduk mengitari meja yang sama. Mereka juga terlihat bernyanyi bersama. Tak terlihat tanda-tanda pertikaian panjang pada masa lalu yang terjadi di antara mereka.

Baca: Mengapa Jokowi Makin Condong Mendukung Prabowo Subianto?

Pada Agustus 1998, Agum dan Yudhoyono tergabung dalam Dewan Kehormatan Perwira yang menyidangkan Prabowo dalam kasus penculikan aktivis prodemokrasi. Bersama lima jenderal lain, Agum dan Yudhoyono merekomendasikan pemberhentian Prabowo. Setelah itu, Wiranto yang menjabat Panglima Angkatan Bersenjata Republik Indonesia memberhentikan Prabowo.

Wiranto, Agum, dan Hendropriyono mendukung Joko Widodo dalam pemilihan presiden 2014 dan 2019. Menjelang pemilihan presiden 2014, Wiranto menggelar konferensi pers yang menjelaskan pemecatan Prabowo dari militer. Adapun Hendropriyono menyebut Prabowo sebagai “psikopat”. Sedangkan Yudhoyono memilih berada di barisan pendukung Prabowo. 

Glenny Kairupan bercerita, hubungan Prabowo Subianto dengan Agum Gumelar kembali membaik seusai Pemilihan Umum 2019, terutama setelah Prabowo dilantik menjadi Menteri Pertahanan. “Saya juru damainya,” kata Glenny disertai tawa. 

Menurut Glenny, Agum juga telah menyatakan akan mendukung Prabowo sebagai calon presiden. “Iya, beliau mendukung,” tuturnya. Tapi Agum belum mau mengakui bahwa ia telah mendukung Prabowo. “Saya masih mengamati dan betul-betul teliti membaca situasi,” ujarnya.

Toh, Agum kini menyatakan bahwa masalah pelanggaran hak asasi manusia yang membelit Prabowo tak perlu lagi diungkit. Pertimbangannya, Prabowo telah menjalani sanksi pemberhentian dan sudah tiga kali menjadi peserta pemilihan presiden sejak 2009. Apalagi Presiden Jokowi mengangkat menantu bekas presiden Soeharto itu sebagai Menteri Pertahanan.

“Masalah pelanggaran HAM sudah tak relevan lagi,” ucap Agum, yang menjabat Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus periode 1993-1994. 

Ketua Umum DPP Persatuan Purnawirawan dan Warakawuri TNI dan Polri (Pepabri), Jenderal TNI (Purn) Agum Gumelar saat diwawancarai Tempo di kediamannya, Jakarta, Selasa, 19 September 2023. Tempo/M Taufan Rengganis

Sedangkan Wiranto—yang membentuk Dewan Kehormatan Perwira untuk menyidangkan Prabowo—telah menyatakan dukungan pada 1 Mei lalu. Saat itu ia bersama sejumlah politikus Partai Hati Nurani Rakyat atau Hanura datang ke rumah Prabowo. Bekas Ketua Umum Hanura itu menitipkan sejumlah kader untuk menjadi calon legislator dari Gerindra. Hanura kini dipimpin oleh Oesman Sapta Odang.

Seorang pejabat Istana dan seorang politikus Gerindra bercerita, salah satu penyebab Wiranto mendukung Prabowo adalah Hanura telah mengusung calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Ganjar Pranowo. Karena itu, tak mungkin Wiranto ikut mendukung Ganjar.

Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto berjabat tangan dengan Ketua Wantimpres Wiranto di Padepokan Garuda Yaksa Hambalang, Bogor, Jawa Barat, 1 Mei 2023. Antara/Yulius Satria Wijaya

Marsekal Madya (Purnawirawan) Daryatmo, Ketua Umum Hanura periode 2018, menampik informasi itu. “Beliau sudah mundur dari Hanura sejak 2019,” ujar purnawirawan dari TNI Angkatan Udara ini. Wiranto belum menjawab permintaan konfirmasi yang dilayangkan Tempo ke nomor teleponnya.

Baca: Perubahan Gaya Kampanye Prabowo Subianto

Orang dekat Wiranto, Sri Yunanto, yang ikut mendampingi bekas Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan itu, mengatakan Wiranto menilai Prabowo telah berubah dan menghargai seniornya. “Pak Wiranto menyebut Pak Prabowo pantas untuk menduduki posisi yang sedang dia perjuangkan,” katanya, Kamis, 21 September lalu.

Glenny Kairupan menyatakan bekas Kepala Badan Intelijen Negara, A.M. Hendropriyono, serta Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Pandjaitan juga mendukung Prabowo. Hendropriyono hadir dalam acara deklarasi dukungan Prabowo sebagai calon presiden di Stadion Haliwen, Atambua, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur, Ahad, 3 September lalu. 

Di sana Hendropriyono juga menyinggung ihwal kesetiaan kepada Prabowo. “Simbol kesetiaan kita adalah Pak Prabowo,” tuturnya di atas panggung. Sedangkan Luhut Pandjaitan, ucap Glenny Kairupan, mendukung Prabowo karena sejarah yang panjang di antara keduanya.

Luhut pernah menjadi atasan Prabowo di dinas tentara. Saat Luhut menjadi Komandan Detasemen Khusus 81 Penanggulangan Teror atau Gultor Kopassus, Prabowo menjadi wakilnya. Menurut Glenny, Luhut mungkin akan mendeklarasikan dukungan untuk Prabowo menjelang pendaftaran calon presiden dan wakil presiden. “Mungkin di dekat-dekat (pendaftaran),” ujarnya.

Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan berbincang dengan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto di Istana Negara, Jakarta, 13 September 2023. Antara/Hafidz Mubarak A

Kepada Tempo, orang dekatnya bercerita, Luhut belum menginstruksikan para purnawirawan TNI yang tergabung di Bravo 5 dan Cakra 19 untuk mendukung calon tertentu pada Pemilu 2024. Bravo 5 dua kali mendukung Jokowi dalam pemilihan presiden. Sedangkan Cakra 19, yang dibentuk belakangan, ikut bergerak memenangkan Jokowi pada Pemilu 2019.

Sumber yang sama mengatakan Luhut kini membentuk tim baru bernama Pandawa 5 untuk mendukung Prabowo Subianto. Luhut, dan juru bicaranya, Jodi Mahardi, tak menjawab pertanyaan yang diajukan Tempo ke nomor telepon selulernya.

Baca juga: Lobi Rahasia Anies-Muhaimin

•••

SEPANJANG tahun lalu, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto kerap mengumpulkan purnawirawan TNI di Hambalang. Dalam berbagai pertemuan itu, Prabowo meminta restu untuk maju lagi sebagai calon presiden. “Kami juga membahas perkembangan politik dan yang harus dilakukan ke depannya,” tutur Marsekal (Purnawirawan) Imam Sufaat kepada Tempo pada Jumat, 22 September lalu.

Baca: Mengapa Muhaimin Iskandar Meninggalkan Prabowo Subianto?

Imam, Kepala Staf TNI Angkatan Udara periode 2009-2012, mengatakan Prabowo kini telah mengantongi dukungan para purnawirawan dari tiga matra. Prabowo juga membentuk kelompok yang beranggotakan 22 mantan jenderal dari TNI Angkatan Darat, Laut, dan Udara. Kelompok ini dinamai Pejuang Merah Putih.

Imam Sufaat. Tempo/Hussein Abri Dongoran

Anggotanya antara lain Imam, Glenny Kairupan, Marsekal Madya (Purnawirawan) Hadian Sumintaatmadja, Laksamana Madya (Purnawirawan) Didit Herdiawan, Mayor Jenderal (Purnawirawan) Musa Bangun, dan Letnan Jenderal (Purnawirawan) Sjafrie Sjamsoeddin. “Ini tim khusus,” ujar Imam.

Imam menuturkan, kelompok ini tak memiliki pimpinan dan kantor. Rumah anggota tim dijadikan tempat pertemuan secara bergantian. Mereka berfokus memenangkan Prabowo di Pulau Jawa, yang memiliki 115 juta pemilih atau 56,33 persen pemilih nasional. Imam, misalnya, bertugas di Yogyakarta dan mendekati pimpinan pondok pesantren.

Pada Agustus lalu, Imam berkunjung ke Pesantren Al Muhdi Krapyak Lor. Imam juga ikut membuka komunikasi dengan Pengurus Pusat Muhammadiyah untuk mengatur pertemuan dengan Prabowo. Pada 14 Juli lalu, Prabowo bertemu dengan Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir di Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta.

Prabowo mengatakan pertemuan itu digelar untuk menjalin kerja sama dengan Muhammadiyah guna mengkaji program yang sudah dijalankan oleh Presiden Joko Widodo. “Bisa dipercepat dan ditingkatkan,” katanya saat itu.

Baca: Benarkah Gibran Rakabumin Raka Jadi Cawapres Prabowo?

Para purnawirawan yang tergabung di Gerindra pun gencar bermanuver untuk memenangkan Prabowo. Ketua Umum Purnawirawan Pejuang Indonesia Raya (PPIR) Musa Bangun menuturkan, organisasi sayap Gerindra itu mengkampanyekan visi dan misi Prabowo sebagai calon presiden serta menjelaskan hasil kerja Prabowo di Kementerian Pertahanan.

Mereka pun mendekati berbagai kalangan, seperti anak muda, dosen, dan ibu rumah tangga. “Semua bergerak memenangkan Prabowo,” ujar Musa.

Anggota Dewan Pembina PPIR, Glenny Kairupan, mengklaim PPIR beranggotakan sekitar 70 ribu purnawirawan TNI. Sebanyak 200 di antaranya berpangkat jenderal. “Mereka jadi agen di daerah, di kampung-kampung,” ucapnya.

Pada 3 Mei lalu, PPIR menggelar reuni akbar purnawirawan TNI-Polri di Jogja Expo Center, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Di sana Prabowo menyatakan akan tetap maju dalam pemilihan presiden 2024 karena ia dididik oleh para senior di TNI untuk tak mengenal menyerah. Prabowo kalah dua kali oleh Joko Widodo pada pemilihan presiden 2014 dan 2019.

Mantan Kepala Staf TNI Angkatan Udara, Imam Sufaat, mengatakan anggota PPIR diminta mendatangi 15 rumah dalam satu hari. Sedangkan anggota Penasihat PPIR Yogyakarta, Marsekal Muda (Purnawirawan) Azman Yunus, menyebutkan anggota PPIR ditargetkan membawa lima suara dari keluarga terdekatnya.

PPIR pun merekrut bekas personel bintara pembina desa (babinsa) dan bhayangkara pembina keamanan dan ketertiban masyarakat (bhabinkamtibmas) di berbagai daerah. Menurut Imam, mereka juga dilatih menjadi saksi di tempat pemungutan suara. Imam menganggap salah satu penyebab kekalahan Prabowo adalah saksi yang tak mumpuni.

Menjalankan tugasnya, para pensiunan babinsa dan bhabinkamtibmas mendapat sejumlah fasilitas. Misalnya sepeda motor untuk kendaraan operasional. “Babinsa di kampung saya senang dikasih motor baru,” ujar Azman Yunus pada Kamis, 22 September lalu. Mereka pun membawa bantuan sosial untuk penduduk yang didatangi.

Baca: Rapuhnya Koalisi Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto

Dukungan purnawirawan TNI tak serta-merta akan membuat Prabowo menang. Sebab, dukungan itu belum tentu menambah elektabilitas dan perolehan suara calon presiden. “Kalau logikanya banyak purnawirawan menghasilkan kemenangan, bukankah Prabowo tak akan kalah?” tutur Co-Founder Institute for Security and Strategic Studies Khairul Fahmi.

Kepala Departemen Politik dan Perubahan Sosial Centre for Strategic and International Studies atau CSIS, Arya Fernandes, menuturkan, para purnawirawan memang dilirik dalam setiap pemilu. Calon presiden cenderung memanfaatkan jaringan mereka, juga untuk memberikan pertimbangan dan strategi. “Pengaruh di level pemilih sangat terbatas,” katanya.

Imam Sufaat tetap meyakini banyaknya dukungan purnawirawan TNI akan memantapkan jalan Prabowo Subianto. Menurut Imam, pada pertengahan Oktober mendatang, para purnawirawan yang mendukung Prabowo, juga Susilo Bambang Yudhoyono, akan berkumpul di Hambalang untuk merapatkan barisan.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Francisca Christy Rosana, Egi Adyatama, Didit Haryadi dari Makassar, Shinta Maharani dari Yogyakarta, dan Hanaa Septiana dari Surabaya berkontribusi dalam penulisan artikel ini. Di edisi cetak, artikel ini terbit di bawah judul "Motor Babinsa Mengawal Suara"

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus