Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
B
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
ARU mengancik pukul enam pagi pada Ahad, 25 Juni lalu, rumah mantan Kepala Staf Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara, Agus Supriatna, di Raffles Hills, Depok, Jawa Barat, ramai tetamu. Ratusan relawan pendukung calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Ganjar Pranowo, datang ke rumah purnawirawan TNI tersebut. Pagi itu, Ganjar menjumpai ratusan pendukungnya di griya Agus.
Selama lebih dari setengah jam, Agus, Ganjar, dan ratusan relawan meriung. Agus bercerita, sejumlah peserta melayangkan pertanyaan kepada Ganjar tentang program yang akan dikerjakan kalau ia terpilih menjadi presiden. “Mas Ganjar bilang program Presiden Joko Widodo sudah baik, tapi perlu percepatan lagi,” kata Agus kepada Tempo di rumahnya, Rabu, 20 September lalu.
Agus satu dari ratusan purnawirawan TNI dan polisi yang mendukung Ganjar. Mereka berhimpun dalam relawan Ganjar Punya Rakyat (Gapura) Nusantara. Agus, lulusan Akademi Angkatan Udara 1983, menjadi pembina organisasi relawan tersebut. Pada Pemilihan Umum 2019, Agus menggalang purnawirawan TNI Angkatan Udara untuk mendukung pasangan Joko Widodo-Ma’ruf Amin.
Menurut Agus, setelah tersiar kabar ia terlibat di Gapura Nusantara, berbagai kelompok pendukung Ganjar di Cibubur dan sekitarnya berbondong-bondong ke rumahnya. Mereka menyatakan bergabung sebagai relawan bekas Gubernur Jawa Tengah itu. “Kami bertugas mensosialisasi Mas Ganjar ke komunitas dan kolega-kolega kami,” ujarnya.
Purnawirawan lain yang menyokong Gapura Nusantara adalah Bernard Kent Sondakh. Di Gapura Nusantara, Kepala Staf TNI Angkatan Laut 2002-2005 itu menjadi ketua dewan pembina. Seperti Agus, Kent adalah pendukung Jokowi pada pemilihan presiden 2019. Ia mendirikan Jala Nusantara, yang berisi pensiunan Angkatan Laut.
Kent bercerita, sejumlah purnawirawan mulai melirik Ganjar Pranowo sebagai calon presiden pada 2021. Partai banteng baru mendeklarasikan Ganjar sebagai calon presiden di Istana Batutulis, Bogor, Jawa Barat, pada 21 April lalu.
Awal tahun ini, Kent berkomunikasi dengan Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto untuk memberitahukan rencana deklarasi Ganjar. Saat itu Kent melihat sejumlah komunitas pensiunan jenderal telah bermanuver ke koalisi Prabowo Subianto ataupun Anies Baswedan. “Saya tak bisa menunda lagi untuk menjaga kesolidan,” tuturnya.
Baca: Beda Kampanye Ganjar Pranowo-Prabowo Subianto
Setelah Gapura Nusantara terbentuk, para purnawirawan langsung mengkampanyekan Ganjar. Gapura Nusantara juga menggelar pelatihan juru kampanye di berbagai kota. Selain bertugas membeberkan kinerja dan rekam jejak Ganjar, peserta pelatihan diperintahkan merekrut koleganya untuk membentuk jaringan, mirip model pemasaran berjenjang.
Bagi Kent, purnawirawan TNI punya dampak elektoral bagi calon presiden. Setelah purnatugas, pensiunan jenderal aktif di berbagai organisasi kemasyarakatan dan memimpin perusahaan. Dengan begitu, para mantan perwira ikut mempengaruhi pemilih.
Kent, misalnya, menjadi komisaris di perusahaan yang karyawannya belasan ribu orang. Ia juga aktif sebagai pembina di Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia, yang diklaim beranggotakan jutaan nelayan. “Kami masih punya taring,” kata Kent.
Ketua Umum Gapura Nusantara Agus Setiadji mengatakan tugas utama kelompok relawan ini adalah mengenalkan Ganjar ke pelosok, khususnya di luar Jawa Tengah. Ia menyebutkan politikus PDIP itu belum cukup populer di sekitar daerah tapal kuda di Jawa Timur. Kawasan ini meliputi antara lain Kota Probolinggo, Kabupaten Probolinggo, Situbondo, dan Bondowoso.
Survei Saiful Mujani Research and Consulting menangkap perhatian Agus Setiadji tentang popularitas Ganjar itu. Dalam sigi yang digelar tujuh kali sepanjang tahun ini, ketenaran Ganjar selalu di bawah Prabowo Subianto dan Anies Baswedan. Pada sigi Agustus lalu, 84 persen responden mengenal Ganjar, sementara popularitas Prabowo 95 persen dan Anies 86 persen.
Di kalangan pemilih dari kelompok Islam, Ganjar juga tertinggal dari dua kompetitornya. Sigi Lingkaran Survei Indonesia Denny J.A. mencatat kepopuleran Ganjar di pemilih berlatar Nahdlatul Ulama hanya 85,9 persen. Adapun Prabowo 98 persen dan Anies 87,4 persen. “Ganjar harus lebih sering dikenalkan ke akar rumput,” ucap Agus.
Mantan Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan itu mengatakan relawan yang bergabung dengan Gapura Nusantara sudah mendatangi rumah warga untuk mensosialisasi Ganjar. Para pengurusnya juga menggelar pasar murah dan penyediaan akses air bersih. Program ini sudah berjalan di Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Baca: Rapuhnya Koalisi Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto
Para purnawirawan di Gapura Nusantara punya aspirasi mengenai kriteria calon wakil presiden Ganjar. Gagasan itu pernah disampaikan Agus Setiadji dan koleganya kepada Ganjar. “Calon harus memegang teguh empat pilar kebangsaan,” kata purnawirawan laksamana madya itu. Empat pilar tersebut adalah Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhinneka Tunggal Ika.
Menurut Agus, tokoh yang memahami empat pilar kebangsaan bukan hanya calon dari kalangan militer, tapi juga sipil. Ia memastikan sejumlah kandidat yang dibahas PDIP masih sama-sama punya peluang untuk dipilih, termasuk calon berlatar belakang tentara. “Semua punya kompetensi,” ujarnya.
Daftar calon wakil presiden Ganjar diungkap Ketua Bidang Ekonomi PDIP Said Abdullah. Ia menyebutkan ada tujuh kandidat yang sedang ditapis. Di antaranya Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud Md. Pada Ahad, 10 September lalu, Ganjar telah bertemu dengan Mahfud.
Satu-satunya calon wakil Ganjar dari kalangan purnawirawan adalah Andika Perkasa. Andika, yang juga menantu bekas Kepala Badan Intelijen Negara, A.M. Hendropriyono, menjabat Panglima TNI 2021-2022. “Nama itu yang ada di kantong Ibu Megawati,” kata Ketua Badan Anggaran DPR tersebut.
Andika masuk berbagai survei sebagai kandidat wakil presiden. Elektabilitasnya baru 2,8 persen dalam survei Indikator Politik Indonesia yang digelar pada Mei lalu. Tingkat keterpilihan Andika pun hanya 2 persen versi sigi yang diadakan Lembaga Survei Indonesia pada akhir Agustus lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mantan Panglima TNI, Jenderal (Purnawirawan) Andika Perkasa, menjadi pembicara dalam kuliah umum di Jakarta, 8 Agustus 2023. Antara/Galih Pradipta
Seorang purnawirawan di Gapura Nusantara mengaku pernah berdiskusi dengan Andika mengenai peluangnya mendampingi Ganjar. Kepada narasumber ini, Andika menyatakan siap menjalankan tugas apa saja yang diberikan Ganjar untuk menghadapi pemilihan presiden 2024. Belakangan, Andika justru ditunjuk menjadi Wakil Ketua Tim Pemenangan Nasional Ganjar Pranowo.
Baca: Jebakan Presidential Threshold
Dihubungi pada Selasa, 19 September lalu, Andika mengatakan jadwal kegiatannya padat hingga pertengahan Oktober mendatang. Tapi dia pernah menyatakan bahwa ia tak mematok target untuk menjadi calon wakil presiden saat merespons kabar tentang tujuh kandidat pendamping Ganjar.
Andika Perkasa menuturkan, dia ingin memulai kariernya sebagai purnawirawan TNI. Ia mengakui telah berkomunikasi dengan PDIP, tapi membantah jika disebut membahas calon wakil presiden Ganjar Pranowo. “Bahwa Pak Said mengatakan saya berpeluang, ya terima kasih banyak,” ujarnya.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Egi Adyatama berkontribusi dalam penulisan artikel ini. Di edisi cetak, artikel ini terbit di bawah judul "Unjuk Taring Jenderal Tua".