Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

arsip

Raup Untung dari Limbah Sawit, KIS Biofuels Indonesia Bangun Pabrik BioCNG Ketiga di Sumut

Pabrik BioCNG ketiga dibangun di areal seluas 120 meter persegi dengan investasi sebesar USD 3,6 juta atau sekitar Rp 50 miliar.

12 Oktober 2024 | 13.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - PT KIS Biofuels Indonesia dan PT Tolan Tiga Indonesia memulai pembangunan pabrik BioCNG komersial pertama di Kabupaten Labuhanbatu Selatan (Labusel), Sumatera Utara.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Peletakan batu pertama dihadiri CEO KIS Group, Raghunath KR; Presiden Direktur PT Tolan Tiga Indonesia, Peter Bayliss dan Bupati Labuhanbatu Selatan, Edimin. Pabrik BioCNG berada di areal Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Kebun Perlabian milik SIPEF Group.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Raghunath menjelaskan, pabrik dibangun di areal seluas 120 meter persegi dengan investasi sebesar US$ 3,6 juta atau sekitar Rp 50 miliar. Nantinya, pabrik akan memproduksi sekitar 320-350 MMBTU BioCNG setiap hari. 

Raghunat merasa bangga bisa kembali bekerja sama dengan SIPEF Group yang berpengalaman dalam industri kelapa sawit. Apalagi selama ini telah mengolah secara mandiri limbah sawitnya menjadi biogas. 

"Ini pabrik komersial ketiga di Sumatra Utara. Hasil produksi BioCNG dijual ke PT Unilever yang beroperasi di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei. Ini wujud komitmen bersama menyiptakan energi ramah lingkungan dan mengurangi emisi karbon untuk industri kelapa sawit berkelanjutan," kata Raghunath, Kamis, 10 Oktober 2024, di lokasi pembangunan pabrik. 

Pabrik BioCNG yang dibangun KIS Group, tiga diantaranya berada di Sumut, semuanya pabrik komersil yang menjual gas BioCNG-nya ke Unilever. Empat pabrik lain berstatus nonkomersil, salah satunya berlokasi di Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah.

"Sesuai perjanjian, pabrik BioCNG akan beroperasi selama 15 tahun. Akan memberi manfaat yang konsisten kepada perusahaan kami dan komunitas lokal," ucap Raghunath.

Presiden Direktur SIPEF Group, Peter Bayliss, mengatakan, pabrik dibangun dengan model Build Own Operate Transfer (BOOT). Menjadi tindaklanjut atas keberhasilan pabrik biogas yang telah beroperasi selama delapan tahun terakhir di PT Tolan Tiga Indonesia. 

“Dengan menambahkan pabrik BioCNG, kami membuat langkah substansial lainnya menuju pengurangan karbon dan merangkul transisi energi," kata Peter.

Proyek kali ini, lanjut Peter, dalam rangka mengembangkan teknologi pengolahan limbah. Kebun sawit seluas 8.000 hektare milik PT Tolan Tiga Indonesia mampu memproduksi 55 ton Tandan Buah Segar (TBS) setiap jam. Menghasilkan sekitar 33 ton limbah setiap jam atau sekitar 1.100-1.200 ton per hari. 

"Selama ini, limbah sawit diproduksi kembali menjadi gas sebanyak 30.000 liter kubik. Dengan adanya pabrik BioCNG nanti, 60 persen dari produksi gas diupgrade menjadi BioCNG, dibotolkan dan dijual," imbuhnya. 

Tidak hanya membantu keberlangsungan pabrik, pabrik BioCNG juga membantu masyarakat Labusel dan sekitarnya. Ini adalah langkah transformatif bagi industri kelapa sawit. Limbah yang dihasilkan menjadi tantangan terhadap lingkungan.

Namun di sini peluang, mengubah limbah jadi BioCNG hanya menghasilkan energi bersih dan terbarukan, juga membantu mengurangi emisi karbon, memperbaiki kualitas udara dan mengelola limbah secara berkelanjutan.

Peter mengatakan, proyek BioCNG menandai langkah penting dari misi SIPEF mengurangi jejak karbonnya dengan menangkap emisi metana dan mengubahnya menjadi energi bersih dan terbarukan.

BioCNG yang diproduksi akan dipasok ke perusahaan-perusahaan terkemuka seperti Unilever, yang selanjutnya akan memajukan upaya transisi energi Indonesia. Inisiatif ini merupakan kelanjutan alami dari upaya penangkapan metana perusahaan yang secara signifikan mengatasi emisi CO2 di wilayahnya.

"Proyek ini menunjukkan komitmen berkelanjutan kami terhadap inovasi, sejalan dengan tujuan Indonesia untuk beralih ke sumber energi lebih berkelanjutan dan terbarukan. Selain menyediakan energi bersih, pabrik juga menyiptakan banyak lapangan pekerjaan untuk masyarakat, meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup mereka," kata Peter.

SIPEF Group telah mengoperasikan lima pabrik biogas di seluruh Indonesia. Deua pabrik tambahan saat ini sedang dibangun melalui kemitraan dengan KIS Group.

"Ini adalah kemitraan pertama kami dengan KIS group dalam proyek BioCNG, mereka tidak asing sama kami. Sudah membangun lima pabrik biogas untuk SIPEF group. Akan membangun dua pabrik lagi di tahun ini dan tahun depan, konstruksinya baru saja dimulai," beber Peter.

Bupati Labusel Edimin menyambut baik pembangunan pabrik BioCNG di wilayahnya. Menurutnya, proyek ini merupakan salah satu langkah penting memperkuat pembangunan ekonomi berkelanjutan yang tidak hanya berdampak positif terhadap lingkungan, tetapi juga memberi manfaat nyata bagi masyarakat dan daerah.

"Pabrik ini membantu mengurangi ketergantungan kita pada bahan bakar fosil, mendukung pengurangan emisi karbon yang sejalan dengan komitmen global menjaga lingkungan," katanya. 

Keberadaan pabrik pun diharap membuka lapangan pekerjaan baru, mendorong pembangunan infrastruktur energi, serta memberi kontribusi nyata terhadap perekonomian Kabupaten Labusel. Membuka peluang bagi peningkatan keterampilan tenaga kerja lokal dalam pengelolaan energi terbarukan.

“Semoga kerja sama KIS Group dan SIPEF berjalan lancar dan sukses. Terus memberi kontribusi bagi kesejahteraan masyarakat dan kemajuan daerah kami,” ucap Edimin. 

Groundbreaking pabrik BioCNG juga dihadiri perwakilan dari Unilever, Sinarmas Agro, Anglo Eastern Plantations, Bakrie Sumatera Plantations, Mitsui, Toyota, Navis Capital dan Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI).

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus