Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Reformasi di uni soviet

Soviet sedang melakukan perombakan besar-besaran ke arah demokrasi. tokoh-tokoh masa lalu seperti stalin dikecam. stalin dituduh membawa negara ke kehancuran. tak urung kebijaksanaan pemerintah pun dikecam.

15 April 1989 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kritik keras terhadap kebijaksanaan pemerintah meletup di surat kabar, institusi ilmiah, dan rapat-rapat terbuka di Moskow. Tak satu subyek pun tabu dibicarakan di depan hidung polisi dan agen KGB. Setiap hari muncul berita tentang bagaimana para pejabat berkomplot untuk menyabot reformasi Gorbachev. Apa yang sedang terjadi di balik negeri Tirai besi itu? Inilah Moscow: The Struggle for Reform yang ditulis oleh Abraham Brumberg -- kini "pengajar tamu" di Universitas John Hopkins, Amerika Serikat, seperti termuat dalam "The New York of Books". SAYA tiba di Moskow dalam bulan Desember. Yang pertama kalinya dalam tiga belas tahun terakhir ini. Pada kunjungan terakhir di tahun 1975, tak ada seorang pun selain beberapa gelintir pembangkang yang nekat -- berbicara dengan saya, kecuali kalau kami bertemu di taman atau di sebuah restoran yang jauh ke mana-mana. Tapi kali ini, saya mendengar kntik-kritik yang begitu keras terhadap kebijaksanaan pemerintah di kantor-kantor surat kabar, institusi ilmiah, dan, yang lebih hebat, di rapat-rapat terbuka yang dihadiri oleh ratusan orang. Lebih dari selusin akademisi dan penulis terkemuka menerima undangan saya untuk menyumbangkan tulisan-tulisan, buat buku saya mengenai prospek reformasi di Uni Soviet yang sedang berlaku sekarang ini. Tak kurang dari wakil pemimpin redaksi Berita Moskow meminta saya membuat tulisan yang akan dimuat dalam koran mingguan yang selalu "galak" dalam pemberitaannya. Kunjungan ke Moskow selama beberapa pekar akan menyebabkan seseorang sadar, zaman terkejut. perubahan di Uni Soviet telah dikebut. Lihatlah dalam berbagai pertemuan terbuka, tak ada satu pun topi yang tabu dibicarakan. Padahal, dalam kesempatan-kesempatan tersebut, selalu hadir polisi dengan wajah wajah tak berekspresi dan para agen KGB yang mengenakan baju preman. Mereka hanya berdiri dan mengawasi. Padahal, apa yang dibicarakan akan selalu keluar dalam berbagai penerbitan. Di bulan Desember saya mendengar desas-desus beberapa bab dalam memoar Marsekal Georgi Zhuko telah disensor. Bagian itu merupakan pasal-pasal yang melukiskan bagaimana Stalin mengadakan pembersihan dengan cara pembunuhan terhadap para perwira Soviet pada 1938. Termasuk tingkah lakunya yang merugikan, sebagai panglima Angkatan Bersenjata Soviet selama Perang Dunia II. Tak ada seorang pun sebelumnya menduga, bagian-bagian itu akan diterbitkan. Kemudian, pada 20 Januari yang lalu, bagian bagian itu muncul dalam harian Prauda. Beberapa orang yang skeptis di Barat dan di Uni Soviet sendiri mengatakan bahwa pendokumentasian pembunuhan-pembunuhan pada zaman Stalin (lebih dikenal dengan sebutan Stalinschina), merupakan cara untuk mengalihkan perhatian orang banyak dan kritik mereka terhadap keadaan dewasa ini. Tapi pada kenyataannya, keadaan-keadaan dewasa ini justru menjadi bulan-bulanan kritik. Pers Soviet penuh dengan laporan tentang pencemaran lingkungan tentang geng-geng "mafia" yang mengkhususkan diri pada pemerasan dan "memberi perlindungan", taraf kehidupan yang makin merosot, keadaan buruk kesehatan masyarakat, kekurangan perumahan, dan tentang barang-barang dari toko pemerintah yang dilego ke pasar gelap. Tak pernah terlewatkan setiap hari adalah berita tentang bagaimana para chinovniks -- pejabat -- berkomplot untuk menyabot reformasi Gorbachev. Juga tak bisa dianggap remeh begitu saja pengungkapan-pengungkapan tentang masa lalu, termasuk "periode kemacetan" pada masa Brezhne Forum yang paling menarik untuk pengungkapan semacam itu adalah Badan Peringatan -- Memorial Society -- yang diketuai oleh Andrei Sakharov Organisasi itu dibentuk pada 1987, ketika sekelompok anak muda mulai mengumpulkan tanda tangan untuk mendukung sebuah petisi yang mengusulkan didirikannya sebuah monumen untuk: "para korban penindasan Stalin". Walaupun selalu diganggu oleh polisi, kelompok itu didukung oleh Literatumaia qazeta dan pada Juli lak telah disetujui oleh Partai. Sejak itu, lebih dari 50.000 orang telah turut menandatangani petisi tersebut. Malah kemudian kelompok itu menjadi bengkak karena banyak organisasi lain yang bergabung dipimpin oleh suatu "Dewan Rakyat" yang tetap diketuai oleh Sakharov. Badan itu selalu mengadakan pertemuan pertemuan umum dan mengundang para sejarawan serta para korban Stalin yang selamat dari teror, berikut sanak saudara mereka. "Bagaimana mungkin, seorang medioker seperti Stalin berhasil mengalahkan orang-orang yang jelas lebih brilyan dan penuh bakat seperti Trotsky, Zinoviev, dan Bukharin?" tanya Sejarawan Leonid Batkin. Hanya dengan mempelajari bagaimana Stalin menaiki takhta kekuasaan, barulah ijta akan dapat mengetahui bagaimana para medioker uang sekarang sudah lanjut usia dapat berkuasa lebih lari setengah abad lamanya. Akhirnya pertemuan itu mengeluarkan sebuah pernyataan yang mengutuk Stalin, karena ia telah "membawa negeri ke kehancuran". Dan juga menyerukan, agar pemerintah membuka arsip-arsip tentang kekejaman-kejamannya dan juga orang-orang yang terlibat dalam kejahatan kejahatannya. Beberapa hari kemudian atas anjuran seorang sejarawan dan pengritik pemerintah terkemuka, Boris Kagarlitsky, saya menghadiri suatu rapat umum yang disponsori oleh Front Populer, suatu koalisi kelompok-kelompok oposisi yang beranggotakan beberapa ribu orang. Pertemuannya sendiri diadakan di salah satu gedung yang mendapat julukan "Rumah Kebudayaan". Berlainan dengan pertemuan yang diselenggarakan Badan Peringatan, sekitar 500 hadirin yang berkumpul di sana berusia sekitar dua puluh dan tiga puluh tahun. Banyak di antara mereka mahasiswa dan malah ada pula yang jelas-jelas buruh. Di dinding bertempelan poster-poster seperti "Tempatkan KGB di bawah pengawasan Soviet!" Setiap pembicara yang ngomong selalu mengutuk pemerintah, yang telah membiarkan orang-orang Armenia diserang di Azerbaijan. Masalah proses pengambilan keputusan tingkat tinggi dalam partai dan pemerintah yang selalu dirahasiakan juga diserang di samping kegagalannya untuk memberikan "kebebasan dasar" kepada rakyat. Malah seorang pembicara mengusulkan agar dibentuk suatu pengadilan internasional "ala Nuremberg" untuk mengadili tokoh-tokoh yang terlibat dalam Stalishchina (penyembelihan oleh Stalin) dan Brezhnevshchina (kemacetan yang diakibatkan oleh pemerintahan Brezhnev) yang masih hidup. Ketika seorang fungsionaris partai berdiri dan menyerukan untuk: "berterima kasih baik kepada partai Komunis dan Angkatan Bersenjata Soviet" karena telah berhasil 'mempertahankan kemerdekaan', maupun kepada Gorbachev yang telah memberikan 'demokrasi' kepada rakyat", hampir semua yang hadir meledak tertawa. Lalu terdengar seruan, "Hei kamu, demagog!" Sebenarnya, itu bukan peristiwa yang luar biasa lagi. Dalam setiap pertemuan umum yang saya hadiri, para pembicara partai selalu disoraki dan disuruh turun dari panggung. Ketika hal itu saya ceritakan kepada seorang teman Rusia, ia menjawab, "Sekarang Anda baru mengerti mengapa Gorbachev bersikeras, agar sepertiga dari anggota Kongres Wakil Rakyat semacam DPR dan MPR -- dipilih langsung oleh rakyat. Tanpa itu, hanya Tuhan yang tahu, bagaimana cara kerja birokrasi dan partai itu.Dhn.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum