Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
IA adalah salah satu filsuf terpenting Prancis saat ini. Ia terlibat dalam demonstrasi Paris 1968 yang anarkistis. Saat itu Daoed Joesoef (kemudian Menteri Pendidikan dan Kebudayaan) sedang menempuh studi di Université Paris 1. Jejak Paris 1968 sangat berbeda terhadap keduanya. Joesoef menghadapi demonstrasi mahasiswa 1978 dengan melarang kegiatan politik dalam kampus. Sedangkan Jacques Rancière melanjutkan penelitiannya tentang gerakan kiri, kaum buruh dan yang terpinggirkan, juga mengembangkan pemikirannya mengenai kesetaraan radikal, politik sebagai disensus, dan estetika dalam disrupsi. Berikut ini petikan wawancara Ayu Utami dengan Rancière tentang sastra dan politik di kediamannya di Paris.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Di edisi cetak, wawancara ini terbit di bawah judul "Politik Memberi Eksistensi kepada Orang-orang yang Tidak Eksis". Wawancara lengkap dengan Jacques Rancière dan seminar tentang pemikirannya akan diadakan di LIFEs pada Sabtu, 12 Agustus 2023